Kemarin 23-April-2017 setelah dari pernikahan teman di Makassar, Saya beranjak menuju Gorontalo. Salah satu kota di Sulawesi Utara yang terkenal akan keindahan lautnya dan seafood-nya. Tulisan Saya kali ini mirip seperti tulisan Saya waktu ke Jogja kemarin, jadi lebih memberitahukan tempat-tempat yang bisa dikunjungi teman-teman ketika mengunjungi Gorontalo. Kemarin Saya ke Gorontalo bermodal nekat sendiri dari Makassar, bertemu teman-teman Jakarta yang dive trip di Gorontalo, diantaranya Dinna, Ndu, Cahyo, Hendra, Mba Yemi, dan Novrizal sharing costdengan mereka untuk penginapan dan kuliner makan-makan malam, dan juga bertemu dengan Rama, teman traveling asli Depok yang kebetulan kerjanya di Gorontalo. Ahh, sudah 2 tahun ternyata sejak long trip Jawa Bali Lombok waktu itu sama Bro Rama
Spoiler for Squad kali ini:
Kiri ke kanan (Cahyo, Saya, Ndu, Hendra), atas kiri ke kanan (Bang Felic, DInna, Mba Yemi)
Okee langsung saja ke topik utama tulisan iniii!
Chapter 1: Seputar akses ke pusat Gorontalo
Chapter 2: Tempat yang bisa dikunjungi
Chapter 3: Makan khas Gorontalo
Chapter 4: Contact person
Dokumentasi di artikel ini menggunakan Gopro Hero 4 Silver, LG G5, dan beberapa dari kamera kece Cahyo.
Happy blogwalking dan Selamat membaca!
Spoiler for Chapter 1: Seputar akses ke pusat Gorontalo:
Chapter 1: Seputar akses ke pusat Gorontalo
Jadi Saya menggunakan pesawat dari Makassar ke Gorontalo, flight jam 09:50, perjalanan kurang lebih 1 jam dan tidak ada perbedaan waktu (masih WITA). Sayangnya waktu itu delay, jadi rencana-rencana Saya waktu itu terancam gagal. Sampai di Bandara Internasional Djalaludin, Saya langsung mencari transportasi ke kota.
Quote:
Tips:
Damri di Gorontalo hanya melayani kelompok, jadi kalau teman-teman traveling sendiri, pasti tidak diprioritaskan Taksi Bandara 250rb apabila di booking sendiri. Kalau tidak mau bayar 250rb, tarifnya 70rb tapi harus menunggu 4 orang dulu. Kalau mau ke Limboto hanya 50rb. Oia, taksinya diantar sampai tujuan loh, jadi sabar yaa apalagi yang nebeng orang lain kayak Saya, haha.
Spoiler for Sekamar ramein ajee:
Bentor di Bandara cukup banyak, tapi tidak boleh masuk bandara, jadi nego di dalam bandara dengan supirnya, lalu dibawa keluar bandara untuk naik bentornya. Untuk ke kota ditarifkan 100rb
Spoiler for Bentor Bang Upik:
Kemarin Saya akhirnya menggunakan taksi, jadi menunggu 4 orang dulu agar lebih murah bayarnya -_- Oia, Saya tinggal di Hotel New Melati, hotel ini terkenal oleh kalangan turis dan backpacker, karena terletak di kota dan harganya yang lumayan bersahabat. Untuk harga dan kelas kamar yang ditawarkan bisa ke http://newmelatihotel.com/atau aplikasi-aplikasi booking hotel. Setelah itu Saya diantar oleh Bang Upik menuju Taman Laut Olele dengan menggunakan Ojek. Nanti akan Saya lampirkan di chapter terakhir untuk kontak beliau. Dan dari Hotel Melati akses kemanapun terbilang dekat karena letaknya di pusat kota.
Spoiler for New Melati Hotel:
Spoiler for Chapter 2: Tempat yang bisa dikunjungi:
Chapter 2: Tempat yang bisa dikunjungi
Berikut Saya lampirkan tempat yang Saya kunjungi selama 3 Hari di Gorontalo
Taman Laut Olele
Wisata Taman Laut Olele berjarak 45 menit-1 jam dari pusat kota (hotel melati) Gorontalo dengan menggunakan motor. Pemandangan disekitarpun baguus. Kombinasi pegunungan dan laut mengingatkan Saya akan perjalanan di Gunung Kidul, Jogja. Medan perjalanannya terbilang sudah bagus sampai pintu masuk desa Olele. Menuju pesisir pantai juga masih ada perbaikan jalan.
Spoiler for The Majestic Olele:
Quote:
Tips:
Olele sewaktu Saya kesana tidak ada retribusi sama sekali, paling kita hanya sewa kamar mandi umum atau rumah warga dan bayar ke pemilik rumah. Sewa kapal untuk snorkeling bisa tanya ke Bang Upik, Bang Yayan (kenalannya Rama) atau Pak Guntur. Nomor telepon beliau-beliau ini ada dibagian bawah yaa.
Ahhh, 2 hari Saya ke Olele, hari pertama saat baru sampai Gorontalo. Saya tiba terlalu sore, ombak besar dan visibility yang buruk membuat Saya sedih, yang Saya tahu, Olele seharusnya tenang karena terletak di sebuah teluk (Teluk Tomini). Karena awalnya plan Saya ke Olele hanya 1 hari itu saja, tapi untung ada Rama, Dia mengajak Saya kesini lagi besoknya dan dari pagi hari disaat semua temen-temen sharecost saya sedang mengambil diving. Dan alhamdulillah, Tuhan memberikan Saya kesempatan kedua untuk melihat salah satu maha karyanya di Olele.
Spoiler for 10 meter dari pinggir pantai Olele:
Quote:
Another Tips:
Snorkeling di Olele simple, sebenarnya tidak membutuhkan kapal. Teman-teman cukup ke desa Olele, ikuti jalan terus sampai pesisir pantai. lalu akan ada pertigaan. ambil kiri dan ikuti sampai ujung. Lalu titip barang di rumah warga, dan langsung nyebuuuur. Tapi ini hanya 1 spot, kalau ga puas, masih banyak spot dive/snorkeling di Olele yang bisa dijangkau oleh kapal seperti Goa Jin, Traffic Circle, Honeycomb.
Kesan Saya, tempat ini mirip dengan Taman Laut Menjangan (Bali barat). Karena modelnya yang berupa palung. Karang yang dengan bentuk yang beragam, ikan-ikan warna-warni menyambut Saya sesaat Saya menyeburkan diri di Taman Laut Olele. Tidak perlu deep dive, kedalaman 2 meter pun sudah banyak koral-koral. Ombak pagi itu yang tenang membuat Saya betah bermain air disini. Oia kalo teman-teman dive, atau bisa freedive sampai 10m lebih mungkin teman-teman bisa menemukan terumbu karang asli sini loh, yaitu Salvador Dali
Spoiler for Saya dan Bro Rama di Olele:
Bukit Cinta Gorontalo
Ada lagi tak jauh dari Olele tempat wisata yang memiliki view terbaik yaitu Bukit Cinta. Bukit Cinta masih tergolong wisata baru yang sepertinya didirikan atas swadaya masyarakat sekitar (berdasarkan penglihatan Saya). Untuk menuju puncaknya, kita parkir dulu di pinggir jalan lalu harus trekking dulu 10 menit. Di atas terdapat banyak wahana foto seperti di Jogja. Lumayan laah buat foto ala-ala, hehe.
Spoiler for Majestic view Bukit Cinta Gorontalo:
Cost di Bukit Cinta Gorontalo
5000 Parkir mobil
5000 Tiket retribusi perorang
Masjid Walima Emas Gorontalo
Dari arah Olele, Saya dan Rama melanjutkan ke arah barat (ada pertigaan sebelum pelabuhan gorontalo, ke timur ke arah Olele dan ke barat ke arah Bubohu. Kami menuju Masjid Walima Emas Gorontalo. Tempatnya terletak di atas gunung. Medannya sudah bagus, saat Kami kesana memang masih dalam perbaikan jalan. Akan tetapi setelah di depan pintu masuk masjid yang berupa portal, seakan tidak ada penjaga. Karena Kami bingung, bahkan kami sempat berhenti di depan lalu Rama turun dan mencari penjaga. Sedangkan Saya menjaga mobil. Tidak lama setelahnya ternyata memang ada penjaga masjid tapi mereka di area masjidnya. Dari portal masih ada 500m menuju Masjid Walima Emas. Dari menara masjid kita bisa melihat keindahan Teluk Tomini dan desa nelayan Gorontalo. Oia disini ada kolam ikan bisa terapi ikan lho, hahaha #pentingbanget
Spoiler for Puncak Masjid Walima Emas Gorontalo:
Cost di Masjid Walima Emas
10000 Parkir mobil dan amal seikhlasnya
Desa Wisata Religius, Bubohu
Desa wisata ini terletak di kaki gunung tempat Masjid Walima Emas. Dari jalur utama kami melihat plang yang mengarahkan ke desa wisata, tapi kami memilih masjid walima emas dulu karena paling jauh, hehe. Di desa ini masih ramai digunakan warga sekitar yang ingin belajar agama islam. Tempat ini cocok untuk orang yang ingin wisata sejarah dan kebudayaan. Kadang ada pengajian dan maulid Nabi. Mereka menggunakan pendopo-pendopo untuk mengadakan acara keagamaan tersebut. Ada juga museum batu, fosil-fosil kayu, dan foto-foto sejarah peninggalan leluhur setempat. Disini pun terdapat kolam yang biasa digunakan anak-anak sekiar untuk berenang. Ada juga burung-burung dara yang berkeliaran, kita bisa memberi mereka umpan berupa biji jagung yang disediakan pengelola desa wisata.
Spoiler for Desa Wisata Religi Bubohu:
Cost di Desa Religi Bubohu
5000 Parkir mobil
5000 Biji jagung segelas
10000 Iuran seikhlasnya untuk masuk, sekalian amal
Pulau Saronde
Saya solo travelling waktu ke Pulau Saronde. Biarpun jauh, akses yang mudah dan jaringan komunikasi yang tersedia membuat perjalanan ini menjadi mudah. Saronde terletak di Kabupaten Gorontalo Utara. Berjarak kurang lebih 60KM dari Hotel New Melati, Gorontalo. Perjalanan Saya ditempuh dengan waktu 1 jam 40 menit via motor. Cerita lengkapnya akan saya lampirkan di tulisan lainnya! Berikut Saya lampirkan foto-fotonya dulu. Oia mampir kesini ya buat lebih mendetail tentang Saronde: Solo Travelling ke Pulau Saronde
Spoiler for Mampir ke artikel selanjutnya untuk tips solo traveling ke Saronde:
Menara Keagungan Limboto
Setelah Dari Pulau Saronde, Saya menyempatkan diri untuk berfoto dekat Menara Keagungan Limboto. Menara ini terletak di jantung ibukota kabupaten Gorontalo. Aksesnya juga terbilang mudah karena menara ini berada di Jalan Trans Limboto persis. Berfoto disini mengingatkan Saya waktu berfoto di Menara Eiffel, Paris. Yaa bisa dibilang ini Eiffel asli Indonesia sih Di dekat menara yang dibangun tahun 2002 ini terdapat sebuah masjid agung yaitu Masjid Agung Baiturrahman.
Spoiler for Menara Keagungan Limboto dari Masjid Baiturrahman:
Padahal masih banyak tempat wisata di Gorontalo, hanya saja waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan waktu itu L Misal, Whaleshark Desa Botubarani, Benteng Otanaha Limboto, dll. Bahkan Saya sempat searching tentang Pulau Cinta, maldivesnya Indonesia dari blog reddoorz disini. Tapi sayangnya karena akses yang lumayan jauh, akhirnya niatnya Saya kurungkan dulu sampai kunjungan selanjutnya. Semoga lain kali bisa menyempatkan diri kesana lagi, aamiin.
Spoiler for Chapter 3: Makan khas Gorontalo:
Chapter 3: Makan khas Gorontalo
Rumah Makan Ratu
Ini kuliner pertama yang Saya cobain bareng temen-temen dari Jakarta. Ini dinamakan Ratu karena singkatan dari "Raja Tuna" lho haha. Emang makanan khasnya dari ikan tuna. Saya ingin sekali nyobain sashimi-nya padahal, tapi berhubung kemaleman jadi kehabisan deh Akhirnya Saya nyobain sate tuna, nasi campur, dan dada tuna deh. Oia dibawah Saya lampirin juga CP nya Rumah Makan Ratu, bisa telepon untuk pesen sate tuna dulu buat dipacking jadi oleh-oleh looh.
Spoiler for Menu RM Raja Tuna:
Rumah Makan Seafood Melky Brasil
Terletak di pinggiran pantai dekat Pelabuhan Gorontalo. Tidak hanya tuna, tapi banyak lagi pilihan ikan-ikan untuk disantap dan diolah sesuai selera pemesan. Waktu itu Saya kesana bersama Rama, kami memesan ikan kerapu dan dimasak sayur kuning dan sambal rica. Biarpun harga yang sedikit mahal, apalagi cuman berdua, tapi experience yang didapat memang sungguh berbeda dengan rumah makan seafood lain, apalagi di Jakarta -,-"
Spoiler for Ikan kerapu dan kakap yang dioleh sambal rica + kuah kuning, yumm!!:
Pia Gorontalo
Beuh, 1 ini jangan ketinggalan yaa, Pia. Mungkin temen-temen tau pia itu dari Bali. Tapi Gorontalo juga punya Pia looh. Ga kalah enak dehh dari Pia Legong Bali Oia toko Pia di Gorontalo diantaranya ada Pia Saronde dan Pia Extra. Pia Extra bisa beli satuan tapi ukurannya besar dan Pia Saronde menyajikan pia ukuran mini dalam jumlah banyak dalam 1 pack. Keduanya punya rasa yg berbedaa.
Spoiler for Pia Saronde Gorontalo:
Ilabulo
Hahaha, ini nagih sih, bentukannya aneh banget. Terbuat dari sagu dan dibakar persis kayak otak-otak. Cemilan Gorontalo satu ini Saya yakin bisa ngilangin laper temen-temen kalau dimakan lebih dari 1
Spoiler for Ilabulo:
Pisang Goreng Goroho
Unik banget, pisangnya tawar parah, baru pertama ini makan pisang tawar Mirip-mirip kentang deh rasanya. Disajikannya digoreng lalu dicocol pake sambal roa khas Sulawesi Utara.
Spoiler for Pisang Goroho plus sambal Roa!!:
Nasi Kuning Gorontalo
Saya penasaran banget sama nasi kuning Gorontalo, karena di Jakarta nasi kuning hanya buat sarapan tapi di Gorontalo banyak sekali tukang nasi kuning pinggiran dan buka sampai malam, haha. Eh ternyata rasanyaa yaa lumayan sih, berbeda sedikit dari yang kebanyakan di Jakarta, ada khas-khas Gorontalo gimanaaa gitu, hahaha.
Spoiler for Nasi Kuning GTO:
Es Brenebon dan Ikan Tindarung Limboto
1 lagi rumah makan yang kami coba terletak persis dekat menara keagungan Limboto. Disitu Saya, Dina, dan teman-teman lain mencoba es kacang merah khas Gorontalo yaitu Es Brenebon. Penyajiannya mirip seperti es campur yaitu dengan mencampur kacang merah dengan es serut dan susu kental manis. Oia di rumah makan ini kami mencoba makanan khas lainnya yaitu ikan Tindarung. Saking kalapnya kami pesan masing-masih diolah kuah asam dan bakar!!
Spoiler for Es Brenebon (Kacang Merah) tapi udah Saya aduk-aduk, haha:
Spoiler for Chapter 4: Contact Person:
Chapter 4: Contact Person
Berikut nomor-nomor yang bisa membantu teman-teman saat travelling ke Gorontalo
Bang Amat Taksi Bandara Gorontalo 0852-1752-8546
Hotel Melati Gorontalo 0435-822934
Bang Upik Ojek/Bentor New Melati-Olele 0853-9879-9572
Bang Ucok Ojek/Bentor New Melati-Olele 0852-4120-1891
Pak Guntur Olele 0853-9684-0251
Bang Yayan Olele 0852-5639-2457
Bang Ayub Kwandang-Saronde 0852-1369-3153
Rumah makan Ratu 0813-4065-7191
Sekian pengalaman Saya waktu traveling ke Gorontalo, semoga bisa menjadi referensi untuk teman-teman yang akan mencoba mampir ke sini juga. Indonesia terlalu indah untuk dinikmati di rumah saja
Mampir ke Youtube ane juga yak untuk lihat Olele dari dekat hehe
Apabila ada yang mau ditanyakan, monggo bisa ke :
Whatsapp : 08118-337-337
Line ID : pranataandri
Follow instagram Saya juga yaa buat liat2 hasil dokumentasi Saya selama perjalanan trip kemanapun.
Instagram : @pranataandrii
Mampir juga ke Blog ane untuk cerita yang lebih banyak : www.thenomaddict.wordpress.com