BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Rudal Korut lintasi Jepang, aksi tak biasa sejak 2009

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, saat menggelar konferensi pers ihwal rudal Korea Utara yang melintasi wilayahnya, di Tokyo, Jepang (29/8/2017)
Korea Utara kembali berulah. Sebuah rudal balistik melintasi Jepang, dan pecah jadi tiga bagian lalu jatuh di Samudera Pasifik, di lepas pantai Pulau Hokaido. Tak ada obyek yang rusak akibat rudal yang meluncur pada Selasa (29/8/2017) dinihari WIB itu.

Dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap News, rudal itu terbang melintasi Jepang, dan diperkirakan ditembakkan dari sekitar Sunan, Pyongyang, Korea Utara, sekitar pukul 5:57 pagi waktu setempat. Kepala Staf Gabungan AS menyatakan, AS dan Korsel sedang menganalisis insiden ini.

Sementara Kepala Staf Gabungan Korsel, menyatakan rudal itu melintasi jarak sekitar 2.700 kilometer pada ketinggian tertinggi 550 kilometer, mengarah ke lautan di utara pulau Hokkaido, Jepang. Time menulis, peluncuran pertama yang melintasi Jepang setelah insiden pada 2009, itu dikhawatirkan pelan-pelan akan mengarah ke Amerika Serikat.

Aksi ini disebut tak biasa oleh Jeffrey Lewis, dari lembaga East Asia Nonproliferation Program dari Middlebury Institute of Strategic Studies di Monterey, California. Pada 1998 dan 2009 Korut pernah meluncurkan roket ke luar angkasa dan melintasi wilayah udara Jepang, tapi bukan peluru kendali seperti yang ditembakkannya hari ini.

Mantan pejabat militer Korsel yang kini menjadi analis di Seoul's Institute for Far Eastern Studies, menyatakan data awal menunjukkan rudal itu mendekati ciri-ciri Hwasong-12. Rudal jarak menengah itu disebut-sebut sebagai senjata yang akan digunakan Kim Jong-un untuk menyerang Guam. (CBS (29/8).

Kemungkinan lainnya, rudal itu sejenis Musudan, rudal jarak menengah yang berpotensi menjangkau wilayah Asia Pasifik; atau Pukguksong-2, rudal berbahan bakar padat yang dapat meluncur lebih cepat dan lebih sulit dideteksi daripada rudal berbahan bakar cair.
J-Alert on @nhk TV screens right now concerning threat from #DPRK missile. [URL="https://S E N S O RoTO94plnK3"]pic.twitter.com/oTO94plnK3[/URL]
— Steve Herman (@W7VOA) August 28, 2017Aksi bandel Korea Utara pasca-resolusi PBB
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyatakan ia akan "mengerahkan segala kemampuannya" untuk melindungi Jepang setelah insiden tersebut. Dilaporkan Reuters (h/t Today Online) Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, Tokyo akan segera merespons aksi Korut itu secara patut.

"Peluncuran rudal balistik itu melintasi wilayah kami. Ini ancaman serius bagi negara kami," kata juru bicara pemerintah Jepang itu kepada para pewarta, Selasa (29/8). Ia juga menambahkan, Jepang memprotes keras aksi Korut itu, dan menyebutnya sebuah aksi yang jelas melanggar resolusi PBB.

Kecaman juga datang dari Korea Selatan. Menteri Luar Negeri, Kang Kyung-wha mengecam aksi bandel Korea Utara meski telah mendapat peringatan berdasarkan Resolusi 2371, atas provokasi Korut sebelumnya. Perempuan pertama di posisi penting Kabinet Korsel itu akan menelepon Jepang, dan AS untuk respons lanjutan.

Sehari sebelumnya, Kang sempat menyatakan kepada media bahwa perundingan damai dengan Korut sebenarnya bisa dilaksanakan bila negeri itu mau menghentikan provokasi yang selama ini dilakukannya. Pernyataan ini sekaligus menunjukkan niatan Korsel untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Rapat Dewan Keamanan PBB sudah menjatuhkan sanksi "tak biasa" untuk Korea Utara yang tertuang dalam Resolusi PBB 2371 pada 5 Agustus 2017. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menyebut bahwa ini adalah sanksi paling keras terhadap suatu negara yang pernah dijatuhkan dalam satu generasi.

Namun Korut tak mengindahkan peringatan itu. Aksi kali ini jadi lanjutan peluncuran tiga proyektil rudal balistik jarak pendek tiga hari sebelumnya. Peluncuran itu merespons latihan militer gabungan AS-Korsel sejak 21 Agustus lalu. Latihan bertajuk Ulchi Freedom Guardian (UFG) itu akan berlangsung hingga 31 Agustus 2017.

UFG adalah istilah resmi untuk latihan militer tahunan kedua negara yang rutin dilakukan sejak 2008. Latihan ini berbentuk simulasi berbasis komputer untuk mengevaluasi dan memperbaiki prosedur operasi militer gabungan.

Latihan berlangsung berdasarkan rencana operasi gabungan masa perang, OPLAN 5015, untuk meluncurkan serangan pendahuluan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Korut jika terlihat indikasi perang di Semenanjung Korea.

Pyongyang gusar dengan gelaran itu, dan menyebutnya provokasi untuk invasi ke wilayahnya. Pada Sabtu (26/8), mereka menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek, namun disebut sebagai peluncuran yang gagal.

Dilansir kantor berita AFP (h/t Detikcom), Juru bicara Komando Pasifik Amerika Serikat, Dave Benham, menyatakan dua rudal--rudal pertama dan ketiga-- gagal di udara. Sedangkan rudal kedua langsung meledak setelah diluncurkan.

Sebelumnya, Selasa (15/8), Pemimpin Korut, Kim Jong-un, sempat mengancam akan meluncurkan empat rudalnya lewat wilayah udara Jepang dan menyasar Guam. Di lokasi itu, Amerika Serikat punya pangkalan militer dengan kekuatan 163.000 tentara.

Korea Utara seolah mengultimatum Amerika Serikat untuk menghentikan segala tekanan dan campur tangannya ke negara yang terisolasi itu. Dalam CNN Politics, Korea Utara disebut memutuskan menunda peluncuran rudal dan ingin melihat dulu apa yang akan dilakukan negeri Paman Sam.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...asa-sejak-2009

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Bila zakat dikelola seperti pajak

- Ringkasan: First Travel lupa uangnya, kas tinggal Rp1,5 juta

- Eggi Sudjana di pusaran kasus Saracen

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
11.9K
106
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan