Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hijrah.chalengeAvatar border
TS
hijrah.chalenge
[korban 1,5 juta]Di Armenia, Fadli Zon Kunjungi Monumen Genosida


Yerevan - Tak semua tokoh negara di dunia mengunjungi tempat ini. Ini adalah tugu mengenang darah etnis Armenia yang ditumpahkan Turki Usmani saat kekacauan Perang Dunia I.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengunjungi monumen peringatan genosida Armenia di Tsitsernakaberd Memorial Complex, Yerevan, Armenia, Jumat (31/8/2017).

Fadli Zon melangkah ke bagian utama monumen di lapangan terbuka ini. Anggota DPR yang ikut ke kunjungan ke Armenia adalah Jimmy Demianus Ijie dari Fraksi PDIP, Fadhlullah dari Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono dari Partai Gerindra, dan Ermalena dari PPP.

Ada pula Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina, Georgia, dan Armenia Yuddy Chrisnandi dan Konsul Kehormatan Indonesia untuk Armenia Yervand Voskanyan. Wakil Ketua Parlemen Republik Armenia, Mikayel Melkumyan pun turut menemani.

Musik klasik terdengar dari pelantang yang dipasang di tepian. Masing-masing anggota dewan diberi setangkai bunga mawar warna putih. Mereka melangkah ke arah monumen di siang musim panas ini, jaraknya 50 meter sampai tugu lancip yang menjulang tinggi 44 meter.

Foto: Fadli Zon Kunjungi Monumen Genosida di Armenia. (Danu Damarjati/detikcom).

Monumen itu sendiri berbentuk lempengan-lempengan batu raksasa, jumlahnya ada 12 lempeng merepresentasikan 12 provinsi yang menurut mereka 'hilang', maksudnya menjadi teritorial Turki. Di tengahnya ada api abadi sebagai pusat monumen ini.

Fadli Zon dan rombongan anggota dewan menaruh bunga di tepian api abadi itu dan sejenak menunduk mengheningkan cipta. Ini adalah penghormatan untuk etnis Armenia yang menjadi korban genosida.

Selanjutnya, Fadli dan rombongan melangkah ke Museum Genosida Armenia. Di dalam museum, Fadli mendengarkan penjelasan dari pemandu. Banyak foto-foto dipajang, benda-benda bukti sejarah genosida dipampang, dan layar interaktif difungsikan.

Keterangan yang dicantumkan terdiri dari Bahasa Armenia dengan huruf Armenia tentunya, Bahasa Inggris dengan Huruf Latin, dan Bahasa Rusia dengan Huruf Cyrilic. Museum ini cukup moderen, pengunjung terdiri dari berbagai usia, dari anak-anak sampai orang dewasa.

Foto: Fadli Zon Kunjungi Monumen Genosida di Armenia. (Danu Damarjati/detikcom).

Monumen dan museum ini didedikasikan untuk 1,5 juta orang Armenia yang digenosida Turki. Pemerintah Turki sendiri menolak mengakui adanya genosida tersebut. Belum pernah ada pejabat Turki yang berkunjung ke monumen yang berdiri tahun 1967 di era Uni Soviet ini. Museum didirikan pada 1995.

Genosida adalah pembunuhan terorganisir untuk mengakhiri eksistensi kelompok manusia tertentu. Pemerintah Turki dituding Armenia sebagai dalang. Peristiwanya sendiri berlangsung pada 1915 dan 1918, dilanjut antara 1920 dan 1923.

"Memang itu peristiwa yang sensitif di masa lalu," kata Fadli Zon kepada detikcom di Yerevan.

Foto: Fadli Zon dan rombongan DPR Kunjungi Monumen Genosida di Armenia. (Danu Damarjati/detikcom).

Masyarakat internasional, sebagian mengutuk genosida itu dan sebagian lagi tidak. Pada Mei 1915, Inggris Raya, Prancis, dan Rusia menyatakan pihak Turki harus bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini.

Banyak tokoh yang mengunjungi monumen ini, antara lain Paus Yohannes Paulus II, Paus Fransiskus, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Jacques Chirac, Nicolas Sarkozy, dan Francois Hollande. Hillary Clinton dari Amerika Serikat, hingga rocker Deep Purple Ian Gillan. Tentu saja tak ada pejabat Turki yang tercatat pernah berkunjung.
Foto: Fadli Zon Kunjungi Monumen Genosida di Armenia. (Danu Damarjati/detikcom).

Bagaimana posisi Indonesia? Fadli menjelaskan Indonesia tak terlibat dalam perkubuan pro dan kontra terkait genosida Armenia. Apalagi Indonesia juga punya hubungan baik dengan Turki.

"Kita dalam posisi melihat secara netral. Kita adalah negara yang bebas aktif. Tetapi kita juga tidak membiarkan pelanggaran kemanusiaan," tuturnya.

"Kita harus melihat dari sisi-sisi yang lain. Sampai sejauh ini Indonesia tidak berpendapat soal genosida itu, karena kita harus mengkaji lebih dalam," lanjut Fadli. (dnu/elz)

https://m.detik.com/news/berita/3626909/di-armenia-fadli-zon-kunjungi-monumen-genosida

==================================

the real genosid...

10.000 tewas di Yaman bukan genosida.

400 tewas di myanmar genosida.

emoticon-Traveller
0
3.5K
21
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan