Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Aksi perlawanan serangan monyet dan protes pegiat satwa

Foto ilustrasi. Sekelompok monyet ekor panjang (macaca fascicularis) berada di Pantai Bama, Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (3/8/2017).
Ada perilaku tak biasa dari monyet kra (Macaca Fascicularis) di area hutan dekat Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Monyet asli Asia Tenggara yang memang tak dilindungi itu tak menyerang kebun-kebun buah, melainkan warga sekitar hutan.

Sedikitnya 14 orang terluka akibat amukan monyet ekor panjang ini sepanjang dua bulan terakhir.

Uniknya, monyet-monyet ini sepertinya memiliki target khusus. Sebab, sejauh ini yang menjadi sasaran serangan adalah para lansia yang tinggal sendiri di gubuk, seorang anak sekolah dasar, dan orang-orang yang mengumpat akan melakukan aksi balas ke mereka.

Laman Solopos melaporkan korban terakhir adalah Mbah Parmo. Pria berusia 82 tahun asal Desa Bangkok, Karanggede, itu harus mendapatkan 42 jahitan di lengan kanannya akibat cakaran dan gigitan monyet saat beristirahat di teras rumahnya, Selasa (1/8/2017) sore.

"Ini secara logika (sasaran monyet) nggak nalar. Ini namanya musibah," ujar Sukimin, Kepala Desa Sendang, Karanggede, Boyolali, dalam BBC Indonesia, Senin (7/8/2017).

Dirasa semakin mengganggu manusia, beragam cara akhirnya dilakukan warga desa untuk mengusir hewan ini dari pemukiman.

Sukimin bersama warga pernah mencoba memasang umpan jagung dan pisang juga pernah dilakukan Sukimin. Namun, pancingan tersebut tak berhasil. Monyet justru muncul beberapa hari kemudian dan menyerang kambing dan seorang warga.

Hingga akhirnya Sukimin memutuskan meminta bantuan sejumlah anggota TNI, Polri, dan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) untuk memburu monyet-monyet liar ini. Sebanyak 10 petugas telah membuka posko sejak Kamis (3/8/2017), mereka juga telah dipersenjatai dengan senapan.

"Kami pernah menembak salah satu dari mereka, sisanya memang sempat tak kembali. Tapi kini mereka datang lagi," ujar Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi dalam lansiran Reuters, (4/8/2017).

Melihat upaya yang belum membuahkan hasil yang maksimal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahkan mempertimbangkan opsi kebiri hingga menembak mati para kera untuk menekan jumlah populasi.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah menyiapkan rencana evakuasi warga untuk sementara dari pemukiman.

Tapi tentu saja, aksi pengusiran dengan menembak dan mengebiri monyet menuai protes dari pegiat pelindung satwa. Aktivis International Animal Rescue Indonesia, Robithotul Huda mengatakan perburuan dengan cara ini tidak bisa diterima.

Sebab, menurut pemikirannya, perusakan alam adalah penyebab utama hewan berkonflik dengan manusia. "Habitat alami mereka telah berubah menjadi hutan industri," ujar Huda dalam pemberitaan lain BBC Indonesia.

Terlebih lagi upaya ini dinilainya hanya akan berhasil dalam jangka waktu pendek. Sebab, monyet tergolong hewan yang pintar. "Jika manusia telah menggunakan ketapel, besok mereka harus pakai cara lain. Monyet bisa membaca taktik itu," sambungnya.

Dalam Detikcom, Dosen Fakultas Kehutanan Dr Satyawan Pudyatmoko S Hut, M.Sc juga beranggapan sama. Mengusir monyet dengan mengebiri atau menembak tidak akan menyelesaikan masalah.

"Di manapun, konflik (antara monyet dan manusia) tidak akan terjadi kalau habitat monyet terjaga dengan baik," tegasnya.

Satyawan menyampaikan pada dasarnya monyet takut pada manusia. Terbukti saat berada di hutan alam, sangat jarang terjadi penyerangan monyet kepada manusia. Terlebih jika dia melihat pakannya semakin berkurang.

Kasus amukan monyet di Boyolali ini jika dirunut ke belakang, sambung Sukimin, berawal dari satu tahun lalu saat ada seorang penduduk yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan monyet karena sering menyantap ayam penduduk.

"Warga itu kemudian menyiapkan jebakan menggunakan pisang dengan dicampur apotas dan jarum. Ternyata monyet malah semakin garang dan menggigit kambing," ungkap Sukimin.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan lebih lanjut dari otoritas Jawa Tengah terkait langkah selanjutnya yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan ini.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...s-pegiat-satwa

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Keberatan dan perlawanan Miryam S Haryani yang kandas

- Isu sekolah sehari penuh merembet sampai urusan pilpres

- Polisi tetapkan dua tersangka kasus pengeroyokan Joya

anasabila
tien212700
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
19.6K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan