Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Pastikan tak ada kesalahan di Asian Games 2018

Bersiap menjadi tuan rumah Asian Games yang baik.
Kompetisi olahraga, sejatinya, hanya diikuti oleh para atlet yang terlibat di dalamnya. Mereka bertarung untuk menjadi yang terbaik, merebut trofi tertinggi, hingga uang terbanyak.

Namun, di belakang arena, para penggemar ternyata ikut pula "berkompetisi" dalam mendukung para atlet kesayangan mereka. Apalagi jika kejuaraan tersebut merupakan ajang kompetisi antar-negara.

Saat itu, rasa nasionalisme para suporter membuncah sehingga setiap kesalahan, walau mungkin tak disengaja, akan tampak sebagai sebuah dosa besar. Kesalahan itu mungkin terjadi di tengah arena pertandingan, pun pada pernak-pernik yang menjadi bagian dari kompetisi itu sendiri.

Contoh terbaru adalah marahnya warga Indonesia saat mendapati kesalahan panitia penyelenggara SEA Games XXIX di Kuala Lumpur, Malaysia (Masoc). Ketika upacara pembukaan berlangsung pada Sabtu (19/8/2017), terdapat kesalahan cetak pada buku panduan yang dibagikan.

Pada halaman 80, tampak bendera negara Indonesia dicetak dengan warna terbalik, menjadikannya sama dengan bendera negara Eropa, Polandia.

Warga Indonesia terluka dan amarah pun membara. Berbagai teori konspirasi bergulir. Apalagi, meski bertetangga, hubungan antara Indonesia dan Malaysia kerap mengalami kondisi naik-turun.

Kontan protes bergema, terutama di dunia maya. Tagar #ShameOnYouMalaysia menjadi topik tren di Twitter dan berbagai hujatan kepada negara tuan rumah itu pun banyak beredar di berbagai media sosial lainnya.

Menteri Belia dan Sukan Malaysia Khairy Jamaluddin langsung meminta maaf dan menegaskan kesalahan cetak itu tidak disengaja. Bahkan kemudian Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Sri Anifah Haji Aman merilis permohonan maaf tertulis kepada Pemerintah Indonesia atas insiden terbaliknya Sang Saka Merah Putih tersebut.

Mereka berjanji akan menarik seluruh majalah panduan yang beredar dan menggantinya dengan cetakan terbaru yang telah direvisi.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo lalu turun tangan, meminta masyarakat tidak bereaksi berlebihan dan memaafkan negara tetangga itu atas kesalahan yang terjadi.

Kesalahan yang mirip juga pernah terjadi dalam ajang olahraga yang lebih besar, yaitu Olimpiade.

Pada 2012, panitia Olimpiade London pernah dipermalukan ketika layar stadion memperlihatkan bendera Korea Selatan saat tim sepak bola putri Korea Utara akan bertanding melawan Kolombia.

Pertandingan sempat tertunda selama sejam sebelum tim Korut akhirnya mau masuk ke lapangan setelah ada permintaan maaf resmi dari panitia penyelenggara.

Lalu, empat tahun kemudian, Tiongkok melayangkan protes keras kepada penyelenggara Olimpiade Rio de Janeiro. Pasalnya, empat bintang yang mengelilingi sebuah bintang besar di bendera Tiongkok menghadap ke arah yang salah.

Dalam setiap kesalahan, ada banyak pelajaran baik yang bisa kita ambil agar kelak tidak, atau meminimalkan, kemungkinan melakukan kesalahan yang sama.

Insiden tersebut harus dijadikan peringatan keras bagi Indonesia sendiri. Karena, untuk kedua kalinya sejak 1962, Indonesia akan menjadi tempat berlangsungnya pesta olahraga yang lebih besar, yaitu Asian Games, pada 18 Agustus-2 September 2018.

Segala hal terkait, mulai dari pembangunan dan perbaikan arena pertandingan, jalur transportasi, hingga area penginapan atlet tengah disiapkan. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, pada Juli 2018 menyatakan kesiapan penyelenggaraan Asian Games sudah mencapai 80 persen.

Gong hitung mundur satu tahun menjelang dimulainya pesta olahraga tersebut telah dibunyikan melalui sebuah acara nan meriah di Lapangan Monas, Jakarta, pada Sabtu (19/8).

Hitung mundur itu menjadi penanda bahwa Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), pemerintah, dan berbagai pihak terkait lainnya, mesti bekerja lebih keras untuk menjadi tuan rumah yang baik.

Tak hanya mempersiapkan arena pertandingan yang layak, mengambil pelajaran dari SEA Games Malaysia, detail terkecil dari aksesori pendukung pun wajib diperhatikan. Apalagi, dana besar telah dicurahkan pemerintah.

Acara itu jauh lebih besar dari SEA Games, sehingga jumlah atlet dan negara yang berpartisipasi pun jauh lebih banyak.

Sekitar 9.000 atlet dari 45 negara anggota Dewan Olimpiade Asia (OCA) akan datang ke Jakarta dan Palembang untuk mengikuti kompetisi olahraga multi-cabang empat tahunan itu.

Tak hanya bendera negara peserta yang mesti dipersiapkan, tapi juga lagu kebangsaan setiap negara. Andai saja, bendera negara pemenang sudah benar. Namun bila lagu rekaman lagu kebangsaan tidak tersedia, atau malah salah putar lagu kebangsaan negara lain, bisa jadi runyam.

Untuk distribusi informasi, ada sekitar 8.000 awak media yang diperkirakan akan datang meliput ajang tersebut. Bisa dibayangkan publikasi macam apa yang didapat jika terjadi sebuah kesalahan, sekecil apa pun.

Panitia sesungguhnya juga membutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk menjadi penerima tamu yang baik. Setidaknya menunjukkan keramahan dan sopan santun yang kerap disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Semua mesti saling mengawasi dan mengingatkan agar kalau pun ada kesalahan bisa selekasnya diperbaiki.

Hal lain yang juga penting, adalah menunjukkan dukungan pada atlet kita yang berjuang di lapangan nanti. Dukungan harus tetap pada koridor memberikan semangat. Jangan sampai memberikan dukungan tapi malah berimpresi negatif, misalnya menjelek-jelekkan atlet lawan, apalagi mempermalukan negara asal mereka.

Kita mesti bisa membuktikan bahwa Indonesia layak dan sanggup menjadi tuan rumah sebuah hajatan besar, tanpa sedikit pun kesalahan memalukan yang terjadi.

Semua pihak berkepentingan perlu untuk memastikan semuanya kelak akan berjalan lancar. Kita tentu tidak ingin protes bertubi masyarakat atas kesalahan Malaysia malah menjadi bumerang saat Indonesia menjadi tuan rumah ajang yang lebih besar, dengan sebuah kesalahan kecil sekali pun.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/editori...ian-games-2018

---

Baca juga dari kategori EDITORIAL :

- Jangan biarkan problem Freeport berlarut-larut

- Jawaban atas kebinekaan yang terkoyak

- Cari jalan memperlancar serapan anggaran daerah

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
20.5K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan