"Hari itu aku tahu, bahwa ada seseorang yg singgah di hatiku, dan diam-diam aku perhatikan. Hari itu aku sadar, bahwa sebuah pertemuan telah memberiku warna baru. Terimakasih temu "
....

Senja sore itu beriringan dengan hembusan angin sepoi-sepoi ditengah keramaian dan lalu lalang anak-anak yg saling bercengkerama. Waktu telah berlalu begitu cepat, sudah sejak 5 tahun yg lalu, saat masih memakai seragam putih biru. Aku dan semua ceritaku yg masih ku ingat dengan baik. Dan kamu, yg jadi pemanisnya. Masih sama, apa yg sama? Rasaku yg telah mati untuknya masih sama. Masih jadi miliknya, segala resah dan rindu yg tak bisa kuungkap meski aku sangat ingin
....
Mataku mengedarkan pandangannya, mencari titik temu yg sangat ingin aku lihat. Dimanakah? Masihkah dia jadi pemilik tatapan teduh itu atau dimatanya telah hilang keberadaanku. Sungguh aku hampir mati penasaran jika tak dapat ku temui dirinya. Disana, dibalik photobooth itu, iya itu adalah dirinya yg selama 2 tahun terakhir menghilang. Air mataku hampir saja menetes sesaat setelah mataku bertemu dengan matanya. Bagaimana bisa aku berkata-kata, sedangkan ada banyak kata yg ingin ku katakan.
"Iya itu dia" Sahut suara tak asing itu.
"Ehh, apa sih? Hehe."
"Aku tahu kok kamu baper kan lihatin dia, samperin gih"
"Aku? Enggak ah malu."
"Malu kenapa? Kayak sama siapa aja sih."
"Aku udah 2 tahun lebih nggak ketemu dia, mungkin dia udah beda sekarang. Aku udah nggak komunikasian selama itu. Dia pasti sibuk sama dunianya sendiri."
"Ups, maaf aku nggak tahu se-mellow itu kisah kalian. Padahal kalian itu mate banget. Aku sampai iri."
"Orang luar mungkin nggak tahu bahwa dalam hubungan yg retak terdapat rindu mendalam yg perlahan menyakitkan."
....
Dan kau, masih jadi yg ku rindu hingga hari ini. Akankah kau yg jadi akhir penantianku?
....
Bersambung...