- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengobarkan Kembali Spirit Kemerdekaan Rakyat Indonesia


TS
sitorusborus
Mengobarkan Kembali Spirit Kemerdekaan Rakyat Indonesia
Quote:
Kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 sebenarnya mengulang kembali (reconstruction) kejayaan yang pernah ada pada masa silam, yaitu zaman Kerajaan Sriwijaya dan puncaknya zaman Kerajaan Majapahit. Duet kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada mampu mewujudkan Sumpah Palapa yaitu negara kesatuan, bahkan melebihi batas-batas wilayah negara Indonesia saat ini. Sepeninggal Patih Gajah Mada, Majapahit hancur berkeping-keping. Satu kelemahan, bahwa generasi tua tidak melakukan peremajaan kepemimpinan menyebabkan Majapahit runtuh dengan cepat. Daerah kekuasaan yang luas membebaskan diri (liberation) dan masing-masing mendirikan kerajaan.Kerajaan-kerajaan yang baru berdiri orientasinya sama, yaitu ingin mengembalikan kejayaan masa silam. Mereka melakukan ekspansi kekuasaan dan bersifat menjajah. Keturunan keluarga Majapahit, yaitu Raden Patah mendirikan kerajaan Demak. Konflik politik perebutan kekuasaan melahirkan penguasa baru yaitu Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang mendirikan Kerajaan Pajang. Selang beberapa beberapa tahun berjalan, Kerajaan Pajang dihancurkan oleh Sutawijaya yang kemudian hari keturunannya menjadi penguasa di Mataram yang melahirkan Sultan Agung. Karena orientasi kekuasaan, sering terjadi yaitu pertumpahan darah di antara penerus kerajaan. Mereka berebut pengaruh dan ingin menjadi penguasa tunggal.
Akibatnya cita-cita besar tidak pernah terwujud. Konflik berkepanjangan berdampak pada dendam yang berujung pada peperangan secara terus menerus.Ketika Bangsa Barat masuk ke wilayah Nusantara dan kemudian menjajah sebenarnya menjadi pembenar bahwa kerajaan-kerajaan tersebut orientasinya yaitu kekuasaan. Toh, seandainya terjadi perlawanan berkepanjangan, itu adalah bagian teknik penjajah untuk membentur di antara mereka. Kenyataanya ada kerajaan yang justru berlindung di bawah pengaruh penjajah. Dan ini sangat mengungtungkan penjajah Belanda melakukan politik devide et impera (politik adu domba). Terbukti, politik ini mampu memainkan peran sampai 350 tahun berkuasa di Indonesia. Sisi positif dari penjajahan ini yaitu kesadaran generasi muda untuk bangkit memperjuangkan kemerdekaan. Sadar bahwa perjuangan fisik yang dilakukan oleh generasi tua tidak membawa perubahan, maka mereka melakukan gerakan intelektual yaitu konsolidasi nasional. Hasilnya tahun 1908 lahir Budi Utomo, dan terus berlanjut lahir berbagai organisasi yang mempunyai tujuan sama yaitu memperbaiki kualitas ekonomi, pendidikan dan persatuan. Puncak kesadaran ini pada tahun 1928 dengan diikrarkan Sumpah Pemuda.
Jadi ada dua gerakan melakukan perjuangan, pertama, generasi muda yang berpendidikan melakukan gerakan melalui pendidikan dan diplomasi. Kedua, generasi tua dan masyarakat sipil lainya melakukan perjuangan dengan mengangkat senjata. Kedua gerakan ini membuahkan hasil, yaitu kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu.Indonesia merdeka. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai pengemban amanat rakyat mencoba mengembalikan kejayaan masa silam. Kekuasaannya bertahan selama 23 tahun. Namun sayang, duet mereka tidak seharmonis Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Tragisnya, kepemimpinan ini runtuh pada saat negara sedang kacau. Mereka dihujat, dan tampilah pemimpin baru yaitu Soeharto.Nampaknya belajar dari masa silam, Soeharto tampil sangat santun dan pembawaan tenang. Memakai teknik melempar batu sembunyi tangan, dia tidak menyerang lawan secara terbuka, tapi bahasa tubuh dan naluri prajurit mampu menggerakan mesin kekuasaan dengan sangat efektif. Sehingga nyaris letupan-letupan kebencian tidak pernah terdengar pada masanya. Nasibnya tidak jauh dengan Soekarno, dia pun lengser ke prabon dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter yang berimbas pada krisis multidemensi. Gerakan reformasi yang dipelopori oleh para tokoh nasional seperti Gus Dur, Amien Rais, Megawati dan Hamengku Buwono IX beserta para mahasiswa berhasil menumbangkan penguasa Orde Baru. Lalu lahirlah pemimpin hasil reformasi, mulai dari Gus Dur sampai saat sekarang yaitu SBY. Ada sisi kelebihan dan kekurangan mereka.
Perjalanan sejarah kemerdekaan di atas bisa diambil beberapa sisi negatif yang telah menghancurkan kebesaran bangsa ini yaitu: keserakahan terhadap kekuasaan dan kekayaan. Sifat ini telah melahirkan pemimpin yang otoriter dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankannya. Tentu saja, peringatan hari kemerdekaan saat ini bukan untuk mengulang masa lalu yang kelam. Tapi untuk menyadari bersama bahwa hakikat kemerdekaan yaitu kebebasan dan kemandirian. Masyarakat yang merdeka adalah masyarakat yang menggunakan rasa kebebasan itu untuk melahirkan martabat bangsa yang besar, yang mandiri dan tidak tergantung atau tidak mengekor bangsa lain. Kekurangan dan keterbelakangan menjadi bermakna ketika bangsa ini menyadarinya dan melakukan perubahan baik secara evolusi maupun revolusi. Perubahan tersebut pada dua kunci yaitu: membunuh jiwa serakah kekuasaan dan kekayaan.Kedua ini yang telah melahirkan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Sudah saatnya kemerdekaan kali ini diisi dengan kesederhanaan dan hidup untuk kepentingan bangsa dan negara. Penulis kira, jika ini yang dilakukan, maka bangsa ini benar-benar merdeka, yaitu mandiri dan berdikari dan bermartabat. Sebagai penutup sebenarnya saat ini kita sedang diuji oleh sejarah, apakah bangsa ini mau melakukan suatu perubahan atau kembali pada budaya lama itu? Jika melakukan perubahan berarti meninggalkan ketamakan, jika kembali masa lalu, maka ke depan yang akan kita saksikan adalah perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah. Keputusan ada di tangan kita, dan para pemimpin dan calon pemimpin. Memang sangat berat melakukan suatu perubahan. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mencoba untuk berbuat baik mulai saat ini. Tidak ada kerugian bagi orang yang berbuat baik bukan?Wassalam.
Akibatnya cita-cita besar tidak pernah terwujud. Konflik berkepanjangan berdampak pada dendam yang berujung pada peperangan secara terus menerus.Ketika Bangsa Barat masuk ke wilayah Nusantara dan kemudian menjajah sebenarnya menjadi pembenar bahwa kerajaan-kerajaan tersebut orientasinya yaitu kekuasaan. Toh, seandainya terjadi perlawanan berkepanjangan, itu adalah bagian teknik penjajah untuk membentur di antara mereka. Kenyataanya ada kerajaan yang justru berlindung di bawah pengaruh penjajah. Dan ini sangat mengungtungkan penjajah Belanda melakukan politik devide et impera (politik adu domba). Terbukti, politik ini mampu memainkan peran sampai 350 tahun berkuasa di Indonesia. Sisi positif dari penjajahan ini yaitu kesadaran generasi muda untuk bangkit memperjuangkan kemerdekaan. Sadar bahwa perjuangan fisik yang dilakukan oleh generasi tua tidak membawa perubahan, maka mereka melakukan gerakan intelektual yaitu konsolidasi nasional. Hasilnya tahun 1908 lahir Budi Utomo, dan terus berlanjut lahir berbagai organisasi yang mempunyai tujuan sama yaitu memperbaiki kualitas ekonomi, pendidikan dan persatuan. Puncak kesadaran ini pada tahun 1928 dengan diikrarkan Sumpah Pemuda.
Jadi ada dua gerakan melakukan perjuangan, pertama, generasi muda yang berpendidikan melakukan gerakan melalui pendidikan dan diplomasi. Kedua, generasi tua dan masyarakat sipil lainya melakukan perjuangan dengan mengangkat senjata. Kedua gerakan ini membuahkan hasil, yaitu kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 itu.Indonesia merdeka. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai pengemban amanat rakyat mencoba mengembalikan kejayaan masa silam. Kekuasaannya bertahan selama 23 tahun. Namun sayang, duet mereka tidak seharmonis Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Tragisnya, kepemimpinan ini runtuh pada saat negara sedang kacau. Mereka dihujat, dan tampilah pemimpin baru yaitu Soeharto.Nampaknya belajar dari masa silam, Soeharto tampil sangat santun dan pembawaan tenang. Memakai teknik melempar batu sembunyi tangan, dia tidak menyerang lawan secara terbuka, tapi bahasa tubuh dan naluri prajurit mampu menggerakan mesin kekuasaan dengan sangat efektif. Sehingga nyaris letupan-letupan kebencian tidak pernah terdengar pada masanya. Nasibnya tidak jauh dengan Soekarno, dia pun lengser ke prabon dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter yang berimbas pada krisis multidemensi. Gerakan reformasi yang dipelopori oleh para tokoh nasional seperti Gus Dur, Amien Rais, Megawati dan Hamengku Buwono IX beserta para mahasiswa berhasil menumbangkan penguasa Orde Baru. Lalu lahirlah pemimpin hasil reformasi, mulai dari Gus Dur sampai saat sekarang yaitu SBY. Ada sisi kelebihan dan kekurangan mereka.
Perjalanan sejarah kemerdekaan di atas bisa diambil beberapa sisi negatif yang telah menghancurkan kebesaran bangsa ini yaitu: keserakahan terhadap kekuasaan dan kekayaan. Sifat ini telah melahirkan pemimpin yang otoriter dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankannya. Tentu saja, peringatan hari kemerdekaan saat ini bukan untuk mengulang masa lalu yang kelam. Tapi untuk menyadari bersama bahwa hakikat kemerdekaan yaitu kebebasan dan kemandirian. Masyarakat yang merdeka adalah masyarakat yang menggunakan rasa kebebasan itu untuk melahirkan martabat bangsa yang besar, yang mandiri dan tidak tergantung atau tidak mengekor bangsa lain. Kekurangan dan keterbelakangan menjadi bermakna ketika bangsa ini menyadarinya dan melakukan perubahan baik secara evolusi maupun revolusi. Perubahan tersebut pada dua kunci yaitu: membunuh jiwa serakah kekuasaan dan kekayaan.Kedua ini yang telah melahirkan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Sudah saatnya kemerdekaan kali ini diisi dengan kesederhanaan dan hidup untuk kepentingan bangsa dan negara. Penulis kira, jika ini yang dilakukan, maka bangsa ini benar-benar merdeka, yaitu mandiri dan berdikari dan bermartabat. Sebagai penutup sebenarnya saat ini kita sedang diuji oleh sejarah, apakah bangsa ini mau melakukan suatu perubahan atau kembali pada budaya lama itu? Jika melakukan perubahan berarti meninggalkan ketamakan, jika kembali masa lalu, maka ke depan yang akan kita saksikan adalah perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah. Keputusan ada di tangan kita, dan para pemimpin dan calon pemimpin. Memang sangat berat melakukan suatu perubahan. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mencoba untuk berbuat baik mulai saat ini. Tidak ada kerugian bagi orang yang berbuat baik bukan?Wassalam.
MERDEKA BRAY 

Spoiler for :
0
1.4K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan