- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Di Zaman Purba, Hoax Selamatkan Hidup Manusia


TS
futuregeeks
Di Zaman Purba, Hoax Selamatkan Hidup Manusia
Quote:

Heboh-heboh soal Saracen belakangan ini bikin sebagian besar orang mungkin lebih aware soal berita-berita palsu. Tapi bisa jadi juga ada yang nggak aware sama sekali soal apakah sebuah berita itu memang benar atau cuma hoax.
Berita palsu atau hoax sebenarnya nggak selamanya berdampak buruk lho, GanSis. Soalnya, di awal kehidupan manusia di Bumi, justru hoax semacam ini berperan dalam meningkatkan keselamatan hidup manusia.
Gimana bisa?

Penjelasan ini diberikan oleh dr Roslan Yusni Hasan, SpBS, seorang dokter spesialis bedah syarar. Dikutip Kompas.com, dr Roslan menjelaskan bahwa secara evolusioner, manusia bertahan karena hoax (pada masa purba). Semakin mengancam sebuah hoax, maka akan semakin dipercaya.
Kita ambil contoh di masa lalu misalnya, ketika manusia-manusia masih berhadapan dengan binatang liar di alam terbuka. Saat melihat semak-semak bergerak, mereka pasti akan merasa terancam. Imajinasi mereka kemudian merespons dengan spekulasi bahwa "oh! Mungkin itu predator!" Padahal kan bisa jadi angin atau kelinci, misalnya.
Tanpa adanya konfirmasi lebih dulu, mereka langsung mengambil keputusan untuk kabur demi menghindari santapan pemangsa yang menurut spekulasi mereka ada di dalam semak-semak. Mereka pun selamat.
Sebaliknya, kalau misalnya manusia itu memilih melakukan konfirmasi terhadap apa yang ada di balik semak-semak, kemungkinan nyawanya akan selamat jadi lebih kecil. Rasa penasaran itu bisa jadi membawa mereka ke kematian karena bisa jadi memang di balik semak-semak itu adalah predator.
dr Roslan melanjutkan, makin lama dalam perjalanan evolusi, orang-orang dengan otak konspiratif lebih gampang bertahan hidup, ketimbang orang-orang yang ingin tahu terus.
(Ane jadi kepikiran sama film-film horor, nggak heran yang cepat mati adalah orang-orang yang selalu kepo)

Makanya di masa itu, orang yang percaya hoax bisa meneruskan keturunannya. Ketika meneruskan keturunannya, mereka juga meneruskan sifat mudah percaya (pada hoax). Makanya, manusia yang selalu ingin tahu (yang nggak percaya hoax) lebih sedikit hidup di bumi.
"(Percaya pada hoax) berjalan secara sains, kenapa lebih banyak orang lebih suka hoax daripada yang nggak suka. Makin mengancam hoax, makin gampang diterima." kata dr Roslan.
Sekarang tentu saja manusia nggak lagi hidup di alam bebas, GanSis. Tapi hoax masih berkembang lewat teknologi. Media sosial memberi peran besar dalam penyebaran hoax di masa kini.
Karena percaya pada hoax sudah jadi naluri manusia, jadi sebaiknya sekarang budayakan dan biasakan (dan sebarkan budaya dan kebiasaan) untuk mengecek kebenaran sebuah berita sebelum menyebarkannya.
Don't be that stupid people on social media. Be wise! Kita bukan manusia purba lagi.



Sumber.
0
33.5K
Kutip
141
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan