- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pentingnya Orang Tua Untuk Memahami Bahasa Tubuh Balita
TS
cptmhndr
Pentingnya Orang Tua Untuk Memahami Bahasa Tubuh Balita
Spoiler for No Repost:

Hey whaaasuppp kaskus..!!

Quote:
Sesuai dengan judul thread kali ini sy akan memberi informasi mengenai pentingnya peran orang tua dalam memahami makna Bahasa tubuhyang dilakukan oleh balita. Seperti kita orang dewasa, kadang anak balita (di bawah usia lima tahun) berkomunikasi dengan orang di sekitarnya memakai bahasa tubuh. Makanya para orang tua jangan heran kalau balita cuma diam saja tapi seakan mau menyampaikan sesuatu.
Mengapa orangtua perlu memahami bahasa tubuh anak? Sebab perkembangan bahasa anak balita masih sangat terbatas sehingga ia lebih banyak memanfaatkan bahasa tubuhnya. Dampak positif dari memahami bahasa tubuh anak adalah orangtua dapat memahami pikiran serta perasaan si kecil sehingga hubungan yang terjalin pun semakin dekat. Selain itu, karena merasa dirinya dipahami dan diterima oleh lingkungan, kepercayaan diri anak pun semakin tumbuh. Ada beberapa bahasa tubuh yang bisa disampaikan balita untuk menunjukkan apa yang mereka mau.
Mengapa orangtua perlu memahami bahasa tubuh anak? Sebab perkembangan bahasa anak balita masih sangat terbatas sehingga ia lebih banyak memanfaatkan bahasa tubuhnya. Dampak positif dari memahami bahasa tubuh anak adalah orangtua dapat memahami pikiran serta perasaan si kecil sehingga hubungan yang terjalin pun semakin dekat. Selain itu, karena merasa dirinya dipahami dan diterima oleh lingkungan, kepercayaan diri anak pun semakin tumbuh. Ada beberapa bahasa tubuh yang bisa disampaikan balita untuk menunjukkan apa yang mereka mau.
Spoiler for Bahasa Tubuh Balita:
Spoiler for Memalingkan Pandangan:

Asisten profesor di Center for Mind and Brain di University of California, Kristin Lagattuta, PhD, pada anak balita, bahasa tubuh berupa nggak mau menatap mata Orang tua setelah dia melakukan sesuatu bisa berarti anak merasa bersalah sama apa yang baru dia lakukan. Misalnya, dia baru aja memecahkan vas bunga di ruang tamu, jadi jangan heran kalau pas ketemu, si kecil mengalihkan pandangannya.
"Untuk menyikapinya, orang tua bisa katakan ke anak kalau anda sudah tahu apa yang dia lakukan. Tapi, tetap beri arahan atau pengertian ke anak soal gimana dia harusnya bersikap setelah memecahkan vas bunga. Orang tua juga bisa mengajari anak untuk berani mengakui kesalahannya. Yang penting, jangan bereaksi berlebihan seperti marah-marah saat anak mengakui kesalahannya ya," tutur Kristin.
Spoiler for Sembunyi sambil PUP:

Pernah ngelihat si kecil diem aja, ngumpet, atau mojok? Hmm, biasanya bahasa tubuh ini salah satu penyebabnya karena dia lagi pup atau buang air besar di diapernya. Kenapa dia mesti ngumpet? Pakar bilang kalau bahasa tubuh ini berhubungan sama apa yang dirasakan anak.
Ya, karena anak belum bisa melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, yaitu buang air besar di toilet, anak merasa malu dan bahkan, dia merasa takut dimarahi. Ketika anak melakukan ini, coba arahkan anak untuk ke toilet dan jangan lupa, nggak perlu kita memarahi anak. Jangan bosan juga untuk melatih si kecil.
Spoiler for Bawa Boneka Banyak Ke Kasur:

Kok balita bawa boneka atau mainan favoritnya ke kasur sih? Padahal udah waktunya tidur. Tarik napas, Belum tentu itu tanda dia sengaja main di kasur yang harusnya jadi tempat istirahat. Soalnya, membawa boneka binatang atau mainan favorit anak bisa jadi cara untuk mereka merasa aman di tempat tidur. Itu artinya, anak merasa takut saat tidur.
Kata psikolog Dawn Huebner PhD, boneka binatang bisa membantu anak merasa aman saat dia tidur sendiri. Studi yang dilakukan peneliti di Tel Aviv University juga menemukan anak yang dikasih boneka saat tidur lebih jarang mengalami mimpi buruk dan mengalami gejala yang berkaitan sama stres saat tidur.
Spoiler for Melempar Barang yang Dia Pegang:

Menurut Anna Surti Ariani M.Psi., melempar mainan atau barang yang dia pegang bisa jadi cara anak mengekspresikan rasa marahnya. Ketika anak melakukan ini, kita bisa validasi emosi anak dengan mengatakan bahwa memang dirinya sedang marah ya.
Habis itu, ajarkan anak untuk menyalurkan emosinya dengan cara yang lebih sehat, tidak menyakiti dirinya atau diri orang lain. Misalnya, buka kran air dan berteriak di kamar mandi atau memukul guling. Nina bilang, mengajarkan anak menyalurkan emosinya penting karena emosi memang harus diekspresikan. Kalau nggak, bisa menimbulkan gangguan di 'dalam', yaitu di fisik dan psikis anak.
Spoiler for Menutup Wajah Saat Bertemu Orang:

"Reaksi lain bisa saja anak mengisap jempolnya, menggigit-gigit jari, atau berpegangan erat pada bunda dan ayahnya. Yang bisa kita lakukan, dampingi anak untuk memastikan dia aman dan ajak dia untuk berkenalan dengan orang yang baru dia temui," kata Lisa.
Spoiler for 'Ini Mamaku/Papaku':

Lagi menggendong bayi lain tiba-tiba anak teriak dan memegangi Bunda sambil bilang 'Ini Bunda aku'? Bahasa tubuh itu wajar kok, apalagi untuk anak balita, mereka masih belajar berbagi dan itu nggak gampang dilakukan. Makanya, ketika para ibu menggendong anak lain, anak bisa langsung menghampiri dan memeluk seakan anak lain nggak boleh menyentuh Bunda.
Untuk menyikapi ini, kita bisa katakan ke anak kalau kita tetap mencintainya dan menyayanginya. Cuma, para ibu juga boleh kok memperhatikan anak lain atau sekadar menyapanya.
Semoga info ini bermanfaat bagi Para Orang Tua, Sekian dan Terima Kasih
Spoiler for Sumur:
0
3K
Kutip
20
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan