- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengapa Swiss Tidak Pernah Berpihak


TS
trimusketeers
Mengapa Swiss Tidak Pernah Berpihak

Spoiler for no repsol:

Quote:
Apa yang anda bayangkan jika mendengar dan membaca kata Swiss. Palang Merah, Henri Dunant, Jam tangan Swiss, Swiss Army Knife, Garda Swiss atau markas FIFA?
Quote:

Apa yang kebanyakan orang tidak ketahui adalah Swiss harus memilih kebijakan netral karena selama berabad-abad mereka adalah negara bagi tentara-tentara bayaran.
Saya sedang duduk di sebuah gua di Swiss bagian selatan, menikmati risotto versi setempat yang diolah dengan merlot lokal, dikelilingi oleh pegunungan hijau yang indah dan menyusuri jalanan dari sebuah desa batu yang berusia berabad-abad, yang hingga hari ini telah menolak listrik.
Kedua orang teman makan siang saya berkebangsaan Swiss, meskipun salah satunya berbicara dengan bahasa Itali, dan yang satu lagi lebih menyukai berbahasa Jerman.
Demi saya, mereka kemudian beralih ke bahasa Inggris. Saya tersenyum puas; saat-saat multikultural semacam ini biasa terjadi selama beberapa bulan perjalanan saya di Swiss, dan saya pikir saya telah memiliki kenetralan yang terkenal di negara itu untuk disyukuri.
Desa yang sangat tua ini selamat dari dampak berbagai perang di Eropa karena di sini perang tak pernah terjadi. Perbatasan-perbatasan Swiss terbuka dan bersahabat karena ihwal yang sama.
Orang-orang dapat melakukan perjalanan ke sana semudah perjalanan bahasa dan makanan, karena itulah setiap orang dari Ticino berbahasa Italia, dan mengapa saya makan apa yang Anda kira sebagai hidangan Italia yang dibuat dengan apa yang Anda kira sebagai anggur Italia.
Bahkan cara negara ini terbentuk tampaknya seperti lambang hidup berdampingan yang penuh kedamaian.
Secara politik mereka menganut demokrasi langsung; secara kultural negara ini mengenal empat bahasa; dan saat Anda melintasi beberapa kanton, Anda akan merasa seperti sedang mengunjungi empat negara: Italia (di Ticino), Jerman (di Zurich), Prancis (di Jenewa) dan keturunan unik Kekaisaran Romawi (di Grisons)

Tetapi bersamaan dengan segarpu penuh makanan yang lezat di dekat mulut saya, salah seorang teman makan malam saya mengatakan sesuatu yang mengguncang, keluar dari kenyamanan saya: Swiss - benteng kenetralan dan penjaga perdamaian dunia - diawali sebagai negara tentara-tentara bayaran.
Benak saya mulai bergerak. Sehari sebelumnya, saya berdiri di benteng-benteng di kastil-kastil terkenal di dekat Bellinzona, yang sering menjadi tempat perebutan tanah di abad pertengahan antara orang-orang Milan, bangsa Prancis dan konfederasi Swiss yang masih muda.
Batu-batu benteng, yang secara kolektif merupakan Situs warisan dunia UNESCO, merupakan penanda dari sejarah panjang suku-suku asli, kanton-kanton dan negara-negara yang telah mencoba untuk menguasai Ticino yang penting secara strategis dan jalan tembus menuju pegunungan Alpen. Orang-orang Swiss memiliki cukup sejarah militer, dan jelas tidak netral.
Ironisnya, kebijakan anti perang modern di negara ini merupakan hal utama yang menyebabkan para pelancong dapat mengalami sejarah khusus itu.

"Dampak-dampak netralitas ada di mana-mana,"kata Clive Church, seorang profesor emeritus Studi Eropa di Universitas Kent, Inggris dan penulis beberapa buku tentang sejarah dan politik Swiss.
"Coba Anda beritahu saya," tambahnya, "Di mana kota di Swiss yang rusak karena bom?"
Jawabannya: tidak ada. "Anda dapat pergi ke kota manapun di Swiss dan Anda dapat melihat tempat-tempat yang telah berkembang secara organik karena tidak pernah terjadi pendudukan di sana. Anda menikmati kenetralan secara visual karena semua masa lalu ada di sana."
Dengan berjalan melalui kota yang seperti negeri dongeng di negara ini, sangat mudah melihat bahwa apa yang dia katakan memang benar.
Seluruh kota tua Bern, ibu kota Swiss, merupakan Situs warisan dunia Unesco yang penuh dengan arcade-arcade bersejarah, bangunan-bangunan batu pasir, dan air mancur-air mancur, ditambah dengan menara jam yang terkenal, yang dibangun di tahun 1530.
Di sisi lain dari negara ini, Chur, kota tertua di Swiss, telah melestarikan reruntuhan Romawi dengan selamat (mereka ditempatkan di dalam sebuah paviliun yang terpisah karya arsitek lokal Peter Zumthor)
Dan di Bellinzona, Anda dapat menyusuri benteng-benteng dari tiga kastil abad pertengahan yang masih berdiri atau menjelajahi wilayah desa-desa batu yang bersejarah.
Meski begitu, banyak pengunjung yang tidak memiliki banyak petunjuk tentang kenetralan Swiss saat ini -atau masa lalu militernya.

"Saya memiliki dua jenis pengunjung yang utama," kata Lydia Muralt, sejarawan, pemandu wisata dan pemilik Lynvi Switzerland.
"Mereka yang tidak mengetahui bahwa Swiss ini netral dan mereka yang mengetahui. Kelompok pertama selalu terkejut ketika mendengar bahwa kami ini netral sejak dulu, dan oleh karena itu kami tidak pernah mengalami kerusakan akibat perang.
Kelompok kedua memiliki kesulitan untuk memahami kenetralan kami: apakah ini berarti bahwa kamimungkin tidak peduli dengan dunia atau tidak memiliki pendapat?"
Muralt memberitahukan saya bahwa sebenarnya ada definisi dari kebijakan netral dalam situs pemerintah Swiss, dan saya memberanikan diri memeriksanya.
Selain memusatkan perhatian pada arah kemanusiaan negara tersebut, terdapat sejumlah peraturan: negara itu harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang, dan tidak membiarkan negara-negar yang berperang menggunakan wilayahnya, dan tidak memasok tentara-tentara bayaran ke negara-negara yang berperang.
Yang terakhir ini jelas-jelas merujuk pada kejadian di masa lalu.
Kembali ke Abad Pertengahan, orang-orang Swiss sangat hebat dalam memenangkan perang. Begitu hebatnya sampai-sampai mereka mengubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan.
"Pada dasarnya (layanan tentara bayaran) disebabkan karena alasan ekonomi," kata Laurent Goetschel, profesor ilmu politik di Universitas Basel dan direktur lembaga riset Swisspeace.
"(Konfederasi Swiss yang lama) merupakan negara yang sangat miskin -tidak cocok untuk pertanian berskala besar dan tidak memiliki akses ke sumber-sumber daya kolonial, juga tidak terdapt akses ke laut, jadi menjadi tentara bayaran hanyalah merupakan mata pencaharian."

Dan orang-orang Swiss merupakan pemenang yang dapat diandalkan, jadi hal ini berlanjut dan menjadi sumber pendapatan yang baik -sampai mereka kalah.
Mereka datang ke Pertempuran Marignano, di tahun 1515 ketika orang-orang Prancis dan Venesia tiba dengan artileri dan tentara bersenjata, dan orang-orang Swiss hanya membawa tombak dan tongkat. Sayangnya, kemajuan teknologi tak bisa mereka atasi.
"Setelah kekalahan itu, mereka menyadari bahwa mereka adalah tentara yang baik dengan cara mereka, tetapi tombak tidak dapat mengalahkan pasukan artileri," kata Church.
"Kemudian mereka mengundurkan diri dari keterlibatan mereka pada hal-hal yang berbau politik."
Lalu orang-orang Swiss itu yang menyewakan diri mereka kepada Prancis, yang tetap menyembunyikan mereka dan juga mengatasi ketidaknyamanan yang kadang-kadang terjadi ketika mereka saling berperang sendiri karena berada di dua pihak berbeda dalam suatu pertempuran.
"Hal itu tidak terjadi setiap saat, tetapi ketika terjadi akan sangat mengkhawatirkan dan mendorong mereka untuk bergerak ke netralitas," kata Church.
Selama masa ini, jelaslah bahwa Swiss telah bertarung di terlalu banyak perang untuk terlalu banyak pihak sehingga kesulitan untuk dapat memilih satu pihak saja untuk jangka panjang, terutama bila semua kekuatan besar menginginkan Swiss berpihak pada mereka karena letak negara ini yang strategis dijaga pegunungan Alpen.
Jadi ketika Kongres Wina berlangsung di tahun 1814 - 1815 untuk memilah perdamaian Eropa setelah Perang Revolusi Prancis (saat itu orang-orang Swiss masih bertugas sebagai tentara sewaan bagi monarki Prancis, termasuk raja terakhir, Louis XVI) dan Perang Napoleon (di mana Prancis menduduki Swiss dan menghancurkan konfederasi lama), orang-orang Swiss mengajukan win-win solution yang elegan untuk seluruh benua: biarkan kami bersikap netral.
Penetapan ini adalah kunci. Seperti yang ditunjukkan oleh Goetschel, "Netralitas menjadi masuk akal jika kekuatan-kekuatan lain mengakuinya."

Sejak saat itu, pada dasarnya Swiss telah menjadi negara non partisan yang kita kenal sekarang.
Berhentilah di patung Charles Pictet de Rochemont untuk mengucapkan terima kasih, kalau nanti Anda ke Jenewa: dia adalah seorang tentara dan juga diplomat yang menulis sendiri deklarasi Swiss tentang netralitas yang diratifikasi oleh Kongres Wina.
Saat Anda berada di sana, luangkan waktu mengunjungi Museum Palang Merah, di mana Anda akan mulai memahami perkembangan besar selanjutnya dari netralitas Swiss - yakni komitmen terhadap bantuan kemanusiaan.
Berawal pada 1860 saat pebisnis Jenewa, Henry Dunant, melakukan perjalanan bisnis ke Italia. Dia bermaksud mengatasi jalur perdagangan yang ruwet, akan tetapi ketika dia melihat perlakuan yang mengerikan terhadap tentara yang terluka di medan perang Napoleon III yang berdarah-darah, dia mengalihkan perhatiannya untuk membentuk Palang Merah.
Pada titik ini, semua berjalan dengan lancar bagi Swiss. Pendirian Palang Merah meningkatkan kredibilitasnya, membawa ke Konvensi Jenewa yang pertama pada tahun 1864, memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1901 dan memberikan kekayaan pada negara itu dengan apa yang digambarkan oleh Church sebagai 'sejenis kekuatan lembut' di Eropa.
Tetapi kemudian terjadi Perang Dunia, dan reputasi itu mendapat ujian berat, terutama saat Perang Dunia II, ketika Swiss secara kontroversial membeli emas orang-orang Yahudi dari Nazi Jerman dan menolak pengungsi Yahudi.
"Dari perspektif orang-orang Swiss, (netralitas) berhasil sepanjang menyangkut tidak terlibatnya Swiss dalam pertempuran," jelas Goetschel. "Ada banyak perdebatan apakah Swiss benar-benar netral, terutama pada Perang Dunia II, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan pertempuran."
Perbedaan ini membawa kepada salah satu hal yang paling membingungkan bagi orang luar tentang Swiss: tentaranya. Jika begitu netral, mengapa butuh tentara?
"Netralitas Swiss berhubungan dengan senjata," jelas Church. "Suatu hari seseorang bisa menyerang, oleh karena itu, Anda harus memiliki pasukan sehingga Anda dapat membela negara."

Logika yang sama menyebabkan pembangunan jaringan bunker, rumah sakit dan tempat perlindungan di bawah tanah selama Perang Dunia ke dua -beberapa tempat di antaranya dapat dikunjungi pelancong saat ini, termasuk di Vitnau, Vallorbe dan Sasso San Gottardo.
Sedangkan untuk Angkatan Bersenjata Swiss saat ini, Anda bisa menemukannya di seluruh negeri. Saya pernah menumpang bis kota yang dijejali para serdadu muda di Chur, dan pernah pula menonton penyerahan bendera dari prajurit yang baru lulus kepada taruna-taruna militer yang baru masuk dalam suatu upacara yang megah di sebuah lapangan di Zurich.
Tetapi Anda tidak harus tergantung pada keberuntungan jika hendak mengamati berbagai buah modern yang dipetik dari netralitas Swiss.
Siapapun dapat melakukan tur ke Gedung Parlemen di Bern (untuk mengenal tentang politik lokal); ke pusat riset internasional CERN yang separuh berada di Swiss dan sebelahnya lagi di Prancis (untuk melihat bagaimana kebijakan itu telah menghasilkan kemajuan dalam sains); dan kantor PBB Di Jenewa.
Menariknya, Swiss hanya menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa di tahun 2002. Dan jauh lebih menarik lagi, Swiss masih tidak merupakan anggota Uni Eropa.
Anda juga dapat menjaga mata, kuping dan mulut tetap terbuka saat Anda bepergian - mencari budaya Swiss yang unik, juga bahasa dan kuliner negara-negara yang berurusan dengan mereka -dalam damai dan perang -selama berabad-abad.
Negeri damai negeri impian

Diubah oleh trimusketeers 20-08-2017 09:37
0
12.7K
Kutip
60
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan