

TS
adidanp
sheila
Newbie gan. belajar biki threads nih. jangan di bully
Sheila, ya nama remaja perempuan itu, merupakan siswi SMA Bina Bangsa. Sheila merupakan siswi yang cukup populer di SMAnya meskipun tidak begitu cantik dan tidak begitu pandai. Sifat ramah dan supelnyalah yang membuatnya populer. Kesehariannya di SMA seperti siswi sekolah pada umumnya tetapi memiliki kegiatan tambahan karena dia merupakan anggota OSIS terutama pada akhir bulan ini akan diadakan lomba puisi antar sekolah dan dia menjadi salah satu wakilnya. Kegiatannya terkadang menjadi tempat untuk menyembunyikan kesedihannya, dibalik sifatnya yang riang dan ramah Sheila memiliki masalah percintaan seperti remaja pada umumnya. Hubungan Sheila dengan pacarnya dalam masalah dan Sheila mulai ragu dengan kekasihnya.
Hari berlalu tetapi hubungan Sheila dengan kekasihnya belum membaik bahkan bertambah kacau. Sheila semakin hari semakin ingin menyudahi hubungan itu. Kesibukannyalah yang terkadang mampu menghapus rasa sedihnya walau hanya sesaat. Akhir bulan ini merupakan hari diadakannya lomba puisi itu dan itu berarti 2 hari dari sekarang. Sheila merasa belum siap sepenuhnya karena ia dilanda kegalauan.
Esok adalah hari diadakannya lomba dan mau tidak mau Sheila harus siap karena ia merupakan andalan di SMAnya. “Semangat ya lombanya besok, dek” sms masuk ke hp Sheila. Sheila terlihat kebingungan karena tidak ada nama dari pengirim sms. “Iya, makasih. Maaf ini siapa ya ?”. Malam ini Sheila benar-benar tidak tenang karena besok harus sudah siap mengikuti lomba. Sheila menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa dan pada saat itu ada sms masuk tetapi Sheila mengabaikannya dan kemudian tidur karena besok harus bangun pagi.
Hari ini Sheila bangun pagi dan berkemas menuju sekolahnya yang biasa dia tempuh dengan jalan kaki karena memang dekat. Ternyata bus yang digunakan untuk transportasi sudah siap dan yang teman-temannya juga sudah siap untuk berangkat. “Ayo, Sil, sini aku bantu bawa tasnya” teriak temannya dengan semangat. Sheila akrab dipanggil Sisil. Di perjalanan Sheila membuka hp dan membuka sms yang semalam masuk “oh iya, ini aku Adam kakak kelas kamu, tahu kan ?”. Sheilapun kaget dibuatnya, darimana dia dapat nomor hpnya. Belum sempat membalas sms Adam, ternyata ada sms masuk lagi dari Adam. “Hati-hati ya dek, semangat lombanya ya”. “Iya kak, makasih ya kak”. Sheila menganggap itu adalah sapaan biasa.
Beberapa hari berlalu setelah perlombaan puisi itu dan Sheila meraih peringkat 2 ia kembali beraktivitas seperti biasa. Pagi itu hari senin Sheila berangkat pagi karena harus menyiapkan perlengkapan upacara dan kebetulan hari itu adalah giliran kelas Adam yang bertugas. Tanpa sepengetahuan Sheila, ternyata Adam bertugas sebagai pengibar bendera karena Adam merupakan mantan paskibraka. Adam seperti kesambar petir, kaget, senang, grogi campur aduk ketika melihat Sheila membantu menyiapkan perlengkapan. “Makasih ya dek bantuannya” kata Adam berterimakasih. “Eh.. iya kak, sama”, kemudian merekapun berpisah karena upacara akan dimulai. Setelah selesai upacara Adam dan teman-temannya merapikan perlengkapan upacara tersebut sambil menunggu Sheila, tetapi ia tidak datang. Adam terlihat sedikit kecewa karena pujaan hatinya tidak terlihat dan ternyata hanya pagi itu Adam bertemu Sheila. Adam merupakan kakak kelas Sheila yang beda satu tingkat, Adam hanyalah cowo yang cenderung pendiam dan cuek tapi agak bandel untuk urusan kedisiplinan sekolah, hampir setiap hari dapat teguran dari guru karena sering memakai atribut yang tak sesuai aturan. Malam harinya Adam iseng sms Sheila “Selamat malam dek, kok tadi gak bantuin waktu selesai upacara?”. Ketika itu Sheila sedang gundah karena hubungan dengan pacarnya sudah tidak karuan. Satu jam kemudian Sheila baru membuka sms dan membalas “iya kak tadi buru-buru ngerjain tugas, beum sempat ngerjain PR”, malam itu mereka chatting sampai larut malam. Semenjak itu mereka semakin hari semakin dekat dan Sheilapun perlahan mulai memiliki semangat baru. Masalahpun terjadi ketika pacar Sheila mengetahui kedekatannya dengan Adam. Sheila pun kebingungan dengan hal itu karena dia mengancam akan menemui Adam. Sheilapun menceritakan kejadian itu pada Adam, tetapi Adam menanggapi dengan santai karena memang sifatnya yang cuek. Adam hanya senyum dan mengatakan “ya silahkan kalo mau ketemu, kapan ?” namun Sheila tidak menginginkan itu karena takut terjadi perkelahian.
Akhirnya pada suatu kesempatan Adam mengungkapkan rasa sukanya kepada Sheila dan waktu itupun sebenarnya Sheila sudah memutuskan pacarnya tanpa sepengetahuan Adam. Pagi itu tanpa sengaja mereka bertemu di halaman sekolah dan tidak biasanya Adam menjadi orang yang tidak pendiam kemudian tiba-tiba bertanya “hey. Pagi dek, boleh ngomong sesuatu ?”, “iya kak, boleh silahkan. Tumbenan “. “Dek, kamu pasti sudah tau kan kalo aku itu suka sama kamu”. Belum sempat dijawab bel tanda masuk pelajaran sudah bunyi dan Sheilapun langsung lari. Dengan perasaaan campur aduk Sheila kebingungan untuk mengungkapkan perasaan yang sama pada Adam, disisi lain Adam merasa lega sudah mengungkapkan isi hatinya tetapi juga kecewa karena belum mendapat respon dari pujaan hatinya. Perasaan campur aduk dialami Sheila di dalam kelas karena ucapan Adam, disisi lain ia juga merasa senang. “Kring kring kring” bel istirahatpun berbunyi. Seperti biasa Adam pasti ke kantin nongkrong bersama teman-temannya sementara Sheila sibuk dengan urusan organisasinya.
Dua hari berlalu sejak Adam mengungkapkan perasaannya belum lagi bertemu Sheila. Akhirnya sore itu Adam menanyakan kabar Sheila lewat sms. “Dek, apa kabar kamu ?”. Satu jam lebih sms belum dibalas. Sheila memang tipe remaja yang jarang menggungakan hp kalau tidak ada kepentingan. “Kabar baik kak, kakak sendiri gimana ? Maaf ya kak baru sempat balas sms. Dari tadi gak megang hp”. Waktu itu Adam sudah tertidur karena ia memang jarang tidur sampai larut malam. Adam baru membuka hp pagi-pagi dan dengan penuh harap ia membalas “dek, nanti bisa ketemuan ya. Aku tunggu di kantin pas jam istirahat” kemudian Adam langsung siap-siap berangkat sekolah. Sheila hanya membaca sms itu dan langsung berangkat sekolah. Entah kenapa hari itu berlalu begitu lama bagi Adam padahal hanya sekedar menunggu waktu istirahat. Berulang kali melihat jam namun putaran jarum jam serasa lama tak seperti biasanya. Akhirnya waktu istirahatpun tiba dan ia langsung berlari ke kantin berharap Sheila datang. Sambil menunggu Sheila ia pun sambil memesan makanan kecil dan akhirnya Sheila datang. “Halo kak. Ada apa ya kak ?”. Adam agak kaget dengan kedatangan Sheila, “eh kamu, sini duduk dulu”. Kebetulan waktu itu keadaan kantin tidak begitu ramai dan merekapun lebih tenang ngobrol walau sesekali diledek teman-teman Adam. Adam tidak langsung mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya karena ia ingin lebih dekat dengan Sheila. Perasaannya begitu senang karena hari itu untuk pertama kalinya ia ngobrol berdua cukup lama dengan pujaan hatinya.
Waktu berlalu dan hubungan merekapun semakin dekat. Tak terasa ternyata Ujian Nasional tinggal beberapa bulan dan ini berarti akan ada tambahan pelajaran untuk Adam dan waktu bertemu dengan Sheila semakin sedikit. “Kak, belajarnya dari sekarang, main bolanya dikurang-kurangin dulu”.
to be continued...........
Sheila, ya nama remaja perempuan itu, merupakan siswi SMA Bina Bangsa. Sheila merupakan siswi yang cukup populer di SMAnya meskipun tidak begitu cantik dan tidak begitu pandai. Sifat ramah dan supelnyalah yang membuatnya populer. Kesehariannya di SMA seperti siswi sekolah pada umumnya tetapi memiliki kegiatan tambahan karena dia merupakan anggota OSIS terutama pada akhir bulan ini akan diadakan lomba puisi antar sekolah dan dia menjadi salah satu wakilnya. Kegiatannya terkadang menjadi tempat untuk menyembunyikan kesedihannya, dibalik sifatnya yang riang dan ramah Sheila memiliki masalah percintaan seperti remaja pada umumnya. Hubungan Sheila dengan pacarnya dalam masalah dan Sheila mulai ragu dengan kekasihnya.
Hari berlalu tetapi hubungan Sheila dengan kekasihnya belum membaik bahkan bertambah kacau. Sheila semakin hari semakin ingin menyudahi hubungan itu. Kesibukannyalah yang terkadang mampu menghapus rasa sedihnya walau hanya sesaat. Akhir bulan ini merupakan hari diadakannya lomba puisi itu dan itu berarti 2 hari dari sekarang. Sheila merasa belum siap sepenuhnya karena ia dilanda kegalauan.
Esok adalah hari diadakannya lomba dan mau tidak mau Sheila harus siap karena ia merupakan andalan di SMAnya. “Semangat ya lombanya besok, dek” sms masuk ke hp Sheila. Sheila terlihat kebingungan karena tidak ada nama dari pengirim sms. “Iya, makasih. Maaf ini siapa ya ?”. Malam ini Sheila benar-benar tidak tenang karena besok harus sudah siap mengikuti lomba. Sheila menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa dan pada saat itu ada sms masuk tetapi Sheila mengabaikannya dan kemudian tidur karena besok harus bangun pagi.
Hari ini Sheila bangun pagi dan berkemas menuju sekolahnya yang biasa dia tempuh dengan jalan kaki karena memang dekat. Ternyata bus yang digunakan untuk transportasi sudah siap dan yang teman-temannya juga sudah siap untuk berangkat. “Ayo, Sil, sini aku bantu bawa tasnya” teriak temannya dengan semangat. Sheila akrab dipanggil Sisil. Di perjalanan Sheila membuka hp dan membuka sms yang semalam masuk “oh iya, ini aku Adam kakak kelas kamu, tahu kan ?”. Sheilapun kaget dibuatnya, darimana dia dapat nomor hpnya. Belum sempat membalas sms Adam, ternyata ada sms masuk lagi dari Adam. “Hati-hati ya dek, semangat lombanya ya”. “Iya kak, makasih ya kak”. Sheila menganggap itu adalah sapaan biasa.
Beberapa hari berlalu setelah perlombaan puisi itu dan Sheila meraih peringkat 2 ia kembali beraktivitas seperti biasa. Pagi itu hari senin Sheila berangkat pagi karena harus menyiapkan perlengkapan upacara dan kebetulan hari itu adalah giliran kelas Adam yang bertugas. Tanpa sepengetahuan Sheila, ternyata Adam bertugas sebagai pengibar bendera karena Adam merupakan mantan paskibraka. Adam seperti kesambar petir, kaget, senang, grogi campur aduk ketika melihat Sheila membantu menyiapkan perlengkapan. “Makasih ya dek bantuannya” kata Adam berterimakasih. “Eh.. iya kak, sama”, kemudian merekapun berpisah karena upacara akan dimulai. Setelah selesai upacara Adam dan teman-temannya merapikan perlengkapan upacara tersebut sambil menunggu Sheila, tetapi ia tidak datang. Adam terlihat sedikit kecewa karena pujaan hatinya tidak terlihat dan ternyata hanya pagi itu Adam bertemu Sheila. Adam merupakan kakak kelas Sheila yang beda satu tingkat, Adam hanyalah cowo yang cenderung pendiam dan cuek tapi agak bandel untuk urusan kedisiplinan sekolah, hampir setiap hari dapat teguran dari guru karena sering memakai atribut yang tak sesuai aturan. Malam harinya Adam iseng sms Sheila “Selamat malam dek, kok tadi gak bantuin waktu selesai upacara?”. Ketika itu Sheila sedang gundah karena hubungan dengan pacarnya sudah tidak karuan. Satu jam kemudian Sheila baru membuka sms dan membalas “iya kak tadi buru-buru ngerjain tugas, beum sempat ngerjain PR”, malam itu mereka chatting sampai larut malam. Semenjak itu mereka semakin hari semakin dekat dan Sheilapun perlahan mulai memiliki semangat baru. Masalahpun terjadi ketika pacar Sheila mengetahui kedekatannya dengan Adam. Sheila pun kebingungan dengan hal itu karena dia mengancam akan menemui Adam. Sheilapun menceritakan kejadian itu pada Adam, tetapi Adam menanggapi dengan santai karena memang sifatnya yang cuek. Adam hanya senyum dan mengatakan “ya silahkan kalo mau ketemu, kapan ?” namun Sheila tidak menginginkan itu karena takut terjadi perkelahian.
Akhirnya pada suatu kesempatan Adam mengungkapkan rasa sukanya kepada Sheila dan waktu itupun sebenarnya Sheila sudah memutuskan pacarnya tanpa sepengetahuan Adam. Pagi itu tanpa sengaja mereka bertemu di halaman sekolah dan tidak biasanya Adam menjadi orang yang tidak pendiam kemudian tiba-tiba bertanya “hey. Pagi dek, boleh ngomong sesuatu ?”, “iya kak, boleh silahkan. Tumbenan “. “Dek, kamu pasti sudah tau kan kalo aku itu suka sama kamu”. Belum sempat dijawab bel tanda masuk pelajaran sudah bunyi dan Sheilapun langsung lari. Dengan perasaaan campur aduk Sheila kebingungan untuk mengungkapkan perasaan yang sama pada Adam, disisi lain Adam merasa lega sudah mengungkapkan isi hatinya tetapi juga kecewa karena belum mendapat respon dari pujaan hatinya. Perasaan campur aduk dialami Sheila di dalam kelas karena ucapan Adam, disisi lain ia juga merasa senang. “Kring kring kring” bel istirahatpun berbunyi. Seperti biasa Adam pasti ke kantin nongkrong bersama teman-temannya sementara Sheila sibuk dengan urusan organisasinya.
Dua hari berlalu sejak Adam mengungkapkan perasaannya belum lagi bertemu Sheila. Akhirnya sore itu Adam menanyakan kabar Sheila lewat sms. “Dek, apa kabar kamu ?”. Satu jam lebih sms belum dibalas. Sheila memang tipe remaja yang jarang menggungakan hp kalau tidak ada kepentingan. “Kabar baik kak, kakak sendiri gimana ? Maaf ya kak baru sempat balas sms. Dari tadi gak megang hp”. Waktu itu Adam sudah tertidur karena ia memang jarang tidur sampai larut malam. Adam baru membuka hp pagi-pagi dan dengan penuh harap ia membalas “dek, nanti bisa ketemuan ya. Aku tunggu di kantin pas jam istirahat” kemudian Adam langsung siap-siap berangkat sekolah. Sheila hanya membaca sms itu dan langsung berangkat sekolah. Entah kenapa hari itu berlalu begitu lama bagi Adam padahal hanya sekedar menunggu waktu istirahat. Berulang kali melihat jam namun putaran jarum jam serasa lama tak seperti biasanya. Akhirnya waktu istirahatpun tiba dan ia langsung berlari ke kantin berharap Sheila datang. Sambil menunggu Sheila ia pun sambil memesan makanan kecil dan akhirnya Sheila datang. “Halo kak. Ada apa ya kak ?”. Adam agak kaget dengan kedatangan Sheila, “eh kamu, sini duduk dulu”. Kebetulan waktu itu keadaan kantin tidak begitu ramai dan merekapun lebih tenang ngobrol walau sesekali diledek teman-teman Adam. Adam tidak langsung mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya karena ia ingin lebih dekat dengan Sheila. Perasaannya begitu senang karena hari itu untuk pertama kalinya ia ngobrol berdua cukup lama dengan pujaan hatinya.
Waktu berlalu dan hubungan merekapun semakin dekat. Tak terasa ternyata Ujian Nasional tinggal beberapa bulan dan ini berarti akan ada tambahan pelajaran untuk Adam dan waktu bertemu dengan Sheila semakin sedikit. “Kak, belajarnya dari sekarang, main bolanya dikurang-kurangin dulu”.
to be continued...........
Diubah oleh adidanp 16-08-2017 21:52
0
971
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan