Aku tahu, diri ini tak jelita dan tak secerdas Aisyah, apa lagi setakwa Khadijah, Namun sungguh ku akan belajar mencintaimu seperti mereka, cinta yang terbingkai atas namaNya..
Kasihku, Hal terindah dalam hidupku..
Quote:
Sebelumnya ane ucapkan terima kasih buat yg sudah baca, ane nggak minta apa apa , ane cuma minta kritik dan sarannya aja buat tulisan ane ini, sekali lagi ane ucapkan terima kasih
Quote:
NB : ane bukan penulis profesional, jadi mohon maaf kalau alurnya maju mundur syantiek
"Hari ini aku terduduk, ingatan tentang masa lalu itu muncul dan sekarang aku sedang berusaha menuangkannya pada tulisan ini walaupun hati ini harus merasa sakit lagi, aku hanya ingin mengenangnya aku sungguh beruntung pernah dipersatukan Tuhan oleh dirinya.."
Oh iya , perkenalkan namaku khumairah orang biasa memanggilku ara, cerita yg kutuliskan ini sudah berlalu cukup lama.. tapi ingatan ini masih sangat membekas seolah kejadian itu baru terjadi kemarin..
April 2014
“Bundaaaaaaa “ suara kecil nan lucu memanggilku, aku langsung meletakan cucian piringku didapur dan segera menghampiri suara itu
“ada apa sayang” ucapku
“laka pengen ee”
Ya begitulah Raka seorang anak laki laki berusia 3 tahun, aku sangat menyayanginya seperti anakku sendiri, kenapa aku berkata seperti itu? Karena sebenarnya Raka bukanlah anak kandungku melainkan anak yang dibawa suamiku oleh istri terdahulunya. Tapi aku benar menyayanginya, tepat 3 tahun yg lalu raka masih berumur sekitar 6 bulan dan suamiku mengenalkannya padaku, wajah polos tanpa dosa suci dan lucuu itulah kesan pertama saat aku bertemu anak ini.
“habis ini raka mau makan apa?” tanyaku sambil mengenakan celana pada anak ini
“ mau jalan jalan ya bundaaa”
“okedehh tapi habis itu kita kepasar yaa buat bunda masak untuk ayah “
Aku terduduk disebuah kursi taman sambil melihat raka yg sedang asyik bermain dengan teman seumurannya,
“ ah kenapa aku bisa sangat menyayangi anak ini” gumamku dalam hati
Mungkin inilah yg disebut takdir tuhan, Tugasku hanya berusaha berbuat yg terbaik untuk raka dan suamiku, Ya Allah terima kasih kau telah memberikan kekuatan dan kelapangan hati untuk aku menjalani ini semua, terimakasih juga telah kau pertemukan aku dengan Bayu, iya Dia adalah suamiku.
Original Posted By awayaye►Gak adil bnget jd lelaki. Bayu mau Ara trima masa lalubya tanpa syarat tp giliran sbaliknya malah dijadiin vonis buat Ara.
G mikir ya gmna prasaan Ara yg rela berbagi kasih dlm hidupnya smentara Bayu utk masa lalu Ara aja pk nge-judge gtu
Ente sehat Bayu? Jd lelaki kok mau enaknya aja gtu G ngehargain gmn istri yg udh berkorban abis2an gtu buat masa lalu loe tp loe g mau kompromi ama masa lalu istri loe
Pandanganku samar samar,perlahan ku mencoba membuka mataku, kulihat ada beberapa wajah kini menatapku.
Ada sarah, ada Nur yg menatapku dengan wajah penuh simpati.
Ada dokter yang kini memandangku menunggu reaksi ku, dan disitu ada mas Bayuku, menatapku dengan wajah penuh khawatir.
Ah dada ku sesak mengingatnya..
“sepertinya istri anda sudah sadar sepenuhnya, ia hanya demam dan kurang memperhatikan asupan
gizinya, perbanyak minum air putih ya, dan makan buah buahan” kata dokter itu menasihatiku dan mas
bayu.
Mas bayu mendekatkan dirinya padaku, mencium keningku. Lalu ia meenggenggam tanganku dan
mencium tanganku dengan sangat lama.
“maafin mas sayang, mas nyesel, kamu harus sehat, mas Cuma nggak mau kamu kenapa kenapa”
“hatiku sakit mas” tentu kata kata itu hanya ada dalam hatiku, ingin sekali aku berbicara padanya tapi
rasanya sangat sulit sekali melihatnya saja sudah cukup membuat hatiku berdenyut nyeri.
Aku hanya mengangguk perlahan, kondisiku benar benar lemah saat itu.
Sarah menawarkan beberapa
buah untuk aku makan, tapi aku menolak, Mas bayu juga memaksa agar aku mau makan, tapi aku juga menolaknya, saat itu aku benar benar tidak lapar. Nur juga menasihatiku agar aku mau makan.
Masih teringat jelas dalam benakku, kata kata yang dikeluarkan Mas Bayu, lalu aku teringat bagaimana aku dulu saat bertemu sigit, usiaku masih sangat belia saat itu, labil, bisa dibilang itu masa masa terburuk dalam hidupku.
Dada ku semakin sesak, bulir bulir air mataku menetes kembali.
“sekarang mas harus gimana ra? Mas harus gimana biar kamu maafin aku lagi?” kata mas bayu
Aku menggeleng lemah, jujur aku benar benar tidak ingin bicara padanya. Hatiku terlalu sakit.
“yaudah lah mas, sekarang teteh ara kita bawa pulang dulu, biar istirahat dirumah..” ujar nur kepada mas Bayu
Setelah mengurus administrasi, mas bayu membawaku pulang dari rumah sakit, diperjalanan aku hanya diam, bahkan aku memalingkan wajahku dari mas bayu, saat aku tau dia terus melihatku dari arah kaca spion.
******
Sesampainya dirumah, nur langsung merapikan kamarku untuk aku istirahat, Sarah juga terlihat sibuk menyiapkan apa yg bakal di makan oleh kami nanti.
Setelah semuanya rapi, nur kembali pulang kerumahnya dan meninggalkan kami bertiga disini, sungguh keadaan yang tidak mengenakan.
Aku lebih memilih untuk mengurung diri dikamar, kuputuskan untuk mengunci pintu kamarku, Aku bisa mendengar jelas beberapa kali baik mas Bayu ataupun sarah mengetuk pintu kamar.
Tekadku sudah bulat saat itu, walau kondisiku masih lemah dan belum pulih sepenuhnya, Aku masukkan beberapa potong pakaian ku kedalam tas besar, Aku ingin pulang kerumah orang tuaku.
“kamu mau kemana ra?” Tanya mas bayu saat melihatku keluar kamar dengan susah payah membawa tas besar
“aku mau pulang kerumah mamah.”
“ara, harus dibicarain dulu jangan kaya gini” ujar sarah berusaha menghalangiku
“maaf kak, nggak usah ikut campur masalahku, toh ini nggak ada hubungan juga dengan kak sarah”
ucapku berani
Saat itu sarah langsung diam, dan pergi kekamar, entah apa yg dilakukannya, masa bodoh.
Aku tetap melangkah pergi keluar Rumah, walaupun sejujurnya aku tidak tau akan naik kendaraan apa.
“maafin aku ra..” tangan kekar itu berusaha untuk memelukku
“aku butuh waktu sendiri mas”
“jangan kaya gini….”
“aku butuh waktu buat memahami semuanya, aku butuh ngerti sebenernya aku ini siapa, aku ini apa, jadi aku mohon buat kali ini mas harus ngerti.”
Akhirnya mas bayu mengantarku kerumah orang tuaku, sesekali dia berusaha meraih tanganku untuk
menggenggamnya, tapi aku menghindar..
******
Pagi itu aku sangat senang karena berada dirumah orang tuaku, sejenak rasa sakit karena masalah itu terlupakan, aku terlalu bahagia melihat kedua orang tuaku, aku anak bungsu saat aku kerumah hanya ada mereka berdua, karena kebetulan kakak kakak ku telah tinggal diluar kota.
Seperti biasa mamah menyiapkan sarapan untuk aku, masakannya masih sama seperti dulu, selalu enak, banyak yg berubah dari ia, terutama fisiknya, ia semakin renta.
“kenapa tiba tiba kesini neng?” Tanya mamah
“emang kenapa mah, kan aku kangen aja..”
“nggak ada masalah kan sama bayu?” Tanya mamah
Ah, kenapa dari dulu instingnya selalu tepat kalau menyangkut perasaan anaknya ini..
“nggak apa apa mah, nggak ada masalah kok” ucapku meyakinkan
Sudah seminggu aku tinggal dirumah orang tuaku, dan selama itu juga mas bayu selalu menelpon dan mengirimkan ku pesan, tapi tak satupun yang aku jawab..
Sampai suatu sore , ia datang kerumah ku
“mas mau jemput kamu ra, udah cukup kan waktu untuk sendirinya?”
“………..”
“mas udah beliin rumah buat kita berdua, mas tau kamu butuh buat suasana baru kan?”
“sarah?” tanyaku penasaran
“dia bakal tetep tinggal dirumah yang lama…”
Aku diam, dan berpikir.. dia masih sama, tampan seperti aku pertama kali melihatnya, pakaiannya masih
rapi dan licin, sarah mengurusnya dengan sangat baik pikirku..
Kenapa aku selalu tidak tega dan kelihatan lemah didepan laki laki ini, hari itu aku luluh dengan segala ucapannya, Dan hari itu kuputuskan untuk kembali bersamanya.
*****
Rumah yang dibeli mas bayu untuk aku lebih besar dari yang sebelumnya, senang? Pasti senang, wanita mana yg tidak senang dibelikan Rumah seperti ini, Tapi apakah aku bahagia?
Aku membuka mataku yg semula terpejam, dan mendapati mata indah yg tengah menatapku denganku kabut hasrat.
Sejujurnya aku tidak ingin melakukan apapun dengannya, aku masih selalu ingat kata katanya saat itu. Tapi aku membiarkan ia memelukku erat.
“maaf, aku selalu membuat kamu menangis..” ucap mas bayu yg terdengar tulus.
Seketika tangisku pecah, ia tetap membiarkanku menangis. Aku bisa merasakan ia mengelus
punggungku dan mengecup puncak kepalaku. Apapun itu lakukanlah, aku Rindu.
Aku sadar betul malam
itu aku benar benar takluk hingga aku melupakan sedikit kekecewaanku padanya.
Aku merutuki diriku sendiri yang begitu mencintai lelaki ini sehingga tak berdaya, mengapa sulit sekali
mengatakannya, jika akhirnya aku sendiri yg merasa kesakitan.
“Tuhan apa yg harus aku lakukan?”
“kenapa aku begitu lemah?” gumamku dalam hati, Saat itu aku memilih untuk bungkam.
Aku menangis sampai lelah, sayup sayup aku masih bisa mendengar perkataanya.
“tetaplah disisiku, kumohon bertahanlah..”
Quote:
maaf ngetik nya dikit, disela sela waktu istirahat' ane luangin buat nulis part ini
Original Posted By tyazscream►Thread ini sebenarnya bagus banget ada bapernya juga, sayang TSnya gatau kemana.. pesan buat TS kalo emang RLnya lagi selow lanjut yah.
Original Posted By tyazscream►Thread ini sebenarnya bagus banget ada bapernya juga, sayang TSnya gatau kemana.. pesan buat TS kalo emang RLnya lagi selow lanjut yah.
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.