Perjalanan dimulai dengan start yang kurang bagus, tapi justru dari situlah bisa dijadikan bahan cerita. Setelah tuntas menyantap semangkuk bubur ayam dan bingung mencari toilet di pasar rebo, bus Warga Baru yang ditunggu mulai menampakkan wujudnya. Saat naik tidak ada firasat apapun, namun selepas pintu tol Tamini bus mulai minggir dan berhenti di bahu jalan tol jorr.

Awalnya mengira bus nya lagi ngetem, meskipun lokasi ngetemnya gak logis di dalem tol. Tapi kan memang angkutan umum sudah terbiasa ngetem di tempat yg gak logis juga . Sekitar 15 menit berhenti ternyata bus nya mogok dan para penumpang disuruh turun semua dan dioper ke bus Kramat Djati yang baru dateng dan langsung berebut masuk. Sayangnya bus tersebut tujuan Sadang-Subang, sedangkan kami tujuan Purwakarta, jadinya masih harus nahan dulu di pinggir tol. Beberapa menit kemudian akhirnya datang bus Warga Baru yang tujuan Purwakarta. Kami langsung bergegas naik, menaruh keril di belakang dan duduk.



Tiba-tiba saja semua menjadi gelap, seperti masuk terowongan lampegan. Ternyata setelah terang kembali sudah masuk di rest area tol menuju cipularang . Skip-skip sampai di terminal ciganea kami langsung turun dan mencari carteran angkot ke Lembu. Bermodalkan patokan harga 400rb PP kami mencoba bertanya pada salah satu angkot merah 05 yang memberikan penawaran 150rb sekali jalan yang langsung kami deal kan, dan dibayar tunai. Salah satu strategi cerdik dari bapak japar untuk mengikat harga .



Sekitar 1 jam perjalanan ke beskem, mampir sejenak di pasar sukatani yang berdekatan dengan stasiun sukatani untuk spottingbelanja kebutuhan logistik. Karena dari awal memang konsepnya camp ceria, maka sesi belanja logistik ini benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengisi space kosong di keril. Ada hasrat untuk mampir warung maranggi di sisi stasiun, begitu juga dengan es cendol di dekat pintu masuk pasar namun tampaknya waktu belum berjodoh .



Sampai di beskem jam 1 siang langsung rebahan di saung salah satu warung dengan suguhan makanan prasmanan dan tayangan box office "The Tiger Man". Beberapa menit memejamkan mata akhirnya menyerah juga oleh teriakan dari dalam perut, dan menikmati hidangan yang disajikan ketika rekan yang lain sudah selesai makan dan mulai packing. Setelah memasukkan tenda, nesting dan beberapa logistik kedalam keril, semua bersiap melangkahkan kaki tepat pukul 3 sore WIL (Waktu Indonesia bagian Lembu).



Baru 5 menit berjalan/mendaki trek yang ahsudahlah, sudah ada anggota yang roboh (termasuk TS juga). Tampaknya ada kesalahan strategi dimana sesi pemanasan justru diisi dengan makan siang. Nasi Bali telor dan tahu goreng yang disantap tadi sudah memberontak ingin keluar lagi, namun atas nama tengsin untuk jackpot di depan 2 orang kaum hawa, ditahan dengan konsekuensi pandangan yang mulai kabur dan penurunan stamina secara drastis .



Dengan pertimbangan safety first, dan tidak ingin merepotkan tim SAR jika dipaksakan untuk berjalan dan pingsan di tengah perjalanan, maka diputuskan untuk beristirahat sejenak setengah jamdan 5 rekan yang lain melanjutkan perjalanan. Merasa sudah fit kembali karena sudah tidur sekitar 1 jam, kami bertiga melanjutkan perjalanan yang ternyata beberapa tanjakan lagi sudah pos 1 yang sangat lapang dan terdapat warung yang sebetulnya lebih enak untuk beristirahat ditemani segarnya es kelapa muda .



Trek selanjutnya lebih bervariatif dan manusiawi, karena tidak hanya didominasi tanjakan, tapi ada turunan dan landaian serta bonus pemandangan mendekati pos 3. Beberapa kali berhenti juga untuk sekedar sebats dan meneguk air, namun semangat kembali terlecut ketika ada beberapa grup yang terdiri dari kaum hawa yang akan menyalip kami. Dengan sigapnya kami langsung kembali berjalan , lagi-lagi atas nama tengsin . Seseorang yang bijak pernah berkata, di belakang pria yang sukses pasti ada wanita hebat. Mungkin ini ada benarnya, karena jika wanita nya yang di depan alias berhasil menyalip, maka si pria gagal sukses. Itulah hebatnya wanita .



Pukul 5 lebih akhirnya kami sampai di puncak lembu dan bertemu rekan kami yang sedang mencari kayu bakar. Kami langsung mendirikan tenda karena ketiga tenda masing-masing ada di kami bertiga yang datang belakangan. Hari mulai gelap ketika semua tenda sudah berhasil didirikan dan bersiap untuk tidur. Akan tetapi kakak-kakak cantik sudah bersiap untuk memasak, maka hal ini tidak boleh di sia-siakan begitu saja .



Sesuai dengan judulnya yaitu camp ceria, sesi masak memasak ini memang yang paling asyuik karena semua bekerja sama bahu membahu (menghabiskan makanan) dan suasana menjadi lebih guyub. Setelah makan maka ritual tidur bisa dijalankan, sehingga melewatkan sesi heart to heart .Tepat jam 12 malam bangun dan mengintip ke luar tenda, sesi H2H masih berlangsung sampai jam 1 pagi, hingga satu persatu menuju dalam tenda untuk tidur (lagi). Pagi harinya bersiap mengejar sunrise di Batu Lembu, meskipun yang didapat hanya kabut dan tragedi senter yang mulus menggelinding jatuh ke bawah, masih bersyukur bukan orangnya .



Kembali ke camp dikagetkan oleh kawanan spesies leluhur yang mungkin terinspirasi film War of The Planet of The Apes sedang mengacak-acak logistik dan berhasil menggondol beberapa mie, kacang, energen, dan autan. Posisi disana hanya sendiri karena Bapak Ojan sedang ngorok di dalem tenda dan yang lain masih belum balik. Mau maju tetapi merasa kalah jumlah, namun terselamatkan berkat 1 pahlawan yang datang membantu, thanks bro .



Saat semua kembali ke camp, situasi sudah aman terkendali dan dilanjut acara masak memasak yang menjadi acara inti dari camp ceria ini. Sambil menunggu masakan matang, 2 tenda mulai dirobohkan untuk mempersingkat waktu. Kenyang menyantap sarapan sop kurang air, dilanjut packing dan beberes sampah untuk bersiap turun, tidak lupa untuk mengabadikan momen tersebut, cekrek.



Menuruni si Lembu tidak ditemukan hambatan yang berarti kecuali warung es kelapa yang membuat perjalanan terhenti 30 menit yang memang sudah diincar dan ditandai saat naik kemarin . Kira-kira setelah total 1,5 jam perjalanan turun, sampai di beskem untuk bebersih dan menyantap beberapa gorengan dan es campur, yang ditunggu datang juga yaitu Mang Ujang dengan alphardangkot merahnya yang terbukti handal melibas tanjakan. Sampai di purwakarta tidak lupa mencicipi kearifan lokal yaitu Sate Maranggi. Dirasa perut sudah cukup terisi, perjalanan dilanjut ke gerbang tol Sadang dan akhirnya kami berpisah disini menuju tujuan masing-masing, ada yang ke Bandung, Bekasi Timur, Cikarang, dan Rambutan.



Akhir kata thanks pada semua yang mendukung acara ini, termasuk peserta, donatur, Mang Ujang + angkot, Bro Doggie, kaum hawa yang memberikan semangat dll. yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Most valuable player kali ini sepakat kami sematkan pada Bapak Adit dengan keril 80L berisi 1 tenda dan sandal indoapril nya. u're da real MVP mabro . Grazie!!



List peserta trip ini:
> Bapak Ojan
> Bapak Azer
> Juragan Adit
> Juragan Jafar/Fajar/Iqbal
> Juraganwati Kirana
> Juragan Tesar
> Juraganwati Tanti
> Juragan Maul