CW BNN yang dibunuh suaminya sering memaki maki suami.


http://www.tribunnews.com/metropolit...ci-maki?page=4

Dan itu buat saya mikir. Kalo si cw dari awal emang maunya duit, kenapa nikah? Dari awal dia jadi piaraan cowok kaya beres. Nggak suka tinggal pergi nggak usah bayar pengacara ribut ama hakim.

Di dunia ada orang yang konservative dan liberal.

Orang konservative bilang musti nikah dulu baru ML.

Yang liberal bilang nggak nikah nggak apa apa. ML aja.

Tapi banyak di antara kita setengah setengah. ML dulu, lalu nikah.

Konservative kagak.

Liberal pun kagak karena ya itu ngapain nikah toh kamu udah mutusin buat ML nggak perlu nikah ini kan?

Karena agama?

Ini mungkin agak kontroversial.

Hukum agama Yahudi tidak pernah melarang sex diluar nikah. Yang dilarang justru adalah perceraian dan ya itu, menikah kalau sudah tidak perawan. Itu hukumannya mati.

Orang kristen sendiri punya interpretasi yang bervariasi. Ada ayat di perjanjian baru yang melarang "sexual immorality", tapi tidak ada aturan yang menyebut kalau sexual immorality itu termasuk sex diluar nikah.

Pemimpin agama tentu saja menganjurkan orang menikah supaya mereka dapet duit memberi pemberkatan dan konseling dan apa lah. Tapi sampai sekarang alasannya apa tidak jelas.

Perempuan yang menghadap Solomo itu dua duanya pramuria. Yang menulis kitab suci tau mereka pramuria tapi tidak diributkan karena pramuriaan waktu jaman Solomo memang legal. Legal karena hukum torah memang tidak melarang itu.

Ada sih larangan untuk tidak menjual anak perempuan ke pramuria. Tapi tidak ada larangan kalao cw memang mau jadi pramuria atas initiative sendiri.

Pernikahan jaman sekarang juga sudah jauh berbeda dari pernikahan jaman dulu. Jaman dulu tidak ada catatan sipil. Jadi Abraham Isak dan Yakub juga tidak menikah di catatan sipil. Jadi konyol sekali kalau orang ngotot menikah di catatan sipil karena agama.

Kalau toh orang mau menikah seperti di alkitab (tau deh agama lain) ya percuma. Pernikahan seperti yang di alkitab sudah tidak ada. Aturannya sudah beda semua. Kalo toh mau ya bikin deal aja sendiri custom sesuai mau tiap orang.

Keuntungan hukum dari pernikahan di catatan sipil boleh dibilang tidak ada. Baik nikah resmi maupun tidak hubungan ayah dan anak kandung tetap hubungan perdata. Bisa di test pake test genetic.

Jaman dulu, hak suami banyak. Menikah boleh dibilang suami atau ortunya "beli" istri yang umumnya baru berusia 12 tahun, dengan mas kimpoi. Jadi suami jadi kayak memiliki istri.

Jaman sekarang suami tidak punya hak apa apa. Mau ML ya kalo istri lagi mau. Kalo nggak namanya rudapaksaan. Kewajiban banyak. Bisa dituntut harta gono gini bisa ini bisa itu. Tapi hak tidak ada.

Banyak istri ngomelin suaminya kayak gini


http://www.tribunnews.com/metropolit...ci-maki?page=4

Kalo toh akhirnya gitu. Ujung ujungnya ya duit juga, buat apa lagi menikah? Jadi piaraan aja cari cowok kaya. Dari pada nikah tiap hari maki maki suami nggak punya mobil segala macem? Buat apa? Akhirnya mati dibunuh. bodoh sekali kan menikah itu?

Tanggung banget.