REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) sedang mempersiapkan tim untuk diberangkatkan ke Rakhine, Myanmar.
Sebelumnya, PKPU sudah membangun sekolah di lokasi pengungsian korban tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine.
Presiden Direktur PKPU, Agung Notowiguno mengatakan, PKPU sudah aktif melakukan kegiatan kemanusiaan sejak 2012 sampai saat ini di Rakhine. Tahun ini sudah 18 kali mengirimkan tim kemanusiaan ke sana untuk menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia dan luar negeri kepada para korban.
"Selama itu juga PKPU sudah membangun 55 unit selter (pengungsian), setiap selter bisa dihuni oleh enam sampai sepuluh orang," kata Agung kepada republika.co.id, Senin (21/11).
PKPU juga sudah membangun sekolah di lokasi pengungsian. Tahun ini sekolah tersebut selesai dibangun. Sekolah di lokasi pengungsian tinggal diresmikan saja.
Selama ini, PKPU memberikan bantuan berupa fasilitas pendidikan, logistik, selter untuk tempat tinggal dan air bersih. Sampai saat ini PKPU sudah menjangkau 3.599 keluarga yang terdampak tragedi kemanusiaan di Rakhine.
Sementara, untuk menindaklanjuti kondisi yang memburuk lagi, PKPU akan mengirim tim dari Indonesia ke lokasi tragedi kemanusiaan di Rakhine. Tim akan berangkat pada Rabu (23/11). Tim akan melakukan asesmen untuk menjangkau kemungkinan bantuan di lokasi.
"Kita di lapangan akan melakukan asesmen, untuk menindaklanjuti kemungkinan pola bantuan yang akan kita berikan ke tempat kejadian," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diterima PKPU dari tim kemanusiaan lokal patner di sana. Lokasi selter pengungsian dan sekolah yang dibangun PKPU saat ini dalam kondisi yang aman. Sebab, tragedi kemanusiaan yang terjadi baru-baru ini berlangsung di lokasi yang sedikit berbeda dengan lokasi sebelumnya.
Rep: Fuji E Permana / Red: Agung Sasongko
Sumur
Quote:
Presiden Jokowi meminta pemerintah Myanmar 'hentikan dan cegah kekerasan'
Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya telah menugaskan Menteri luar negeri Retno Marsudi untuk meminta pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan di wilayah negara itu.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (03/09) malam. Menlu Retno sendiri telah berangkat ke Myanmar pada Minggu sore.
"Menlu telah berangkat ke Myanmar untuk meminta pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, agar memberikan perlindungan kepada semua warga, termasuk Muslim di Myanmar," kata Presiden.
Presiden juga menugaskan Menlu Retno untuk meminta Myanmar "memberikan akses bantuan kemanusiaan" bagi etnis Rohingya dan warga lainnya yang mengungsi
Keterangan resmi Presiden ini menanggapi permintaan dan tuntutan masyarakat agar pemerintah Indonesia berperan aktif untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di negara itu.
Di awal keterangannya, Presiden Joko Widodo menyatakan "Kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar."
Rakhine adalah wilayah yang ditempati mayoritas etnis Rohingya, yang belakangan meninggalkan wilayah itu untuk menyelamatkan diri ke Bangladesh, sejak pekan ketiga bulan lalu.
Pengungsian besar-besaran ini terjadi menyusul aksi kekerasan yang melibatkan aparat keamanan Myanmar dan kelompok gerilyawan Rohingya, yang menamakan diri Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).
Menurut Jokowi, penyesalan Indonesia atas krisis kemanusiaan di Myanmar tidak berhenti pada pernyataan kecaman-kecaman semata. "Perlu sebuah aksi nyata," katanya.
Untuk itulah, lanjutnya, pemerintah Indonesia berkomitmen terus untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan, dengan "bersinergi dengan kekuatan sipil di Indonesia, dan juga masyarakat internasional".
Akses bantuan kemanusiaan
Selain bertemu pemerintah Myanmar, Presiden Jokowi mengatakan dirinya juga menugaskan Menlu Retno Marsudi untuk menjalin komunikiasi intensif dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan Advisory Commission on Rakhine State yang dipimpin Kofi Annan -mantan Sekjen PBB.
Di hadapan wartawan, Presiden kemudian menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan untuk orang-orang etnis Rohingya di Rakhine State.
"Ini di bulan Februari dan Januari, sebanyak 10 kontainer," ungkapnya.
Presiden juga menyatakan bahwa Indonesia telah membangun sekolah di Rakhine State."Dan juga segera akan membangun rumah sakit yang akan dimulai pada bulan Oktober."
Indonesia juga telah menampung pengungsi dari etnis Rohingya yang disebut Jokowi telah diberikan "bantuan yang terbaik".
"Saya juga menugaskan Menlu untuk terbang ke Dhaka, Bangladesh, dalam rangka menyiapkan bantuan kemanusiaan yang diperlukan pengungsi yang berada di Bangladesh," jelasnya.
"Kita harapkan minggu ini akan mengirimkan lagi bantuan makanan dan obat-obatan," tambahnya.
Di akhir keterangan persnya, Presiden Jokowi kemudian menegaskan: "Sekali lagi, kekerasan dan krisis kemanusiaan (di Myanmar) ini harus segera dihentikan."
Sumur:
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41140890
Lanjutkan saja klaim nya
