- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Wilayah Muslim Xinjiang China Dan Sejarahnya


TS
rwu777
Mengenal Wilayah Muslim Xinjiang China Dan Sejarahnya
Quote:
Asal mula Xinjiang

Pemandangan kota Urumqi di provinsi Xinjiang
Xinjiang adalah provinsi yang didiami etnis muslim Uighur yang dulu wilayah ini disebut Republik Turkmenistan Timur sebelum diduduki China. Xinjiang saat ini merupakan daerah otonomi di dalam Republik Rakyat China (People's Republic of China).

Masjid Id Kah di Xinjiang
Wilayah minoritas Uighur ini adalah produk dari perluasan dinasti Qing (1644-1911) selama abad ke 18. Xinjiang berubah dari sebuah wilayah yang independen menjadi provinsi kekaisaran China di tahun 1880an. Setelah dinasty Qing berakhir, Xinjiang diduduki oleh Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army) pada tahun 1950.
Xinjiang merupakan rumah dari etnis Uyghur yang hidup berdampingan dengan komunitas lain yang lebih sedikit jumlahnya seperti etnis Kazakh, Kirghiz, Mongol, Tajik, Rusia serta pendatang Han dan Hui dari China belahan timur.
Ekspansi China dimulai antara Perang Dunia Pertama dan Kedua dan berlanjut hingga awal 1960an. Selama proses ekspansi, beberapa negara merdeka secara sistematis dianeksasi oleh rezim Han China. China menduduki negara-negara merdeka seperti Turkmenistan Timur atau Xinjiang masa kini, Mongolia Dalam dan juga Manchuria. Dengan kebijakan yang sama, negeri tirai bambu juga mencaplok Tibet pada pertengahan tahun lima puluhan.
Dengan demikian, untuk melacak asal usul Xinjiang saat ini, haruslah kembali ke sejarah masa lalu pada akhir 1920-an dan 1930an ketika Xinjiang adalah negara independen Turkmenistan Timur yang diduduki oleh China.

Pemandangan kota Urumqi di provinsi Xinjiang
Xinjiang adalah provinsi yang didiami etnis muslim Uighur yang dulu wilayah ini disebut Republik Turkmenistan Timur sebelum diduduki China. Xinjiang saat ini merupakan daerah otonomi di dalam Republik Rakyat China (People's Republic of China).

Masjid Id Kah di Xinjiang
Wilayah minoritas Uighur ini adalah produk dari perluasan dinasti Qing (1644-1911) selama abad ke 18. Xinjiang berubah dari sebuah wilayah yang independen menjadi provinsi kekaisaran China di tahun 1880an. Setelah dinasty Qing berakhir, Xinjiang diduduki oleh Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army) pada tahun 1950.
Xinjiang merupakan rumah dari etnis Uyghur yang hidup berdampingan dengan komunitas lain yang lebih sedikit jumlahnya seperti etnis Kazakh, Kirghiz, Mongol, Tajik, Rusia serta pendatang Han dan Hui dari China belahan timur.

Ekspansi China dimulai antara Perang Dunia Pertama dan Kedua dan berlanjut hingga awal 1960an. Selama proses ekspansi, beberapa negara merdeka secara sistematis dianeksasi oleh rezim Han China. China menduduki negara-negara merdeka seperti Turkmenistan Timur atau Xinjiang masa kini, Mongolia Dalam dan juga Manchuria. Dengan kebijakan yang sama, negeri tirai bambu juga mencaplok Tibet pada pertengahan tahun lima puluhan.
Dengan demikian, untuk melacak asal usul Xinjiang saat ini, haruslah kembali ke sejarah masa lalu pada akhir 1920-an dan 1930an ketika Xinjiang adalah negara independen Turkmenistan Timur yang diduduki oleh China.
Quote:
Kerusuhan Di Xinjiang

Polisi huru-hara China berjaga di Urumqi saat kerusuhan massa,
Kerusuhan massa sering terjadi di Xinjiang disebabkan oleh ekstrimis-ekstrimis berkedok agama yang sering menghasut masyarakat dan melakukan teror bom. Salah satunya adalah kerusuhan etnis yang terjadi di tahun 2009 di mana setidaknya 197 orang meninggal dan 1.700 orang terluka.
Beijing menyalahkan ekstremis Islam sebagai "biang kerok" pertumpahan darah dalam kerusuhan tersebut namun para ahli percaya bahwa hal itu juga didorong oleh kekerasan dari pihak berwenang saat memperlakukan minoritas etnis asli Xinjiang, Uighur.
Ribuan tentara terlihat tumpah ke jalan-jalan di salah satu kota paling penting di China ini untuk kedua kalinya dalam waktu lebih dari seminggu setelah kerusuhan berdarah itu. Seorang pemimpin partai Komunis senior bahkan menyatakan "serangan habis-habisan" terhadap terorisme di wilayah yang dilanda kekerasan tersebut.
Lebih dari 10.000 pasukan penembak jitu berkumpul di jantung kota Urumqi, ibu kota Xinjiang, yang merupakan rangkaian unjuk kekuatan anti-teror China.

Pesawat yang berisi pasukan bersenjata dikirim ke tiga kota di selatan Xinjiang - Hotan, Kashgar dan Aksu - yang oleh pihak berwenang dianggap sebagai garis depan perang melawan teror.
Chen Guoquan, pemimpin partai berkuasa di kawasan itu, meminta pasukan untuk "mengubur mayat-mayat teroris di lautan perang rakyat yang luas ".
Foto-foto yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan konvoi kendaraan antipeluru meliuk-liuk di jalan-jalan Urumqi dan lautan tentara berkumpul di bawah spanduk bertuliskan: "Rakyat dan tentara adalah satu."
Harian Xinjiang yang dikelola pemerintah mendesak pasukan keamanan untuk "memegang erat-erat pedang mereka dan bersiap menghadapi pertempuran".
"Ini adalah pertempuran antara yang baik dan yang jahat, terang dan gelap, antara kekuatan progresif dan reaksioner," kata broadsheet dalam sebuah editorial.
Karena provinsi ini sangat kaya akan sumber daya alam seperti besi, minyak, gas alam, emas, batu bara, uranium, dll, China telah memompa sejumlah besar investasi ke provinsi tersebut.
Xinjiang adalah provinsi dimana China paling banyak menggelontorkan dana untuk pembangunan dibanding provinsi lainnya untuk membangun infrastruktur, rumah sakit, sekolah dan jalan. Wajib sekolah di Xinjiang juga ditunjang dengan bebas biaya selama 12 tahun.
Jalur Kereta Cepat Xinjiang

Kereta cepat yang menghubungkan Urumqi - Lanzhou, Gansu sejauh 1800 km
China juga membuka jalur kereta api berkecepatan tinggi (bullet train) antara ibu kota Urumqi dan Lanzhou, di provinsi Gansu, sepanjang hampir 1.800 kilometer jauhnya. Kereta cepat Xinjiang ini dirancang untuk melakukan perjalanan dengan kecepatan maksimal 250 kilometer per jam.
Kereta cepat Xinjiang melewati rute ekstrem di padang gurun Gobi, melalui padang rumput dan puncak gunung salju sebelum sampai di Lanzhou.
Urumqi

Urumqi, Xinjiang
Ibukota Xinjiang, Urumqi secara historis dikenal sebagai Dihua atau Tihwa, karena nama "Urumqi" dalam bahasa Mongolia berarti "padang rumput yang indah". Padang rumput yang indah sekarang telah digantikan oleh sebuah kota metropolitan yang luas dan pusat perdagangan antara China dan Asia Tengah.
Urumqi adalah sebuah kota yang secara geografis terletak di sebuah lembah di antara wilayah TianShan, pegunungan yang memotong Xinjiang menjadi dua. Selama beberapa dekade terakhir Urumqi telah menjadi kota penuh sesak yang untungnya tidak jauh dari alam yang indah seperti Danau Surgawi (heavenly lake) atau Padang Rumput Selatan (southern grassland).
Quote:
Etnis di Xinjiang

Gadis-gadis Uyghur dari kelompok tarian rakyat Xinjiang saat berdansa di Nanjing Road, Shanghai, 13 September 2009.
Tidak semua orang di China terlihat seperti "orang Asia". Ada 55 etnis minoritas yang diakui secara resmi di negara ini termasuk Uighur dan Russia.
Mayoritas etnis Uyghur di dunia berada di Xinjiang, dimana mereka mempraktekkan agama Islam, dan merupakan kelompok etnis yang beragam secara fisik mulai dari mirip orang dari Eropa Barat (Eropa, Timur Tengah) hingga penampilan layaknya bangsa Asia Timur.

Diperkirakan 80% Uyghur Xinjiang tinggal di bagian barat daya, di Lembah Tarim. Di luar Xinjiang, komunitas terbesar Uyghur di Taoyuan county, di Hunan bagian selatan-tengah. Di luar China, komunitas diasporik Uyghur yang signifikan ada di negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan di Turki.

Etnis Rusia di Xinjiang.
Etnis Rusia juga salah satu dari 56 kelompok etnis yang secara resmi diakui oleh pemerintah China yang tinggal di Xinjiang, sesuai klasifikasi etnis di negeri tirai bambu tersebut. Mereka yang berada di daratan China adalah keturunan orang-orang Rusia yang menetap di sana sejak abad ke-17, dan mempertahankan kewarganegaraan China, bukan kewarganegaraan Rusia
.
Migrasi orang-orang Rusia
Selama abad ke-17, Kekaisaran Rusia meluncurkan beberapa serangan militer terhadap Kekaisaran Qing di China. Pada tahun 1644, sekelompok tentara Rusia dikalahkan oleh pasukan Qing. Selama Pertempuran Yagsi, hampir 100 orang Rusia menyerah kepada penguasa Qing, Kaisar Kangxi memberi mereka izin untuk bergabung dengan pasukan "Bordered Yellow Banner". Keturunan mereka ada sampai hari ini dan dikenal sebagai Albazinians.
Dari berbagai sumber
Diubah oleh rwu777 12-08-2017 22:39
0
34.4K
Kutip
117
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan