Terkadang hidup itu mudah, tapi kadang lebih banyak rumitnya..
Kau tak akan mengerti sampai akhirnya kau memakan frittata..
Hidup memang tidak sesederhana membuat fritatta,
Tapi sesuatu yang besar dan luar biasa bisa terlahir dari sesuatu yang kecil dan sederhana.
Tidak semua frittata enak, tergantung takaran resep dan siapa yang memasaknya..
Begitulah hidup, indah atau tidak, sulit atau mudah tergantung dari cara kita memandangnya..
Mungkin sesuatu bisa menjadi rumit untukmu, tapi bisa menjadi begitu mudah untukku..
Kita tak pernah berjalan dengan sepatu yang sama.
Dan aku tak berhak untuk menghakimi.

Terkadang hidup seperti semilir angin yang menelusup ke jendela kamarmu
Dia bisa saja menerbangkan helaian daun dari pohon rindang di depan rumahmu..
Lalu membawanya ke tempat yang jauh..
Mungkin bisa saja dia kembali, atau bahkan tak akan pernah datang lagi..
Seperti saat makan frittata..
Mungkin kau akan mengingat rasanya kendati frittata itu sudah tak bersisa..
Atau justru kau tak akan pernah sanggup mengingatnya lagi..
seperti itulah masa lalu..
makin kau genggam, semakin sulit bagimu untuk melangkah..
Karena tiap kau langkahkan kakimu, seperti ada sesuatu yang tertahan..
Dan saat kau menoleh ke belakang, semua tak lagi sama..
dan kau semakin terluka karena kau tahu kau tak punya kekuatan apapun untuk mengubahnya..

Frittata ya frittata..
Seandainya setiap kisah yang singgah itu seperti frittata..
Lezat untuk dirasakan, dan mudah untuk diciptakan..
mungkin tak akan ada lagi mata-mata sembab yang terbenam di balik bantal..
Mungkin tak terdengar lagi isak tangis dari ruang yang gelap..
Serta tak ada tatapan sinis yang mengenyahkanmu..
Tak ada cibiran dari segala sudut yang enggan untuk menerimamu..
Tak ada lagi keangkuhan dunia yang tak mau bersahabat..
tapi kau punya pilihan..
Pilihan tuk menjadikan setiap penggalan cerita di hidupmu seperti seloyang frittata