7 Film Ini Dianggap sebagai Film Paling Kontroversial di Indonesia. Apa Alasannya?
TS
yukepodotcom
7 Film Ini Dianggap sebagai Film Paling Kontroversial di Indonesia. Apa Alasannya?
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
Film memang tidak semata-mata dibuat atas dasar hiburan saja. Film juga bisa dijadikan sebuah alat propaganda terhadap suatu isu sosial. Seperti pedang bermata dua, film juga bisa menyentuh berbagai pihak dengan menyinggung isu rasial, politik, maupun agama. Makanya, gak heran jika banyak juga film yang dianggap sebagai film yang kontroversial.
Deretan film kontroversial di bawah ini juga berbuah protes dari kalangan-kalangan tertentu. Bukan hanya protes yang diterima, melainkan juga banyak hal. Mulai dari tidak mendapatkan surat lulus sensor hingga berujung pencopotan layar menjadi dampak yang harus dirasakan oleh film-film tersebut. Tapi, tentunya sebuah film dianggap kontroversial disebabkan oleh suatu alasan. Apa sih alasannya hingga tujuh film ini dianggap sebagai film kontroversial?
Spoiler for 1. Penjara dan Nirwana (Prison and Paradise):
Fim dokumenter besutan Daniel Rudy Haryanto ini memang tidak mendapat Surat Tanda Lulus Sensor (STLS) dari Lembaga Sensor Film (LSF). Akibatnya, film dokumenter ini tidak dapat ditayangkan untuk publik di Indonesia. Film ini menjadi begitu kontroversial karena memuat wawancara para pelaku Bom Bali, seperti Amrozi, Imam Samudra, serta Mukhlas. Dalam film ini, para pelaku Bom Bali tersebut menyatakan dengan terang-terangan mengenai jihad dalam agama Islam dan pengeboman. Pantas aja film ini dinilai LSF mengandung banyak propaganda yang sangat menyesatkan dan berpotensi memberikan pengaruh negatif bagi para pemuda Islam di Indonesia.
Spoiler for 2. Demi Ucok:
Film yang disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak ini tidak terlalu menimbulkan polemik panas seperti film Penjara dan Nirwana. Film ini menjadi begitu kontroversial akibat posternya yang memang tidak lulus sensor. LSF menilai gambar kaki yang menginjak kepala disertai dengan tulisan, “Surga di Telapak Kaki Ibu” ini dinilai tidak pantas dan tidak sopan. Padahal, film ini berhasil mengantongi delapan buah nominasi di Festival Film Indonesia pada tahun 2012. Wah, sayang banget, ya.
Spoiler for 3. Perempuan Berkalung Sorban:
Hanung Bramantyo memang terkenal sebagai sutradara yang berhasil menelurkan film-film berkualitas. Salah satu filmnya, Wanita Berkalung Sorban, memang begitu fenomenal dan kontroversial. Kisah yang digambarkan dalam film garapan tahun 2009 ini dianggap oleh beberapa kalangan memiliki dampak yang menyesatkan dan dapat menyebarkan fitnah terhadap agama Islam. Salah satu tokoh yang paling vokal memprotes film ini adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Mustofa Yakub. Menurut Mustofa, dialog antara Anissa (Revalina S. Temat) dengan ayahnya, Kyai Hanan (Joshua Pandelaki), mengenai larangan bersekolah di Yogyakarta tidak sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Jangan kamu larang budak-budak wanita kamu untuk datang ke masjid. Ke masjid dalam rangka untuk ibadah dan dalam rangka belajar.”
Spoiler for 4. Lastri:
Setelah menyelesaikan dua belas adegan, proses syuting film yang disutradarai oleh Eros Djarot ini harus diberhentikan sepihak oleh pemerintah Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Film ini dilarang karena muncul protes dari sekelompok orang anti-komunis. Para aktivis anti-komunis keberatan tentang film tersebut yang dinilai mengandung ideologi komunisme. Pembelaan dari Eros Djarot pun muncul. Ia mengungkapkan bahwa film ini bercerita tentang Lastri, anggota Gerwani, yang mengangkat tema cinta, perjuangan, dan sejarah pada kondisi politik tahun 1960-an.
Spoiler for 5. Cinta Tapi Beda:
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Hestu Saputra ini tak kalah kontroversialnya. Film ini mengangkat tema kisah asmara yang berbeda keyakinan. Film ini dicekal hebat karena diprotes oleh tiga kelompok suku Minang. Film ini dianggap melecehkan suku Minang yang dikenal kental dan patuh terhadap agama Islam. Akibatnya, baik produser, sutradara, maupun pemain film ini dilaporkan ke pihak yang berwajib dengan pasal hukum Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Sebagai imbasnya, walaupun baru tayang perdana pada tanggal 27 Desember 2012, per tanggal 7 Januari 2013 lalu film ini berhenti tayang di beberapa daerah.
Spoiler for 6. ? (Tanda Tanya):
Satu lagi film kontroversial yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film yang berjudul "? (Tanda Tanya)" ini dinilai sebagai film yang menggambarkan kebiasaan umat Islam yang suka melakukan tindakan kekerasan. Film ini juga dianggap kerap menyudutkan Islam secara negatif. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganggap Hanung Bramantyo menyebarkan paham pluralisme yang sudah difatwakan haram. Akibatnya, Hanung dinilai telah menjadi murtad akibat mempropagandakan paham tersebut. Lebih jauhnya, MUI meminta agar Hanung merevisi film ini hingga keluar dari unsur pluralisme.
Spoiler for 7. Dendam Pocong:
Film yang disutradarai oleh Rudy Soedjarwo ini dilarang beredar dan tidak mendapatkan STLS dari LSF. Menurut lembaga yang berwenang, film ini mengandung banyak unsur sara dan mempertonjolkan suasana yang sadis. Film ini mengambil latar kerusuhan dan kekerasan terhadap ribuan etnis Tionghoa pada peristiwa tahun 1998 sehingga film ini dianggap bisa mengorek luka lama. Selain itu, film yang diperankan oleh Dwi Sasono dan Kinaryosih ini menampilkan adegan pemerkosaan yang brutal sehingga memang tidak layak untuk ditonton.
Ternyata, dalam menelurkan sebuah ide memang sebaiknya tidak bersinggungan dengan isu-isu sensitif. Apalagi kalau ide tersebut dipublikasi dan dikonsumsi oleh banyak orang.Tentunya, film maupun karya seni lainnya bisa dijadikan suatu alat propaganda bagi beberapa pihak. Pintar-pintar saja untuk menyerap segala informasi yang disediakan, bukan ditelan mentah-mentah. Jadi penonton juga harus pintar, nonton film apa pun boleh. Jangan lupa disaring lagi. Minum kopi beserta ampasnya juga gak enak kan?