- Beranda
- Komunitas
- News
- Media Indonesia
India Naikkan Tarif Impor CPO, Mendag Waspadai Ekspor Turun
TS
Media Indonesia
India Naikkan Tarif Impor CPO, Mendag Waspadai Ekspor Turun

PEMERINTAH India telah memutuskan untuk menaikan tarif bea masuk (BM) minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya. Kebijakan itu pun diwaspadai oleh pemerintah Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya harus berhati-hati terhadap neraca perdagangan dengan India. Pasalnya, kenaikan BM CPO dan produk turunannya bisa berdampak pada penurunan ekspor ke negara tersebut.
"Saya harus hati-hati karena surplus kita kan besar banget ke sana. Nanti ada menteri urusan pangan dari India datang, kita akan bicara dan sampaikan keberatan kita," ucap Enggar di kantornya, Jakarta, Rabu (23/8).
Adapun total perdagangan Indonesia dan India sepanjang 2016 mencapai US$12,97 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$7,23 miliar. Pada Januari-Mei 2017, Indonesia masih memperoleh surplus US$4,21 miliar dari perdagangan dengan India atau naik 58,12% dari surplus periode yang sama tahun lalu.
Sebagai informasi, India telah memutuskan menaikan tarif impor untuk CPO dari 7,5% menjadi 15%. Selain itu, produk turunan CPO juga diberlakukan hal yang serupa, yakni naik dari 15% menjadi 25%.
Tidak hanya CPO, India juga menaikan BM untuk produk minyak nabati lainnya. Biaya impor produk minyak kedelai naik dari 12% menjadi 17,5% dan minyak bunga matahari naik dari 12,5% menjadi 17,5%.
Padahal, India merupakan pasar utama minyak sawit Indonesia. Pada semester I tahun ini, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat tumbuh siginifikan, yaitu naik 43% dari periode yang sama tahun lalu atau dari 2,6 juta ton menjadi 3,8 juta ton.
"Kami akan sampaikan keberatan kita. Memang mereka sedang dalam usaha memproteksi produksi mereka, tapi kita akan bicara, harus lobi karena mereka juga protes kan kalau kita berlakukan pungutan," tukas Enggar.
Enggar menilai pihaknya akan meminta pemerintah India membatalkan kebijakan tersebut. "Sebenarnya masih tetap lebih murah ke India, tapi kalau bisa tidak naik, kenapa harus naik?" imbuhnya. (OL-3)
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...run/2017-08-23
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Kendaraan Timor Leste Dilayani BBM Non Subsidi-
Kemendikbud Percepat Pencairan Dana PIP-
Akademisi AS: Serangan 9/11 Dikendalikan Kekuatan di Washington dan Tel Avivanasabila memberi reputasi
1
698
3
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan