Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengaku hanya menikmati uang gratifikasi seorang diri dan sumbangan ke Panti Asuhan Yatim Piatu.

Dia membantah adanya keterlibatan Menteri Perhubungan Budi Karya yang diduga menikmati uang tersebut. Ia juga memastikan uang gratifikasi yang ia terima tidak mengalir ke institusi tempatnya bekerja di Kementerian Perhubungan.

“Enggak ada itu uang (uang ke Menteri). Itu fitnah. Saya lakukan tanpa sepengetahuan Menteri. Tanggung jawab pribadi,” ujar Tonny, Jumat (25/8/2017) dini hari tadi.

Ia mengaku sebagian hasil dari uang suap tersebut, digunakan untuk kegiatan sosial seperti kebutuhan anak yatim piatu dan pembangunan sekolah yang rusak. Selain digunakan olehnya untuk kepentingan pribadi.

“Saya menggunakan uang tujuannya untuk operasional. Kadang kebutuhan anak yatim piatu kalau mereka menggelar acara, saya nyumbang. Terus ada gereja rusak, saya nyumbang. Ada juga sekolah yang rusak, saya ikut nyumbang,” katanya.

Tindakan yang dilakukan Tonny berhujung pada pemberhentian secara tidak terhormat status PNS. Meskipun berat, Tonny mengaku sudah mengetahui konsekuensi dari yang akan diterimanya.

“Otomatis kan saya diberhentikan dengan tidak hormat. Kalau diberhentikan tidak hormat, itu hukuman paling berat,” imbuhnya.

Berdasarkan informasi, Menteri Perhubungan Budi Karya telah melakukan pergantian pejabat sementara terhadap posisi Dirjen Hubungan Laut, yakni Bay Mokhammad Hasani. Penunjukkan Bay melalui surat Keputusan Menteri Perhubungan KP No. 1106 Tahun 2017 yang diteken langsung oleh Budi. Sebelumnya, Bay diketahui menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut.

sumber

yang penting bukan uang hasil nyopet di terminal