Metrotvnews.com, Jakarta: Kampanye yang mencantumkan ayat Alquran untuk tidak memilih pemimpin kafir masih terus bertebaran. Padahal, kampanye tersebut dinilai tidak tepat dan mengarah kepada isu SARA.


Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Rumadi menjelaskan, hal tersebut terjadi lantaran masih banyak pemuka agama yang menganggap urusan Pilkada berkaitan erat dengan urusan agama.


"Padahal bukan. Pilkada itu soal kewajiban kita sebagai warga negara," kata Rumadi di Jakarta, Kamis (15/9/2016).


Rumadi mengatakan, ayat Alquran boleh saja diamalkan dan disebarkan ke umat. Namun, jangan sampai ayat Alquran menjadi alat kampanye kelompok tertentu.


Ia menyadari hal ini akan terus berlangsung dan sulit dihilangkan. Namun, ini bisa diminimalisasi dengan mendewasakan masyarakat serta tokoh agama supaya tidak lagi menggunakan ayat-ayat sebagai alat kampanye.


Tokoh agama yang sudah tercerahkan harus bisa disentuh langsung. "Kalau bisa tokoh agama yang bisa tercerahkan itu harus memengaruhi dan menyadarkan juniornya soal persoalan ini dan implikasi yang mungkin timbul kalau isu SARA digunakan secara negatif," jelasnya.


PBNU, kata dia, sudah mempraktikkan lewat Lembaga Dakwah NU yang mengedukasi masyarakat agar menjadi pendakwah yang lebih toleran. Namun, secara khusus PBNU tidak mempersiapkan ini jelang Pilkada DKI.


"Belum ada yang khusus. Tapi, lembaga dakwah itu bagian dari aktivitas yang sudah dilakukan," pungkas dia.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...-alat-kampanye

---

Kumpulan Berita Terkait PILGUB DKI 2017 :

- Bagus di Survei, Risma-Sandiaga Belum Bisa Dibilang Unggul

- Tokoh Religius Kerap Gunakan Agama sebagai Alat Kampanye

- 4 Partai Bentuk Poros Baru karena PKS Usung Mardani