- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Pasal penistaan agama bisa bikin kita semua ke neraka


TS
shouphello
Pasal penistaan agama bisa bikin kita semua ke neraka
Saya tidak tahu jalan ke surga dan ke neraka. Yang saya tau, kalo kita sesat kita ke neraka. Kalo kita nggak sesat chance kita masuk surga lebih tinggi. Itu kalo surga dan neraka ada lho.
Saya juga tidak tahu apartment yang bagus. Dan mungkin cara untuk tau apartment yang bagus, developer mana yang nipu, tidak beda jauh dengan cara untuk tau jalan ke surga dan ke neraka.
Taunya dari mana?
Ya dari kesaksian konsumen lain. Mata setiap orang itu mata kita. Telinga semua orang itu telinga kita. Dengan mata semua orang dan telinga semua orang kita bisa tau apa yang semua orang tau. Kalo orang orang itu bebas mengungkapkan apa yang mereka lihat, dengar dan tau.
Siapa dari kita yang bisa menemukan iPhone, Microsoft, Science fisika, bangun kereta api, dengan research sendiri? Tidak. Kita belajar dari apa yang sudah ditemukan orang lain.
Tapi sering kali justru untuk hal hal yang penting, seperti membeli apartment, kita tidak pernah tau kalau kita akan ditipu developer.
Contoh
http://news.liputan6.com/read/304852...egera-disidang
Si Acho dijerat pencemaran nama baik karena mengatakan kalau dia ditipu oleh pengusaha. Apa pasal pencemaran nama baik itu membantu konsumen untuk memilih apartment yang tepat? Ya tentu tidak. Justru sebaliknya pasal pencemaran nama baik itu membuat banyak produk yang shitty beredar di pasaran. Karena konsumen saling menasehati oh ini apartment nipu. Makanya konsumen bisa mendapat apartment yang lebih baik.
Karena orang orang seperti Acho, yang menginformasikan ke kita kalau dia ditipu oleh pemilik apartmentlah yang menyelamatkan banyak orang dari memilih apartment dan developer yang sama. Kalau tidak ada orang seperti Acho, banyak orang akan memilih apartment yang tidak baik.
Tapi orang seperti Acho akan tambah sedikit. Mengapa? Karena dia disidang kasus pencemaran nama baik.
Tidak ada diskusi terbuka apakah yang dikatakan Acho betul atau tidak. Pasal pencemaran nama baik tidak mewajibkan kalau pencemaran nama baiknya salah. Bahkan yang acho katakan betul pun tetap dia bisa dijerat.
Saya bahkan curiga kalau yang Acho katakan itu benar. Justru memang apartmentnya yang salah. Kalau Acho salah, mustinya dengan gampang si perusahaan bisa membantah. Tunjukkan bukti dong. Ini kan bukan maling yang tersembunyi. Saksinya kan banyak.
Misal Acho bilang dari 3 lantai parkir cuman 1 lantai bisa dipake penghuni. Ya nipu atau nggak ini kan bullshit. Apa ini sudah dikasih tau ke calon pembeli sebelum beli? Apa perusahaan beritikad baik? Kalo bukan karena Acho, calon pembeli lain tau dari mana?
Begitu juga dengan agama. Pasal penistaan agama berpotensi bikin kita semua keneraka. Orang nipu pake agama orang lain nggak boleh bilang dia nipu. Sesat semua kita nanti.
Gimana kalo nanti ada ulama atau pendeta yang bilang kalo kita musti nyembah patung Guan Yu di Tuban dan kasih duit pejabat 1 juta? Lalu orang nggak boleh bilang ini penipuan. Ntar orang pada percaya lalu keneraka semua.
Kan ada MUI yang bakal bilang itu "sesat". Lu percaya MUI? Lu percaya paus? Lu percaya ulama pendeta, orang siapapun? Memang mereka semua nggak mungkin bohong?
Orang yang sudah berhati hati dan sopan seperti Ahok saja dipenjara. Gimana orang lain? Gimana kalo beneran orang nipu pake agama? Gimana kalo banyak koruptor ingin menjatuhkan Ahok bukan karena tapir nggak tapir tapi supaya mereka lebih gampang korupsi? Kalo orang nggak ngomong gimana kita tau?
Bagaimana kalau di surga nanti, Tuhan ternyata result oriented. You know, kriteria masuk sorga, well, korupsi di negara lu rendah kagak? Ah tinggi. Lu vote siapa jadi gubernur? Ke neraka deh lu.
Ada lho ulama yang bilang kalo orang muslim harus pilih gubernur bersih. Kalo ternyata Ahok lebih bersih dari Anies dan lu pilih yang korup gimana? Kalo ulama yang itu yang bener gimana? Kalo ternyata yang bener orang buddha atau kristen gimana?
Adalah hak dan kepentingan kita untuk mendengar informasi dari berbagai pihak. Makin banyak info yang kita dapat, makin lurus jalan kita. Makin sedikit info, makin sesat kita. Toh informasi bisa dibanding bandingkan. Konsumen juga mau untung, kita juga mau masuk sorga. Dengan sendirinya info yang benar akan survive kebebasan berbicara. Info yang ngaco akan diabaikan.
Dan itu akan terjadi bila dan hanya bila orang yang tau informasi, bebas mengutarakan opininya.
Ahok ahli agama, politik, dan korupsi. Dia tau cara cara politikus menipu rakyat. Ya tentu dia ingin melindungi warganya dari korupsi. Wajar dong kalo dia jelaskan modusnya.
Saya juga tidak tahu apartment yang bagus. Dan mungkin cara untuk tau apartment yang bagus, developer mana yang nipu, tidak beda jauh dengan cara untuk tau jalan ke surga dan ke neraka.
Taunya dari mana?
Ya dari kesaksian konsumen lain. Mata setiap orang itu mata kita. Telinga semua orang itu telinga kita. Dengan mata semua orang dan telinga semua orang kita bisa tau apa yang semua orang tau. Kalo orang orang itu bebas mengungkapkan apa yang mereka lihat, dengar dan tau.
Siapa dari kita yang bisa menemukan iPhone, Microsoft, Science fisika, bangun kereta api, dengan research sendiri? Tidak. Kita belajar dari apa yang sudah ditemukan orang lain.
Tapi sering kali justru untuk hal hal yang penting, seperti membeli apartment, kita tidak pernah tau kalau kita akan ditipu developer.
Contoh
http://news.liputan6.com/read/304852...egera-disidang
Si Acho dijerat pencemaran nama baik karena mengatakan kalau dia ditipu oleh pengusaha. Apa pasal pencemaran nama baik itu membantu konsumen untuk memilih apartment yang tepat? Ya tentu tidak. Justru sebaliknya pasal pencemaran nama baik itu membuat banyak produk yang shitty beredar di pasaran. Karena konsumen saling menasehati oh ini apartment nipu. Makanya konsumen bisa mendapat apartment yang lebih baik.
Karena orang orang seperti Acho, yang menginformasikan ke kita kalau dia ditipu oleh pemilik apartmentlah yang menyelamatkan banyak orang dari memilih apartment dan developer yang sama. Kalau tidak ada orang seperti Acho, banyak orang akan memilih apartment yang tidak baik.
Tapi orang seperti Acho akan tambah sedikit. Mengapa? Karena dia disidang kasus pencemaran nama baik.
Tidak ada diskusi terbuka apakah yang dikatakan Acho betul atau tidak. Pasal pencemaran nama baik tidak mewajibkan kalau pencemaran nama baiknya salah. Bahkan yang acho katakan betul pun tetap dia bisa dijerat.
Saya bahkan curiga kalau yang Acho katakan itu benar. Justru memang apartmentnya yang salah. Kalau Acho salah, mustinya dengan gampang si perusahaan bisa membantah. Tunjukkan bukti dong. Ini kan bukan maling yang tersembunyi. Saksinya kan banyak.
Misal Acho bilang dari 3 lantai parkir cuman 1 lantai bisa dipake penghuni. Ya nipu atau nggak ini kan bullshit. Apa ini sudah dikasih tau ke calon pembeli sebelum beli? Apa perusahaan beritikad baik? Kalo bukan karena Acho, calon pembeli lain tau dari mana?
Begitu juga dengan agama. Pasal penistaan agama berpotensi bikin kita semua keneraka. Orang nipu pake agama orang lain nggak boleh bilang dia nipu. Sesat semua kita nanti.
Gimana kalo nanti ada ulama atau pendeta yang bilang kalo kita musti nyembah patung Guan Yu di Tuban dan kasih duit pejabat 1 juta? Lalu orang nggak boleh bilang ini penipuan. Ntar orang pada percaya lalu keneraka semua.
Kan ada MUI yang bakal bilang itu "sesat". Lu percaya MUI? Lu percaya paus? Lu percaya ulama pendeta, orang siapapun? Memang mereka semua nggak mungkin bohong?
Orang yang sudah berhati hati dan sopan seperti Ahok saja dipenjara. Gimana orang lain? Gimana kalo beneran orang nipu pake agama? Gimana kalo banyak koruptor ingin menjatuhkan Ahok bukan karena tapir nggak tapir tapi supaya mereka lebih gampang korupsi? Kalo orang nggak ngomong gimana kita tau?
Bagaimana kalau di surga nanti, Tuhan ternyata result oriented. You know, kriteria masuk sorga, well, korupsi di negara lu rendah kagak? Ah tinggi. Lu vote siapa jadi gubernur? Ke neraka deh lu.
Ada lho ulama yang bilang kalo orang muslim harus pilih gubernur bersih. Kalo ternyata Ahok lebih bersih dari Anies dan lu pilih yang korup gimana? Kalo ulama yang itu yang bener gimana? Kalo ternyata yang bener orang buddha atau kristen gimana?
Adalah hak dan kepentingan kita untuk mendengar informasi dari berbagai pihak. Makin banyak info yang kita dapat, makin lurus jalan kita. Makin sedikit info, makin sesat kita. Toh informasi bisa dibanding bandingkan. Konsumen juga mau untung, kita juga mau masuk sorga. Dengan sendirinya info yang benar akan survive kebebasan berbicara. Info yang ngaco akan diabaikan.
Dan itu akan terjadi bila dan hanya bila orang yang tau informasi, bebas mengutarakan opininya.
Ahok ahli agama, politik, dan korupsi. Dia tau cara cara politikus menipu rakyat. Ya tentu dia ingin melindungi warganya dari korupsi. Wajar dong kalo dia jelaskan modusnya.
Diubah oleh shouphello 07-08-2017 20:39


anasabila memberi reputasi
1
2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan