- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ojek Daring Dinilai Ikut Bersalah Atas Penyerobotan Trotoar


TS
rasrobek
Ojek Daring Dinilai Ikut Bersalah Atas Penyerobotan Trotoar
Jakarta, CNN Indonesia -- Popularitas layanan ojek daring berimbas pada jumlahnya yang semakin banyak dan menyesaki jalanan. Bahkan, tak sedikit pengemudi yang akhirnya mengambil hak pejalan kaki dengan mangkal (parkir menunggu penumpang) di trotoar jalan.
Azas Tigor Nainggolan, Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), mengatakan keberadaan ojek daring yang memenuhi jalanan sudah di taraf meresahkan. Menurutnya sejumlah titik macet di Jakarta tak jarang disebabkan oleh pengemudi ojek daring yang nakal.
Tigor berkaca pada pengalaman sehari-harinya yang kerap terjebak macet di Jalan Tambak, Jakarta Selatan saat melintasi kawasan Manggarai menuju Matraman.
"Saya tiap hari lewat depan Stasiun Manggarai, itu ojek online pada mangkal semua mulai dari trotoar hingga badan jalan, melebihi ojek pangkalan malah," ujar Tigor melalui telepon, Selasa (8/8).
Kawasan lain yang menurut Tigor banyak ojek daring mengokupasi trotoar adalah sekitaran Stasiun Gondangdia. Bersama ojek pangkalan dan PKL, ojek daring merebut trotoar di sana.
Lihat juga:
Trotoar Ideal Versi Pemprov DKI Jakarta
Tigor berpendapat, area ramai seperti stasiun, pertokoan, dan bisnis, jadi lokasi favorit para pengemudi ojek daring berkumpul sehingga merebut hak pejalan kaki.
"Ironis, saya lihat ojek online sudah meresahkan juga sekarang. Mereka parkir dan ngetem sembarangan," imbuhnya.
Berbeda dengan Tigor, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan penyerobotan trotoar tak ada hubungannya dengan keberadaan ojek daring. Menurutnya penyalahgunaan trotoar lebih disebabkan kompetensi pengemudi sepeda motor pada umumnya.
"Faktanya pengemudi sepeda motor memang banyak mengambil hak pejalan kaki," ucap Danang.
Lihat juga:
Kronologi Order Fiktif Go Food Berujung Pencemaran Nama Baik
Menanggapi keluhan ini, Grab, sebagai salah satu penyedia layanan ojek daring, mengaku sudah memberikan sosialisasi berkala kepada mitranya.
"Kami mengimbau mitra pengemudi Grab untuk senantiasa mengutamakan keselamatan berkendara dan saling bahu-membahu dalam menjaga ketertiban lalu lintas demi kenyamanan bersama," tukas Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar dalam pesan singkat.
Grab sebenarnya punya GrabStand yakni titik kumpul untuk para pengemudinya yang terletak di mal atau fasilitas publik lainnya. Namun seringkali banyaknya jumlah pengemudi, akhirnya mereka tumpah di bahu jalan sampai trotoar.
Mereka mengaku bakal mengganjar peringatan berupa 'suspend' bagi pengemudi yang masih melanggar peraturan lalu lintas.
Di pihak lain, Gojek sebagai penyedia layanan terbesar hanya menanggapi dengan mengatakan, "kami selalu mengimbau para driver untuk selalu menaati peraturan lalu lintas."
Lihat juga:
Pengamat Kritisi Dukungan Istana untuk Transportasi Daring
Pemerintah provinsi DKI Jakarta menetapkan Agustus sebagai Bulan Tertib Trotoar 2017. Pelaksanaan Bulan Tertib Trotoar ini diatur dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2017.
Dari sekian banyak pelanggar trotoar, pengendara motor merupakan pelanggar utama ketertiban trotoar. Sulit dipungkiri sebagian dari pengemudi motor yang kerap melanggar itu adalah pengemudi ojek daring.
Sebagai solusi, Tigor menyarankan Pemprov DKI memanggil pengelola ojek daring agar ikut tanggung jawab atas perilaku mitranya yang mengambil hak pejalan kaki. Menurutnya momen Bulan Tertib Trotoar jadi waktu yang pas mengatur ojek daring.
"Masa itu semata-mata tanggung jawab Pemda? Pengelola ojek online harus ikut tanggung jawab,” pungkasnya.
Transonlinewatch
"Ironis, saya lihat ojek online sudah meresahkan juga sekarang. Mereka parkir dan ngetem sembarangan," imbuhnya.

Azas Tigor Nainggolan, Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), mengatakan keberadaan ojek daring yang memenuhi jalanan sudah di taraf meresahkan. Menurutnya sejumlah titik macet di Jakarta tak jarang disebabkan oleh pengemudi ojek daring yang nakal.
Tigor berkaca pada pengalaman sehari-harinya yang kerap terjebak macet di Jalan Tambak, Jakarta Selatan saat melintasi kawasan Manggarai menuju Matraman.
"Saya tiap hari lewat depan Stasiun Manggarai, itu ojek online pada mangkal semua mulai dari trotoar hingga badan jalan, melebihi ojek pangkalan malah," ujar Tigor melalui telepon, Selasa (8/8).
Kawasan lain yang menurut Tigor banyak ojek daring mengokupasi trotoar adalah sekitaran Stasiun Gondangdia. Bersama ojek pangkalan dan PKL, ojek daring merebut trotoar di sana.
Lihat juga:
Trotoar Ideal Versi Pemprov DKI Jakarta
Tigor berpendapat, area ramai seperti stasiun, pertokoan, dan bisnis, jadi lokasi favorit para pengemudi ojek daring berkumpul sehingga merebut hak pejalan kaki.
"Ironis, saya lihat ojek online sudah meresahkan juga sekarang. Mereka parkir dan ngetem sembarangan," imbuhnya.
Berbeda dengan Tigor, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan penyerobotan trotoar tak ada hubungannya dengan keberadaan ojek daring. Menurutnya penyalahgunaan trotoar lebih disebabkan kompetensi pengemudi sepeda motor pada umumnya.
"Faktanya pengemudi sepeda motor memang banyak mengambil hak pejalan kaki," ucap Danang.
Lihat juga:
Kronologi Order Fiktif Go Food Berujung Pencemaran Nama Baik
Menanggapi keluhan ini, Grab, sebagai salah satu penyedia layanan ojek daring, mengaku sudah memberikan sosialisasi berkala kepada mitranya.
"Kami mengimbau mitra pengemudi Grab untuk senantiasa mengutamakan keselamatan berkendara dan saling bahu-membahu dalam menjaga ketertiban lalu lintas demi kenyamanan bersama," tukas Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar dalam pesan singkat.
Grab sebenarnya punya GrabStand yakni titik kumpul untuk para pengemudinya yang terletak di mal atau fasilitas publik lainnya. Namun seringkali banyaknya jumlah pengemudi, akhirnya mereka tumpah di bahu jalan sampai trotoar.
Mereka mengaku bakal mengganjar peringatan berupa 'suspend' bagi pengemudi yang masih melanggar peraturan lalu lintas.
Di pihak lain, Gojek sebagai penyedia layanan terbesar hanya menanggapi dengan mengatakan, "kami selalu mengimbau para driver untuk selalu menaati peraturan lalu lintas."
Lihat juga:
Pengamat Kritisi Dukungan Istana untuk Transportasi Daring
Pemerintah provinsi DKI Jakarta menetapkan Agustus sebagai Bulan Tertib Trotoar 2017. Pelaksanaan Bulan Tertib Trotoar ini diatur dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2017.
Dari sekian banyak pelanggar trotoar, pengendara motor merupakan pelanggar utama ketertiban trotoar. Sulit dipungkiri sebagian dari pengemudi motor yang kerap melanggar itu adalah pengemudi ojek daring.
Sebagai solusi, Tigor menyarankan Pemprov DKI memanggil pengelola ojek daring agar ikut tanggung jawab atas perilaku mitranya yang mengambil hak pejalan kaki. Menurutnya momen Bulan Tertib Trotoar jadi waktu yang pas mengatur ojek daring.
"Masa itu semata-mata tanggung jawab Pemda? Pengelola ojek online harus ikut tanggung jawab,” pungkasnya.
Transonlinewatch
"Ironis, saya lihat ojek online sudah meresahkan juga sekarang. Mereka parkir dan ngetem sembarangan," imbuhnya.

0
2.6K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan