- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Sapi seharga Rp100 juta panitera PN Jakarta Selatan


TS
BeritagarID
Sapi seharga Rp100 juta panitera PN Jakarta Selatan

Ilustrasi peragaan baju tahanan kasus korupsi di gedung KPK, 12 Agustus 2008
Sapi dan kambing mulai banyak berseliweran di sejumlah wilayah di Indonesia menjelang Idul Adha yang tinggal beberapa pekan lagi. Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sapi dan kambing itu bukan perkara hewan dan Idul Adha.
Di tangan panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Tarmizi, sapi dan kambing berubah menjadi uang Rp100 juta dan Rp50 juta. Tarmizi bukan sedang menjual hewan yang biasa dipakai berkurban itu. Sapi dan kambing menjadi cara Tarmizi untuk menyamarkan uang suap.
Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan pada Senin, 21 Agustus 2017. KPK menetapkan Tarmizi yang diduga menerima suap dari pengacara Akhmad Zaini.
Uang itu diberikan Akhmad kepada Tarmizi terkait pengurusan gugatan perkara terhadap PT Aquamarine Divindo Inspection (ADI). Perusahaan ini memberikan kuasa kepada Akhmad karena didugat ganti rugi oleh perusahaan Singapura.
"Dalam komunikasi antara AKZ (Akhmad) dan TMZ (Tarmizi) digunakan sandi 'sapi' untuk merujuk pada nilai ratusan juta dan sandi 'kambing' yang merujuk puluhan juta," kata Ketua KPK Agus Rahardjo dilansir Detikcom, Selasa (22/8/2017).
Tarmizi awalnya meminta 7 sapi dan 5 kambing atau uang sebesar Rp750 juta. Namun akhirnya mereka bernegosiasi hingga akhirnya disepakati angka 4 sapi atau Rp400 juta.
Tarmizi menerima total uang Rp425 juta dalam 3 kali penerimaan yaitu Rp25 juta, Rp100 juta, dan Rp300 juta. Tarmizi menerima uang melalui rekening pegawai honorer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Teddy Junaedi.
Kode rahasia yang dipakai pelaku atau tersangka korupsi pernah beberapa kali terungkap dalam sejumlah kasus. Kode rahasia yang pernah karib adalah apel malang, apel washington dan semangka. Mantan Direktur Pemasaran Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan sandi itu dari terpidana Angelina Sondakh dalam kasus suap proyek wisma atlet.
Apel malang mengacu ke uang rupiah, apel washington sama dengan dolar, semangka adalah permintaan dana serta pelumas merupakan uang. Istilah itu, menurut Rosa sengaja diciptakan Angie agar tidak terlihat vulgar.
Penyamaran istilah juga terjadi dalam kasus korupsi pengadaan Quran di Kementerian Agama. Dalam kasus ini, mantan politikus Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar, punya kode khusus mengatur proyek pengadaan Quran dan laboratorium komputer.
Sandi yang digunakan Zulkarnaen saat berbicara dengan para pejabat Kementerian Agama yang mengurusi kedua proyek antara lain santri, pengajian, dan murtad.
Santri merupakan orang yang akan dikenalkan Zulkarnaen mengurusi proyek dan mengikuti tender. Sedangkan pengajian adalah perintah agar memenangkan proyek. Zulkarnaen meminta panitia lelang tidak murtad, artinya tak memilih pemenang tender selain yang disorongkan Zulkarnaen.
Kasus suap proyek Quran juga memunculkan istilah kiai, ustaz, dan pesantren, diduga merupakan sandi bagi para penerima dana hasil proyek tersebut. Kiai merujuk pada para politikus di Senayan, ustaz untuk para pejabat di Kementerian Agama, sedangkan pesantren untuk partai politik.
Kode lebih spesifik menggunakan bahasa Arab pernah dipakai Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Yudi Widiana Adia, yang terjerat suap proyek jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ia menggunakan istilah juz, kata lain bab atau bagian Al Quran, untuk menerima suap. Misalnya, 4 juz campuran, artinya uang Rp4 miliar dalam mata uang yang tidak sama.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...akarta-selatan
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
1.1K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan