komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
KE INDIA? WAJIB MENYAMBANGI SEGITIGA EMAS-NYA (BAGIAN 1)
Semenjak Maskapai Low Budget membuka penerbangan dari Malaysia ke India, cukup banyak wisatawan Indonesia yang memanfaatkan kesempatan untuk menginjakkan kaki ke negara berpenduduk lebih dari 1,2 milyar jiwa tersebut. India memang sangat menarik karena memiliki unsur budaya yang sangat kental dan terjaga. Apalagi adanya bangunan super megah, Taj Mahal menjadi magnet terkuat bagi kepariwisataan negara yang merdeka sejak tahun 1947 itu.

Jika memang kalian tertarik untuk ke India dengan biaya yang cukup murah, kalian bisa memilih penerbangan promo dari salah satu maskapai low budget. Mereka juga membuka penerbangan KL ke New Delhi, tetapi tarif paling rendah ialah yang ketujuan Kota Kolkata dan Kochi (artikel tentang kedua kota ini bisa dibaca disini).

Apabila membahas tentang wisata India, maka tak bisa terlepas dari tiga kota dengan nilai historis dan warisan budaya tinggi yaitu Delhi, Agra, dan Jaipur. Ketiga kota inilah yang dikenal dengan sebutan ‘segitiga emas India’, karena memang jika diambil garis melalui peta, hubungan ketiga kota ini membentuk segitiga.


Delhi, Agra, dan Jaipur (segitiga emas India)

Bagi wisatawan dunia, Segitiga Emas ini tentu sudah sangat dikenal. Wajib rasanya ketika ke India untuk mengunjungi ketiganya agar wisata ke India benar-benar berasa lengkap. Lantas seperti apa ketiga kota ini? Apa saja yang membuatnya begitu penting untuk disambangi?


NEW DELHI
Sebagai ibukota negara, New Delhi tentu menjadi gerbang utama bagi turis memasuki India. New Delhi sendiri merupakan distrik yang menjadi pusat bagi Wilayah Ibukota Nasional Delhi. Jadi Delhi dan New Delhi secara umum sama saja yang merujuk pada yurisdiksi wilayah dimana Delhi untuk semua wilayah ibukota dan New Delhi adalah bagian didalamnya. Tetapi memang kebanyakan orang lebih sering menyebut nama ‘Delhi’ saja untuk mempersingkat ucapan.


1. New Delhi vs Old Delhi

Letak Old Delhi di New Delhi

Jika ada sebutan New Delhi, maka apakah ada Old Delhi? Ternyata Old Delhi bukan hanya sekedar nama tetapi masih bisa dikunjungi. Kawasan Old Delhi ibarat kota tuanya Delhi. Dulunya Old Delhi bernama Shahjahanabad yang didirikan tahun 1639 di masa Kaisar Mughal pada masa kekuasaan Shah Jahan. Shahjahanabad ini menjadi ibukota kekaisaran Mughal hingga keruntuhannya pada tahun 1857. Pada masa itu tentunya ada banyak bangunan yang didirikan dan beberapa diantaranya masih ada dan terjaga seperti Masjid Jama, Masjid Zinat-ul, Red Fort, Gurudwara Sis Ganj Shahib, dan Pasar Candni Chowk.

Diluar Old Delhi, maka itulah New Delhi. Disanalah pusat perniagaan dan pemerintahan dibangun. New Delhi berkembang dimasa kolonial Inggris dan terus berkembang hingga kini dengan pembangunan modernnya. Secara keseluruhan total penduduk urban Delhi ialah sekitar 16 juta jiwa, bahkan mencapai 22 juta jiwa untuk keseluruh wilayah metro nya.


2. Wisata Kekaisaran Mughal
Menyambung tentang Old Delhi, maka area yang hanya seluas sekitar 6,1 km persegi ini sangat layak dijadikan tujuan wisata. Sebagai kawasan tua yang penuh sejarah, setiap sudut Old Delhi ibarat saksi bisu kejayaan Kekaisaran Mughal.


Red Fort via transindiaholidays.com

Titik utama dari Old Delhi ialah Benteng Merah atau Red Fort-nya. Benteng berupa dinding batu pasir berwarna merah ini dibangun antara tahun 1639 hingga 1648 yang dirancang oleh Ustad Ahmad Lahauri. Gaya arsitekturnya sangat khas dengan gaya Mughal atau India kuno yang banyak bisa ditemui di bangunan tua lainnya. Benteng Merah ini bahkan dianggap sebagai puncak dari arsitektur Mughal. Untuk masuk ke komplek benteng, wisatawan mancanegara dikenakan tarif INR 250.


Masjid jama via planetbell.me

Juga menjadi ikon dari Old Delhi ialah Masjid Jama. Masjid ini didirkan pada masa Shah Jehan tahun 1650 dan selesai pembangunannya pada tahun 1656. Masjid ini menjadi yang terbesar di India dan mampu menampung hingga 25 ribu jamaah dalam satu waktu. Lokasina yang berada di sisi jalan raya yaitu Chadni Chowk membuat masjid ini sangat mudah dijangkau. Arsitekturnya yang sangat kental dengan gaya Mughal India, menjadikan Masjid Jama sangat otentik. Penggunaan batu bata merah dengan bentukan lorong berupa kubah bergelombang adalah ciri kuat dari arsitektur ini.

Masjid Jama menghadap langsung ke Barat alias Mekkah dengan tiga gerbang di ketiga sisi lainnya. Terdapat tiga Kubah besar berbentuk seperti bawang di bagian atas masjid. Bentuk kubah seperti inilah yang pada akhirnya menginspirasi pembangunan kubah masjid di seluruh dunia. Selain kubah, terdapat dua menara utama di bagian depan yang memiliki tinggi 41 meter.


Masjid Zeenat-ul via flickr.com/photos/nileshkorgaokar

Tak jauh dari Masjid Jama, hanya sekitar 1,2 km ada juga Masjid Zeenat-Ul. Selesai dibangun tahun 1710, pembangunan masjid diprakarsai oleh Zinat ul Nissa, Putri dari Kaisar Aurangzeb. Menariknya, Masjid Zeenat-Ul ibarat bentuk kecil dari Masjid Jama karena arsitekturnya terbilng mirip mirip yaitu dibangun dengan bata merah, memiliki tiga kubah, dan dua menara.


Gurudwara Sis Ganj Sahib via mapsofindia.com

Tidak hanya bernafas Islam, ternyata di Old Delhi juga ada sebuah Gurudwara atau rumah ibadah agama Sikh. Gurudwara Sis Ganj Sahib, itulah nama bangunan di Jalan Chandni Chowk ini. Dibangun tahun 1783, Gurudwara Sis Ganj Sahib menjadi salah satu dari sembilan gurudwara bersejarah di Delhi. Saat ini, bangunan yang ada adalah hasil renovasi tahun 1930.


Salah satu sisi Pasar Chandni Chowk via mygola.com

Satu bagian lain yang paling mencolok dari Old Delhi ialah Pasar Chandni Chowk. Ini adalah pasar tertua dan paling sibuk di Delhi. Berada dekat dnegan stasiun Old Delhi, Pasar Chandni Chowk sudah ada sejak abad ke 17 yang juga dimasa Shah Jahan. Konseptornya sendiri ialah anak peremouan beliau yaitu Jahanara. Di pasar yang berada di sepanjang jalan ini menjual berbagai hal sebagaimana umumnya pasar tradisional.

Hal yang tak boleh dilewatkan ketika ke sini ialah berwisata kuliner. Pasar ini menjadi gudangnya kuliner khas India yang beragam seperti Halwa, Rasmalai, Jalebi, Samosa, Chaat, dan banyak lainnya. Satu rumah makan terkenal karena sudah ada sejak tahun 1790 ialah Toko Ghantewala. Toko ini menjual makanan dan camilan khas India dan kabarnya resep menunya masih sama seperti awal berdirinya di tahun 1790 tersebut. Selain itu ada juga restoran Karim yang sempat masuk majalah Time sebagai restoran terbaik di Asia. Kamu bisa bertanya untuk menemukan restoran ini karena berada masuk ke banyak jalan yang padat. Kamu yang mau membeli oleh-oleh atau cemilan berupa aneka kacang-kacangan, pasar ini juga menjadi surganya.


3. India Gate, Arch de Thriomph-nya India

India Gate via culturalindia.net

Seperti namanya : Gerbang India, maka harusnya India Gate ini wajib dikunjungi karena menjadi ‘gerbang utama’ dari negara Bollywood. India Gate berada di jantung kota tepatnya di ujung Jalan Rajhpat serta terhubung dengan ruas jalan lainnya. India Gate sama halnya dengan Arch de Thriomph-nya Paris, juga menjadi monumen peringatan tepatnya untuk peringatan Perang Dunia I di periode 1914-1921 yang menewaskan 82.000 tentara India. Bangunan monumen berbahan batu bata merah dan granit dengan pintu berbentuk lengkungan ini mulai dibangun di awal tahun 1921 dan diresmikan 10 tahun setelahnya.

Disekeliling monumen dibangun taman yang tertata dan menjadi pelengkap keindahan visual dari bangunan setinggi 42 meter tersebut. Di bagian dinding atas monumen tampak tulisan INDIA dan dibawahnya jika diperhatikan lebih jelas juga terdapat tulisan seputar tragedi perang yang melibatkan tentara India di berbagai belahan dunia.

Sekitar 150 meter di Timur India Gate, ada juga sebuah monumen kecil seperti paviliun setinggi sekitar 20 meter. Terinsiprasi dari paviliun abad ke enam dari Mahabalipuram, bangunan ini seolah menjadi bagian pendukung axis India Gate.


4. Qutub Minar, Menara Bata Tertinggi di India

Menara Qutub Minar, photo by Attini Zulfayah via femina.co.id

Kesejarahan Islam di Delhi juga bisa disaksikan di wilayah Mehrauli, sisi Selatan New Delhi. Ini merupakan bangunan menara berbahan bata merah setinggi 72,5 meter. Menara ini adalah monumen Islam kuno peninggalan Qutb-ud-din Aibak, seorang penguasa muslim pertama di Delhi. Dibangun tahun 1193, menara ini tampak menarik dengan ukiran kaligrafi di badan menara dan ukiran etnik dekoratif yang detil di bagian pemisah tingkatan menara. Menara ini sendiri memiliki tiga tingkatan utama dan disetiap tingkatan itu tersedia balkon melingkar. Sayangnya sekarang pengunjung tidak boleh naik ke atas menara yang memiliki 379 anak tangga ini.

Tak hanya menara, di komplek Qutub Minar juga ada Masjid Quwwat ul-Islam yang dibangun setelah menara. Kabarnya juga sebenarnya Qutub Minar adalah menara masjid itu sendiri, tetapi karena ukuran menara yang terlalu besar, seolah kedua bangunan itu bukan satu kesatuan. Selain masjid, di dalam komplek juga ada bangunan Alai Minar, nisan Alauddin Khilji, Makam Adham khan, dan termasuk sebuah madrasah.

Wisatawan mancanegara harus merogoh kocek sebesar INR 500 untuk bisa masuk ke komplek menara ini sedangkan warga India hanya dikenakan biaya INR 30. Dibuka setiap hari, kalian bisa menuju lokasi dengan naik metro yang melalui stasiun Qutab Minar.


5. Makam Humayun, Kaisar Mughal Kedua

Humayun Tomb via indovacation.net

Humayun yang bernama lengkap Nasir ud-din Muhammad Humayun adalah kaisar Mughal kedua yang menguasi wilayah utara India, hingga yang sekarang bagian dari Afghanistan dan Pakistan. Ia memerintah dari 1530-1540 ketika menggantikan ayahnya, kemudian kembali memimpin pada periode 1555 untuk kemudian wafar setahun setelahnya yaitu tahun 1556 ketika ia baru berusia 47 tahun.

Sebagai bentuk kecintaan, sang Istri pertama Humayun, Bega Begum membangun makam sang suami dengan bantuan arsitek asal Persia, Mirak Mirza Ghiyaz. Dibangun tahun 1569, makam ini memiliki rancangan yang sangat mewah dan berciri asritektur Islam mughal. Tak hanya Humayun, disini juga akhirnya menjadi makam bagi sang istri, Bega Begum dan Hamida Begum, putra Shah Jahan, Dara Shikoh, termasuk beberapa raja Mughal lainnya.

Keunikannya dari bangunan ini ialah karena menjadi struktur pertama yang menggunakan batu pasir merah dengan skala yang begitu besar. Hal ini juga nampaknya yang menjadikan Makam Humayun sejak tahun 1993 tercatat sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Lokasi Makam Humayan sangat mudah di jangkau karena sangat dekat dengan jantung Kota New Delhi, tepatnya di Jalan Mathura, wilayah Nizamuddin Timur. Sebelum ke Taj Mahal, mungkin makam Humayun ini bisa menjadi pilihan karena memang Makam Humayun justru dibangun sebelum Taj Mahal yang baru dibangun tahun 1632.

Dibuka setiap hari dari pagi hingga petang, pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar INR 500 untuk turis mancanegara dan hanya INR 30 untuk warga lokal.


6. Laxminarayan, Kuil Terbesar Pertama di Delhi

Kuil Laxminarayan via friendlyplanet.com

Kuil Laxminarayan atau dalam bahasa Hindi disebut Birla Mandir, adalah kuil hindu yang dibangun tahun 1933 sampai 1939 oleh Baldeo Das Birla, seorang bangsawan entreprenuer dan philantropis. Kuil yang diresmikan langsung oleh Mahatma Gandhi ini memiliki keunikan dari atapnya yang menyerupai stupa. Dengan warna merah bata dan perpaduan krem kekuningan, kuil yang berada di Mandir Marg, pusat kota New Delhi ini tampak menarik pandangan. Meskipun bukan objek wisata wajib, tetapi Laxminarayan juga tak salah untuk disambangi jika kebetulan berada di New Delhi.


7. Akshardham, Kuil Megah Beraksen Tradisional

Kuil Akshardham via travelokam.com

Kuil Akshardham memang bukanlah kuil kuno karena baru diresmikan tahun 2005 silam setelah 5 tahun pembangunan. Namun kemegahan kuil ini berhasil mencuri perhatian penduduk India dan wisatawan, bahkan tercatat 70% turis yang datang ke Delhi juga mendatangi kuil yang beralamat di Noida Mor, Pandav Nagar, sisi Timur New Delhi.

Kuil ini sengaja dibangun dengan gaya arsitektur khas Tradisional/kuno India dan Hindu untuk memperingati 10.000 tahun kebudayaan India yang melambangkan keagungan, keindahan, kebijaksanaan, dan kebahagiaan. Bangunan berwarna coklat tanah dengan detil ukiran serta atap kubah bertingkat terlihat sangat megah bak bangunan kuno. Dengan tinggi 43 meter, Kuil Akshardham semakin cantik dengan keberadaan pelataran luas bertingkat didepannya serta kolam dikedua sisinya.

Tak hanya bangunan utama Kuil saja, di komplek ini pengunjung juga bisa mengeksplore banyak kegiatan seperti eksebisi atau ruang diorama bernama Sahajanad Darshan, teater Nilkanth Darshan, berperahu wisata indoor Sanskruti Vihar, Air Mancur menari (musical fountain), dan taman tematik.

Untuk memasuki komplek kuil ini pengunjung tidak dikenakan tarif atau tiket masuk, tetapi untuk eksibisi diberlakukan tiket sebesar INR 170 dewasa dan INR 100 untuk anak. Termasuk untuk atraksi Musical Fountain dikenakan tarif INR 30 dewasa dan INR 20 untuk anak. Pengunjung bisa masuk mulai pukul 9:30 pagi dan tutup pukul 6:30 sore. Tapi sayangnya, pengunjung tidak diperkenankan mengambil foro dan membawa hp kedalam komplek.


AGRA

Kita Lanjutkan ke sudut kedua dari segitiga emas yaitu Agra. Kamu yang tertarik dengan Taj Mahal tentu sangat akrab dengan nama Agra. Di kota kuno berpenduduk lebih dari 1,6 juta jiwa itulah bangunan akbar dunia, Taj Mahal berada.

Agra dan New Delhi hanya berjarak sekitar 200 km sehingga bisa ditempuh hanya sekitar 2,5 sampai 3 jam perjalanan. Ada banyak pilihan transportasi yang bisa kamu gunakan dari mulai kereta, bus, dan termasuk menyewa taksi. Sesampainya di Agra pun seperti di stasiunnya, kamu bisa memilih berbagai sarana transportasi seperti jika tidak mau repot bisa menyewa mobil full day dengan tarif mulai dari IND 1.850 atau ikut tur khusus setengah hari dan satu hari. Semua tergantung pilihan, tetapi jika pergi beramai-ramai, menyewa mobil akan jauh lebih hemat.

LANJUTAN












0
10.7K
82
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan