Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

elloneAvatar border
TS
ellone
Agen Bongkar 'Kedok' First Travel, Ini Pengakuannya yang Bikin Kaget


Jakarta - Bagai jatuh tertimpa tangga. Sejumlah agen First Travel mengalami kerugian miliaran rupiah karena gagal memberangkatkan ratusan calon jemaah umrah. Mereka juga dihujani caci maki korban penipuan First Travel.

Kisah itu salah satunya dialami agen First Travel asal Depok, Hartati, menangis ketika mengadukan unek-uneknya ke Komisi VIII DPR. Setelah First Travel ditutup, dia mengaku mendapat caci maki dari jemaah yang dikoordinasinya. "Ada 547 jemaah yang saya pegang, 45 orang berangkat Desember tahun lalu, terus menyusul 179 lagi, kekurangannya 323 jemaah yang belum berangkat. Problemnya yang belum berangkat ini semua menghujat saya mati-matian, saya dicaci maki,"tutur Hartati.

Tidak hanya Hartati, peberapa agen atau koordinator di sejumlah daerah kebingungan memberikan penjelasan soal waktu pemberangkatan jemaah.
"Total jemaah saya sebanyak 178 yang sudah ditransfer mencapai Rp 124 juta. Ditambah mereka yang bayar Rp 3.030.000 itu semua belum diberangkatkan. Bagaimana ini saya menjelaskan ke mereka," ungkap Iskandar.

Bos First Travel Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan kerap bermulut manis saat ditagih untuk memberangkatkan jemaah umrah oleh para agen mereka.

Janji tinggal janji. Andika dan Anniesa tidak dapat merealisasikan ucapannya hingga akhirnya ditangkap polisi pada 8 Agustus 2017. Kini, polisi menetapkan bos First Travel, Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Devitasari Hasibuan, sebagai tersangka. Belakangan, adik bos First Travel, Kiki Hasibuan, juga dijadikan tersangka. Aset-aset mereka telah disita polisi. Selain itu, polisi juga meminta bantuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak aliran dana pada 30 tabungan. Hingga Jumat 25 Agustus 2017, pihak Bareskrim Polri sudah mengembalikan 384 paspor korban dugaan penipuan perjalanan umrah First Travel.

Berikut 'Kartu' Bos First Travel yang dibuka Agen:

Klaim Masih Punya Investor

Bos First Travel Andika Surachman mengklaim masih memiliki investor yang akan memberikan Rp 10 juta kepada setiap jemaah untuk berangkat umrah.

"Ya artinya, kalau sudah ada Rp 10 juta itu, sisanya ditambah dari jemaah ya. Kan jemaah sudah tahu, Rp 14 juta kan nggak mungkin (berangkat umrah)," ujar Zuhirman di masjid Al-Hidayah, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2017).

Jemaah yang ingin berangkat diminta membayar sisanya sesuai dengan biaya umrah minimal yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 22 juta. Zuhirman mengungkapkan, uang Rp 10 juta yang diberikan investor dan penambahan dari jemaah ini di luar Rp 14,3 juta yang telah dibayarkan.

Namun, Zuhirman mengungkapkan Andika hanya bisa mengurus dana tersebut di luar tahanan alias jika penahanannya ditangguhkan polisi

Keuangan First Travel Berantakan

Dua pekan sebelum ditangkap polisi, Bos First Travel Anniesa Hasibuan sempat mengumpulkan agen-agen First Travel. Di depan para agen, Anniesa mengakui keuangan perusahaan berantakan.

Pertemuan dengan para agen diungkap Zuhirman, perwakilan agen First Travel di Jakarta. Ada 6 agen yang dipanggil Anniesa.

"Kesulitannya gimana ya, namanya perusahaan cash flownya lagi berantakan, harus dicari dana segar. Ya dia nggak mungkin bilang nggak ada uang, namanya juga pengusaha kan," ujar Zuhirman di Masjid Al-Hidayah, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2017). Zuhirman ada di Masjid Al-Hidayah mengikuti pengajian jemaah First Travel.

"Yang hadir waktu itu Bu Anniesa. Bu Anniesa minta kita nyari investor untuk bantu (berangkatkan jemaah)," tambah Zuhirman.

Butuh Dana Segar dan Investor

Enam orang perwakilan dari agen First Travel pernah memenuhi panggilan bos First Travel Andika Surachman dan istrinya Annies Hasibuan. Pada pertemuan tersebut, pemilik First Travel menyampaikan secara gamblang tentang kesulitan yang dialami oleh First Travel.

Pertemuan tersebut dilakukan di butik milik Anniesa Hasibuan dan hanya dihadiri oleh Anniesa. Anniesa meminta kepada perwakilan agen untuk mencari investor yang dapat membantu memberangkatkan para jemaah. "Yang hadir waktu itu Bu Anniesa. Bu Anniesa minta kita nyari investor untuk bantu (berangkatkan jemaah)," kata perwakilan agen Jakarta, Zuhirman di mesjid Al-Hidayah, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2017).

Kepada perwakilan agen, Anniesa mengakui bahwa aliran dana First Travel sedang berantakan. Sehingga, Anniesa meminta kepada perwakilan agennya untuk mencari dana segar berupa investor. "Kesulitannya gimana ya, namanya perusahaan cash flownya lagi berantakan, harus dicari dana segar. ya dia nggak mungkin bilang nggak ada uang, namanya juga pengusaha kan," ujar Zuhirman.

Dua minggu lalu, Zuhirman sempat mengunjungi Andika Surachman ke Bareskrim Polri. Zuhirman mengatakan Andika sesumbar bisa mendatangkan investornya dengan syarat dia atau Anniesa harus ke luar dari Bareskrim.

Terlilit Utang, Tapi Hidup Mewah


Bos First Travel Andika Surachman berutang Rp 24 miliar kepada pengusaha Hotel Diar Al-Manasik, Ahmad Saber. Ahmad rupanya dijanjikan akan dibayar dengan rumah.

"Kalau Andika janji dia mau bayar uang, kalau si adiknya si Rahmad dia bilang mau kasih rumah dan mobil, rumah di Kebagusan. Sebelum kami terima, rumah dan semua mobil sudah disita," kata Alaa Elkasaas, sepupu Ahmad, kepada wartawan di kantor Bareskrim, gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2017).

Alaa menyebut Ahmad mengenal bos First Travel itu sejak 2015. Saat itu staf First Travel berkunjung untuk minta hotel bintang 4 dan 5.
Alaa menyampaikan Ahmad setidaknya sudah bertemu lima kali dengan Andika. "Ketemu tiga kali di Arab Saudi, dua kali beliau (Ahmad) jamu mereka di Mesir," paparnya.

Seusai pertemuan itu, hubungan keduanya makin akrab. Dari situlah Andika menyampaikan niat untuk meminjam uang. "Mulai 2015 baik-baik saja, 2016 juga. Masalahnya mulai 2017, dia mulai berhenti tidak membayar sama sekali sampai saat ini. Total (utang) 6.800 juta riyal atau senilai hampir Rp 25 M," keluh Alaa.

Alaa menyampaikan kehidupan bos First Travel itu serba mewah dan boros. Pihaknya pun kerap kerepotan karena Andika dan Anniesa kerap minta kamar secara mendadak. "Pasti akan ada uang di mana-mana dan dia (Ahmad) terlalu percaya. Dia (Ahmad) juga sempat bilang ke mereka kalau pesan kamar jangan dadakan biar kami bisa siapkan tamu Allah dari yang jauh, dari Indonesia, dll," ucapnya.

Kantor Tutup, Kacab First Travel Sidoarjo Ngaku Tak Urusi Duit Jemaah


Sidoarjo - Kepala Cabang First Travel Sidoarjo Rudy Hermanadi mengaku tidak mengurusi uang yang disetor calon jemaah umrah di kantornya. Menurutnya, seluruh uang ditransfer ke kantor pusat, yang berada di Jakarta.

"Semua biaya umrah calon jemaah itu ditransfer ke kantor pusat Jakarta. Kantor cabang hanya sebagai pendataan administrasi," ujar Rudy ketika dimintai konfirmasi, Senin (28/8/2017).

Kini kantor cabang First Travel yang berada di Ruko Perumahan Pondok Mutiara Blok K2 di Sidoarjo, Jawa Timur, itu sudah tidak lagi beroperasi. Menurut Rudy, kantor itu sudah ditutup sejak 5 Agustus 2017.


"Semenjak izin operasionalnya dicabut pada tanggal 1 Agustus, kemudian mendapatkan perintah untuk menutup kantor cabang mulai 5 Agustus kami sudah tak beroperasi," kata Rudy.

Dari pantauan, papan nama First Travel di depan kantor itu sudah ditutup kain hitam. Bagian depan kantor tersebut pun sudah tertutup rapat, sedangkan ruko-ruko di sekitarnya masih dibuka seperti biasa.

Rudy menyebut calon jemaah umrah yang mendaftar di kantor itu sebelumnya berasal dari berbagai kota di wilayah Jawa Timur, seperti Surabaya, Lamongan, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, Madiun, Banyuwangi, Situbondo, Jember, Bondowoso, Kediri, dan Sidoarjo. Dia menyebut ada total 4.148 jemaah yang mendaftar dan membayar, tetapi 2.502 jemaah di antaranya belum diberangkatkan.

"Memang benar calon jemaah umroh yang melalui kantor cabang Sidoarjo yang belum bisa berangkat berjumlah sekitar 2.502 itu berasal dari berbagai kota di Jawa Timur," kata Rudy.

Menurut Rudy, calon jemaah di wilayahnya itu mendaftar melalui salah seorang agen bernama Imam. Namun kini Rudy mengaku tidak bisa berbuat banyak semenjak bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, ditangkap polisi atas dugaan penipuan.

"Yang memutuskan calon ini berangkat dari pusat. Namun di sini permasalahannya pimpinan pusat masih dalam pemeriksaan polisi," ucapnya.

sumber

sumber


"Sangat-sangat memprihatinkan, merugikan sekian banyak jemaah dengan dana umat hampir mencapai Rp 1 triliun. Oleh karena itu, harus dilakukan tindakan berat terhadap pimpinan First Travel," kata Din Syamsuddin emoticon-shakehand
0
21.2K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan