

TS
happyshit
DAUN SENJA
Quote:
Namaku Ar, gak usah panjang-panjang nanti bisa sayang. Kalian harus tau terlebih dahulu, saat ini aku sedang menjalani long distance relationship, Dengan kesibukan yang berbeda antara kami berdua, aku harap tak menjadikan komunikasi merenggang, tapi itu kenyataannya.
Kalian berhak tau terlebih dahulu dimana, aku memakai baju putih abu-abu, kalau kata orang masa paling indah, masa yang tak akan pernah terlupakan, aku menghargai pendapat orang tentang masa-masa SMA.
Setelah menghabiskan masa-masa SMP (di cerita sebelumnya), aku dan Tiara sementara menjalin hubungan yang dinamakan "jalanin dulu aja" he he he. Mungkin pada saat itu Tiara takut kalau menolak ajakan ku untuk berpacaran dengannya merupakan suatu tindak kejahatan.
Beruntung bagi Tiara, diterima di SMA yang berbeda denganku. Aku juga merasa beruntung bisa diterima di SMA yang katanya favorite di kota ku, sama bagusnya sih tapi stigma sosial kalau gak bisa masuk di SMA favorite, masa depan anak dipertanyakan. Ah, aku gak tau apa yang dipikirkan orang-orang tua he he he.
Saat itu pikiran, tenaga, hati masih terpusat bagaimana cara biar Tiara mau sama aku.
Kesalahan terbesar jika aku memaksa Tiara biar mau sama aku, seandainya dulu ku ubah pandanganku menjadi bagaimana cara biar Tiara bahagia denganku, karena setelah dia bahagia otomatis dia mau sama aku.
Aku ingat, di pertengahan bulan Agustus aku sedang menjalani terapi mental untuk siswa baru. Biasa, namanya juga masa orientasi siswa, aku kenal dengan kakak kelas yang bertugas sebagai panitia MOS. Namanya, Anjar, sekarang dia sedang berjuang untuk mendapatkan gelar dokter gigi di salah satu perguruan tinggi yang ada di depok.
Mas Anjar, begitu lah caraku untuk menyapanya. Gelar "Mas" yang aku berikan kepada dia, hanya semata-mata aku menghormatinya ha ha ha.
Matahari semakin tinggi, mungkin tepat di atas kami, pertanda MOS hari ini akan segera berakhir, syukur lah gak terjadi pelecehan, kalau kalian menganggap push up sebagai pelecehan kejantanan kalian dipertanyakan. Aku saranin ganti kelamin aja jadi perempuan.
Siang ini, aku dijemput tetangga aku, itu lah pesan mama aku untuk menunggu bang Iwan di depan sekolah. Bang Iwan sangat lah baik, tidak menerima uang hasil suapanku untuk membeli bensin, dia juga sangat baik menunggu jika aku belum keluar dari sekolah.
Sesampai di rumah, mama sedang istirahat, jadi jangan diganggu dulu. Aku mencari handphoneyang sebelum berangkat ke sekolah, aku letakan di kasur, mama emang bisa sulap barang-barang yang ada di kasurku semuanya berada di meja he he he. Bukan cuma itu, ketika aku sedang mencari dasi di lemari, aku lari ke arah mama.
"Ma, dasiku gak ada di lemari"
"Cari lagi, mas. Pasti ada"
"Gak ada, Ma."
"Sampai Mama cari terus ada, awas!"
Ah, perkataan yang biasa aku dengar he he he.
Oh iya sebelum itu, aku punya 3 adek yang berkelamin sama kayak Ayahnya, jangan heran kalau aku dipanggil "Mas".
Setelah itu Mama berjalan ke arah lemariku, mencari-cari disetiap sudut dan berkata "Lah ini dasi siapa,katanya gak ada?!". Sebetulnya pesulap paling hebat di dunia mungkin jatuh pada Mamaku, kalian jangan iri walaupun ibu kalian juga begitu ha ha ha.
Sekarang di layar handphone ku, ada dua buah pesan yang belum terbaca, yang artinya Mama belum buka isi pesan itu. Aku yakin itu dari Tiara.
Pesan pertama : "Ar, udah di rumah?"
Pesan kedua : "Aku mau ketemu"
Yang ada dipikiranku saat itu, kenapa Tiara harus sampai mengirim pesan sebanyak dua, harusnya hemat pulsa pada saat itu, padahal pulsa mahal,
Tanpa membalas pesan singkat dari Tiara, disertai Mama sudah bangun aku izin untuk memakai motor mengerjakan tugas MOS, padahal tidak ada tugas. he he he!
Jarak rumahku antar rumah Tiara, ditempuh dengan waktu 30-45 menit, lumayan jauh, rumah Tiara berada di pusat kota.
Setelah di depan rumahnya, aku bales pesan singkat dia : "Aku udah di depan".
Sekitar 3 menit, pintu gerbang yang besar terbuka lebar.
"Masuk, Ar" sapa Tiara
Kalian berhak tau terlebih dahulu dimana, aku memakai baju putih abu-abu, kalau kata orang masa paling indah, masa yang tak akan pernah terlupakan, aku menghargai pendapat orang tentang masa-masa SMA.
Setelah menghabiskan masa-masa SMP (di cerita sebelumnya), aku dan Tiara sementara menjalin hubungan yang dinamakan "jalanin dulu aja" he he he. Mungkin pada saat itu Tiara takut kalau menolak ajakan ku untuk berpacaran dengannya merupakan suatu tindak kejahatan.
Beruntung bagi Tiara, diterima di SMA yang berbeda denganku. Aku juga merasa beruntung bisa diterima di SMA yang katanya favorite di kota ku, sama bagusnya sih tapi stigma sosial kalau gak bisa masuk di SMA favorite, masa depan anak dipertanyakan. Ah, aku gak tau apa yang dipikirkan orang-orang tua he he he.
Saat itu pikiran, tenaga, hati masih terpusat bagaimana cara biar Tiara mau sama aku.
Kesalahan terbesar jika aku memaksa Tiara biar mau sama aku, seandainya dulu ku ubah pandanganku menjadi bagaimana cara biar Tiara bahagia denganku, karena setelah dia bahagia otomatis dia mau sama aku.
Aku ingat, di pertengahan bulan Agustus aku sedang menjalani terapi mental untuk siswa baru. Biasa, namanya juga masa orientasi siswa, aku kenal dengan kakak kelas yang bertugas sebagai panitia MOS. Namanya, Anjar, sekarang dia sedang berjuang untuk mendapatkan gelar dokter gigi di salah satu perguruan tinggi yang ada di depok.
Mas Anjar, begitu lah caraku untuk menyapanya. Gelar "Mas" yang aku berikan kepada dia, hanya semata-mata aku menghormatinya ha ha ha.
Matahari semakin tinggi, mungkin tepat di atas kami, pertanda MOS hari ini akan segera berakhir, syukur lah gak terjadi pelecehan, kalau kalian menganggap push up sebagai pelecehan kejantanan kalian dipertanyakan. Aku saranin ganti kelamin aja jadi perempuan.
Siang ini, aku dijemput tetangga aku, itu lah pesan mama aku untuk menunggu bang Iwan di depan sekolah. Bang Iwan sangat lah baik, tidak menerima uang hasil suapanku untuk membeli bensin, dia juga sangat baik menunggu jika aku belum keluar dari sekolah.
Sesampai di rumah, mama sedang istirahat, jadi jangan diganggu dulu. Aku mencari handphoneyang sebelum berangkat ke sekolah, aku letakan di kasur, mama emang bisa sulap barang-barang yang ada di kasurku semuanya berada di meja he he he. Bukan cuma itu, ketika aku sedang mencari dasi di lemari, aku lari ke arah mama.
"Ma, dasiku gak ada di lemari"
"Cari lagi, mas. Pasti ada"
"Gak ada, Ma."
"Sampai Mama cari terus ada, awas!"
Ah, perkataan yang biasa aku dengar he he he.
Oh iya sebelum itu, aku punya 3 adek yang berkelamin sama kayak Ayahnya, jangan heran kalau aku dipanggil "Mas".
Setelah itu Mama berjalan ke arah lemariku, mencari-cari disetiap sudut dan berkata "Lah ini dasi siapa,katanya gak ada?!". Sebetulnya pesulap paling hebat di dunia mungkin jatuh pada Mamaku, kalian jangan iri walaupun ibu kalian juga begitu ha ha ha.
Sekarang di layar handphone ku, ada dua buah pesan yang belum terbaca, yang artinya Mama belum buka isi pesan itu. Aku yakin itu dari Tiara.
Pesan pertama : "Ar, udah di rumah?"
Pesan kedua : "Aku mau ketemu"
Yang ada dipikiranku saat itu, kenapa Tiara harus sampai mengirim pesan sebanyak dua, harusnya hemat pulsa pada saat itu, padahal pulsa mahal,
Tanpa membalas pesan singkat dari Tiara, disertai Mama sudah bangun aku izin untuk memakai motor mengerjakan tugas MOS, padahal tidak ada tugas. he he he!
Jarak rumahku antar rumah Tiara, ditempuh dengan waktu 30-45 menit, lumayan jauh, rumah Tiara berada di pusat kota.
Setelah di depan rumahnya, aku bales pesan singkat dia : "Aku udah di depan".
Sekitar 3 menit, pintu gerbang yang besar terbuka lebar.
"Masuk, Ar" sapa Tiara


anasabila memberi reputasi
1
6.8K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan