Gerhana bulan akan kembali terjadi di Indonesia pada Senin (7/8/2017). Fenomena alam ini akan menampilkan bayangan Bumi yang menutupi sebagian bagian bulan sehingga membuat bulan hanya terlihat sebagian.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gerhana bulan akan mulai terjadi pada pukul 22.48 WIB. Kemudian, gerhana bulan sebagian akan terjadi mulai pukul 00.22 WIB dan puncaknya pada pukul 01.20 WIB.
Fenomena alam yang menarik dan terbilang langka ini juga membuat orang-orang berspekulasi hingga menjadikannya sebagai mitos yang mewarnai gerhana bulan. Banyak budaya kuno melihat gerhana sebagai tantangan terhadap tatanan banda normal, seperti dijelaskan E. C. Krupp, direktur Observatorium Griffith di Los Angeles, California.
Tak hanya di zaman kuno, mitos gerhana bulan juga muncul di zaman modern. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa mitos gerhana bulan di seluruh dunia.
Bulan Dimakan Jaguar
Quote:
Quote:
Peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory, California menyebutkan bahwa orang-orang dahulu tidak melihat gerhana sebagai sesuatu yang baik. Di antara mitos yang dirangkum yakni jaguar yang menyerang dan memakan bulan.
Serangan hewan bertubuh besar itu mengungkapkan warna berkarat atau merah darah yang seringkali tampak selama gerhana bulan berlangsung. Orang-orang zaman dulu khawatir jaguar akan menyerang Bumi setelah menyerang Bulan untuk memakan orang.
Untuk mencegahnya, mereka mencoba mengusir Jaguar dengan membawa tombak dan membuat suara dalam jumlah banyak, termasuk memukuli anjing mereka agar melolong.
Gerhana Bulan Menyerang Raja
Quote:
Quote:
Menurut Krupp, pada zaman kuno juga diyakini bahwa bulan merupakan serangan di Bulan. Namun lain cerita dengan Jaguar, bulan diserang oleh tujuh setan.
Budaya tradisional menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan di Bumi. Karena raja mewakili tanah dalam budaya Mesopotamia, orang-orang memandang gerhana bulan sebagai serangan terhadap raja mereka.
“Kami tahu dari catatatn tertulis bahwa Mesopotamia memiliki kemampuan yang masuk akal untuk memprediksi gerhana bulan,” kata Krupp. Untuk mengantisipasi gerhana, mereka akan memasang seorang raja pengganti yang akan menanggung risiko serangan apa pun.
Biasanya, orang yang menjadi pengganti raja akan dibuang. Meski penggantinya tak benar-benar menggantikan peran raja, dia akan diperlakukan dengan baik layaknya raja. Sementara itu, raja yang sebenarnya berpura-pura menjadi seorang warga biasa.
Begitu gerhana bulan itu usai, pengganti raja biasanya lenyap begitu saja. Krupp menyebutkan kemungkinan pengganti raja itu telah dibunuh dengan cara diracun.
Bulan Berdarah dan Sakit
Quote:
Quote:
Mitos gerhana yang diceritakan oleh suku Hupa, yakni suku asli Amerika dari California Utara memiliki cerita yang lebih indah. Dijelaskan Krupp, Hupa percaya bahwa bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan.
Sebagian besar hewan peliharaan mereka adalah singa gunung dan ular. Saat bulan tak membawa cukup makanan untuk dimakan, mereka menyerang dan membuatnya berdarah.
Gerhana akan berakhir saat istri bulan datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya, dan memulihkan kesehatannya.
Sementara itu, suku Luiseño di California selatan, menyebutkan bahwa sebuah gerhanan memberi isyarat bahwa bulan sedang sakit. Anggota suku bertugas untuk menyanyikan nyanyian atau doa untuk mengembalikan kesehatannya.
Bulan dan Matahari Bertempur
Quote:
Quote:
Disisi lain mitos juga berkembang di era modern. Namun tak semua budaya melihat gerhana sebagai hal yang buruk, kata Jarita Holbrook, astronom budaya di Universitas Western Cape di Bellville, Afrika Selatan.
“Mitor favorit saya berasal dari orang Batammaliba di Togo dan Benin di Afrika,” katanya. Dalam mitos itu, matahari dan bulan bertempur selama gerhana, dan orang-orang mendorong mereka untuk berhenti.
"Mereka melihatnya sebagai saat berkumpul dan menyelesaikan perseteruan dan kemarahan yang cukup lama," kata Holbrook.
Sumber:
http://techno.okezone.com/read/2017/...k-lekang-zaman