- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Energi Terbarukan untuk Indonesia: Apakah bangsa kita siap ?
TS
menthol.holic
Energi Terbarukan untuk Indonesia: Apakah bangsa kita siap ?
Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan yang tersebar di seluruh wilayahnya. Berdasarkan data dari RUPTL PLN 2016-2026, besar potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan menjadi listrik melebihi besar kapasitas pembangkit listrik di Indonesia saat ini. Besarnya potensi tersebut terdiri dari potensi energi panas bumi, energi aliran air, energi matahari, energi angin, energi biomassa, dan energi laut. Sebagai gambaran, kapasitas pembangkit listrik di Indonesia saat ini sebesar 52 gigawatt. Jadi, potensi energi terbarukan di Indonesia, apabila dimanfaatkan secara maksimal, tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia saja, tetapi, dapat juga di impor ke negara negara tetangga. Tentu saja untuk bisa mencapai tahap tersebut, diperlukan infrastruktur transmisi atau jalur penyalur tenaga listrik yang cukup, minimal untuk menghubungkan seluruh pulau pulau besar yang ada di Indonesia. Dengan begitu, tiap daerah di Indonesia bisa saling berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas dan keandalan listrik yang dihasilkan sesuai dengan potensi sumber daya yang ada pada wilayahnya masing masing.
Namun pada kenyataannya, berdasarkan data dari Outlook Energi Indonesia 2016 dari BPPT, saat ini energi terbarukan yang telah dimanfaatkan kurang dari 15% dari potensi yang ada. Energi terbarukan yang paling banyak dipakai adalah energi aliran air dengan kapasitas pembangkit lebih dari 4 gigawatt dilanjutkan dengan pembangkit listrik energi panas bumi dan energi matahari. Pembangkit listrik energi terbarukan tersebut pun sekitar 20% merupakan pembangkit listrik off-grid atau pembangkit listrik yang tidak terhubung dengan jaringan listrik nasional. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil masih mendominasi bauran energi nasional dengan pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas mengambil bauran paling tinggi dibandingkan sumber energi lainnya. Hal ini dikarenakan batu bara dan gas digunakan untuk menyalakan pembangkit pembangkit besar yang harus andal dalam memenuhi tugasnya dalam menopang beban listrik rakyat Indonesia pada jaringan listrik nasional. Selain itu, sumber daya tersebut masih banyak tersedia di Indonesia dengan harga yang relatif murah.
Energi terbarukan tidak akan bisa menggantikan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik utama di dalam negeri. Setidaknya, sampai ada penemuan penemuan baru yang akan meningkatkan kinerja dari pembangkit pembangkit energi terbarukan. Selain karena masih banyak tersedianya sumber daya alam untuk menjalankan pembangkit tenaga fosil, hal ini juga disebabkan oleh karakteristik dari listrik yang dibangkitkan dengan energi terbarukan yang besarnya tidak bisa selalu tetap. Faktor ketidakpastian dari alam akan selalu mempengaruhi besar listrik yang di bangkitkan seperti pada pembangkit listrik tenaga matahari yang sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari, pembangkit listrik tenaga air yang dipengaruhi oleh ketersedian aliran air saat itu, dan pembangkit listrik tenaga bayu yang bergantung pada angin yang berhembus. Tetapi, tentu ada pembangkit listrik energi terbarukan yang cukup stabil seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi karena prinsip kerjanya sama dengan pembangkit listrik tenaga uap.
Sebelum dijelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh dari berubah-ubahnya besar keluaran listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan, akan dijelaskan dahulu mengenai jenis beban yang harus ditanggung oleh pembangkit pembangkit listrik di Indonesia. Penggunaan listrik oleh masyarakat tidak selalu sama dalam kurun waktu satu hari. Ada jam jam tertentu dimana konsumsi listrik masyarakat rendah dan jam jam dimana konsumsi listriknya tinggi. Secara sederhana, konsumsi listrik masyarakat pada titik terendah disebut sebagai beban dasar dan konsumsi listrik tertinggi disebut sebagai beban puncak. kebutuhan beban dasar yang relatif stabil dipenuhi dengan mengunakan pembangkit pembangkit berkapasitas besar yang memiliki keandalan tinggi sehingga energi listrik yang dihasilkan stabil digunakan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan beban puncak, digunakan pembangkit pembangkit dengan skala lebih kecil yang bisa lebih fleksibel dalam penggunaannya. Pembangkit listrik tenaga terbarukan tidak bisa digunakan untuk memenuhi beban dasar karena karakteristiknya yang berubah ubah tergantung lingkungannya. Kalaupun dipakai untuk membantu memenuhi beban dasar, apabila terjadi perubahan produksi tenaga listrik yang terlalu besar seperti akibat perubahan cuaca pada PLTS, kestabilan jaringan listrik yang ada bisa hilang. Oleh karena itu, dengan teknologi yang tersedia saat ini, penerapan pembangkit energi terbarukan tidak boleh boleh melebihi 5-10 persen kapasitas pembangkit listrik beban dasar untuk memastikan jaringan listrik di wilayah tersebut akan tetap dalam batas kestabilan.
Meningkatkan keandalan dan kestabilan penerapan sistem pembangkit energi terbarukan selalu menjadi tantangan bagi para peneliti di institutsi dan industri yang bergerak di bidang energi. Di Indonesia sendiri, penelitan dengan topik topik yang menunjang penerapan pembangkit energi terbarukan sudah banyak dilakukan sejak beberapa tahun silam. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa aspek teknis bukanlah tantangan satu satunya dalam mensukseskan penerapan teknologi energi baru dan terbarukan di dalam negeri. Masih banyak faktor faktor lain yang akan mempengaruhi keberhasilan penerapan teknologi tersebut, salah satunya adalah tantangan dari masyarakatnya sendiri. Kesadaran, kepemahaman, dan rasa kepemilikan dari masyarakat harus menjadi aspek penting dalam menimbang kesiapan suatu daerah untuk menerima teknologi energi baru dan terbarukan sebagai salah satu solusi meningkatkan kesejahtaraan hidup mereka. Hakikatnya, memberikan akses terhadap litrik bukanlah tujuan akhir dari perjuangan pemerintah dalam melakukan pemerataan pembangunan, melainkan, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kekuatan ekonomi dari masyarakatnya sendiri.
Jadi, apakah bangsa Indonesia siap menerapkan energi baru dan terbarukan ? Siap, tetapi, saat ini penerapannya tidak untuk menggantikan pembangkit pembangkit energi fosil yang ada dan terbatas pada penerapan sistem sistem off-gid pada daerah daerah yang masyarakatnya sudah cukup teredukasi untuk menjaga sistemnya nanti. Sebelum bisa meningkatkan lebih jauh bauran energi terbarukan dalam pembangkitan listrik di Indoneisa dengan biaya yang kompetitif, dibutuhkan infrastrukur transmisi yang lebih baik dari yang ada saat ini, minimal untuk menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Sedangkan untuk usaha meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, kesiapan penerapan energi baru dan terbarukan di berbagai daerah di Indonesia sudah lebih dari cukup. Hal ini bisa terjadi berkat usaha dari banyak program pemerintah yang mempersiapkan mental dari masyarakat daerah daerah 3T salah satunya adalah program Patriot Energidari Kementerian ESDM. Usaha selanjutnya adalah dengan mempersiapkan lebih banyak daerah daerah yang membutuhkan agar ketika akses listrik sudah diberikan, kesejahteraan hidup dan kekuatan ekonomi mereka meningkat.
Sumber :
Outlook Energi Indonesia 2016 oleh BPPT
RUPTL PLN 2017-2026 oleh PLN
#15hariceritaenergi
Diubah oleh menthol.holic 02-09-2017 02:47
0
28.2K
131
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan