Video memperlihatkan Bulan yang menghalangi sinar matahari, sehingga tampak objek hitam bundar dengan cahaya putih di sekelilingnya. Pada puncaknya, ketika seluruh cahaya matahari tertutup penuh maka daerah di Amerika Serikat akan terlihat gelap gulita.

Dalam situsnya, NASA menyiapkan Exploratorium Telescopes di Madras, Amerika Serikat, wilayah pertama yang dapat menyaksikan Gerhana Matahari Total. Setelah itu, wilayah lainnya hingga berakhir di Charleston, SC.

Seperti diwartakan sebelumnya, Fenomena Gerhana Matahari Total diprediksi terjadi pada 21 Agustus 2017. Wilayah yang dapat menyaksikan fenomena tersebut yakni Amerika Serikat pada pukul 12.00 waktu setempat.

Sehingga, di Indonesia, fenomena itu baru bisa dilihat pada pukul sekira 00.00 WIB atau dini hari. Pantauan Okezone, situs resmi badan antariksa Amerika Serikat, https://www.nasa.gov/menyiarkan secara langsung persiapan yang dilakukan tim menjelang kemunculan Gerhana Matahari Total.

Informasi yang beredar sebelumnya mengungkapkan, tim peneliti dari Montana State University telah bekerjasama dengan NASA untuk berpartisipasi dalam Space Grant Balloning Project. Proyek tersebut akan melakukan pelepasan 50 balon di ketinggian 80.000 kaki atau 24.384 meter untuk menangkap fenomena gerhana Matahari.

Gerhana Matahari diperkirakan akan bergerak pada 2.000 mil per jam di Oregon dan melambat sampai 1.500 mil per jam di Carolina selatan.

Kabarnya, balon berbahan lateks tersebut memiliki tinggi 9 kaki setelah diisi helium dan akan dilengkapi dengan kamera video high-definition. Balon helium tersebut akan diluncurkan dari 50 lokasi berbeda di Amerika Serikat.

Sumber: http://techno.okezone.com/read/2017/...ari-total-2017