- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mahasiswa Aceh di Amerika Bekali Pengungsi Rohingya Kaligrafi Islam Kontemporer


TS
User telah dihapus
Mahasiswa Aceh di Amerika Bekali Pengungsi Rohingya Kaligrafi Islam Kontemporer
BANDA ACEH -- Sebanyak 20 pengungsi etnis Rohingya asal Myanmar yang ditempatkan di penampugan sementara di Medan memperoleh pelatihan intensif mengenai kaligrafi Islam kontemporer oleh mahasiswa dan mahasiswi Aceh yang sedang menempuh studi S2 di Columbia University, Amerika Serikat, beberapa hari lalu.
Peralatan yang disediakan juga sangat professional. Para pengungsi tidak hanya diberikan pensil dan kertas kaligrafi biasa, namun juga peralatan seperti kanvas, kuas lukisan, cat lukis, dan sebagainya.
Diakhir pelatihan, masing-masing peserta training juga diberikan hadiah set kaligrafi kanvas dan uang saku.
Mahasiswa Aceh yang sedang menutut ilmu di Amerika, Rizqarossaa Darni mengatakan, bahwa kegiatan aktivitas sosial ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan rasa simpati terhadap Muslim Rohingya di Indonesia.
Sementara Lailul Ikram menambahkan bahwa pelatihan kaligrafi ini juga diharapkan dapat memberikan skillset khusus bagi mereka yang kelak akan dipindahkan ke negara ketiga.
"Saat ini kita melihat karya-karya kaligrafi Islami kontemporer memiliki nilai yang tinggi di pasaran dunia. Tidak hanya di kalangan rakyat Islam di Indonesia, kaligrafi Arab Islami juga sudah terkenal dan diminati oleh beberapa kalangan keluarga non-Muslim di luar negeri," kata Lailul Ikram.
Oleh sebab itu, mereka berharap kelak bila pengungsi tersebut hendak menjadikan kaligrafi sebagai sumber mata pencaharian ke depan, mereka sudah memiliki skillset yang dibutuhkan.
"Apalagi pekerjaan dengan menghasilkan karya seni seperti lukisan kaligrafi tidak seribet mendaftar pekerjaan di perkantoran, melihat status mereka sebagai pengungsi," tambah Rossa.
Salah seorang tim leader pengungsi Rohingya yang bertindak sebagai translator merangkap sebagai peserta training mengatakan, aktivitas tersebut sangatlah bermanfaat baginya dan teman-temannya.
Bukan hanya mereka memperoleh ilmu baru, kegiatan ini juga menghibur mereka. Kegiatan melukis dan mewarnai dapat menghapus kejenuhan mereka sehari-hari di tempat pengungsian.
Sat ini, para pengungsi Rohingya ini juga belajar kelas bahasa Inggris dan Indonesia yang dipelopori oleh IOM.
http://aceh.tribunnews.com/2017/08/0...am-kontemporer
Katanya Amerika negara kafir, tapi kok mau kuliah di Amerika?
Mr. Donovan Jr. Sebagai Dubes Amerika untuk Indonesia, apakah layak seorang manusia yg membenci Amerika, tapi anda memberikan dia kesempatan untuk menuntut ilmu di Amerika?
Sedangkan banyak sekali mahasiswa di Indonesia ini, yang sangat begitu mencintai Amerika Serikat, seperti saya salah satunya, tidak diberikan sama sekali kesempatan, bahkan pada seleksi awal, saya gagal.
Semoga menjadi pertimbangan bagi pemerintah Amerika untuk lebih selektif lagi dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Peralatan yang disediakan juga sangat professional. Para pengungsi tidak hanya diberikan pensil dan kertas kaligrafi biasa, namun juga peralatan seperti kanvas, kuas lukisan, cat lukis, dan sebagainya.
Diakhir pelatihan, masing-masing peserta training juga diberikan hadiah set kaligrafi kanvas dan uang saku.
Mahasiswa Aceh yang sedang menutut ilmu di Amerika, Rizqarossaa Darni mengatakan, bahwa kegiatan aktivitas sosial ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan rasa simpati terhadap Muslim Rohingya di Indonesia.
Sementara Lailul Ikram menambahkan bahwa pelatihan kaligrafi ini juga diharapkan dapat memberikan skillset khusus bagi mereka yang kelak akan dipindahkan ke negara ketiga.
"Saat ini kita melihat karya-karya kaligrafi Islami kontemporer memiliki nilai yang tinggi di pasaran dunia. Tidak hanya di kalangan rakyat Islam di Indonesia, kaligrafi Arab Islami juga sudah terkenal dan diminati oleh beberapa kalangan keluarga non-Muslim di luar negeri," kata Lailul Ikram.
Oleh sebab itu, mereka berharap kelak bila pengungsi tersebut hendak menjadikan kaligrafi sebagai sumber mata pencaharian ke depan, mereka sudah memiliki skillset yang dibutuhkan.
"Apalagi pekerjaan dengan menghasilkan karya seni seperti lukisan kaligrafi tidak seribet mendaftar pekerjaan di perkantoran, melihat status mereka sebagai pengungsi," tambah Rossa.
Salah seorang tim leader pengungsi Rohingya yang bertindak sebagai translator merangkap sebagai peserta training mengatakan, aktivitas tersebut sangatlah bermanfaat baginya dan teman-temannya.
Bukan hanya mereka memperoleh ilmu baru, kegiatan ini juga menghibur mereka. Kegiatan melukis dan mewarnai dapat menghapus kejenuhan mereka sehari-hari di tempat pengungsian.
Sat ini, para pengungsi Rohingya ini juga belajar kelas bahasa Inggris dan Indonesia yang dipelopori oleh IOM.
http://aceh.tribunnews.com/2017/08/0...am-kontemporer
Katanya Amerika negara kafir, tapi kok mau kuliah di Amerika?
Mr. Donovan Jr. Sebagai Dubes Amerika untuk Indonesia, apakah layak seorang manusia yg membenci Amerika, tapi anda memberikan dia kesempatan untuk menuntut ilmu di Amerika?
Sedangkan banyak sekali mahasiswa di Indonesia ini, yang sangat begitu mencintai Amerika Serikat, seperti saya salah satunya, tidak diberikan sama sekali kesempatan, bahkan pada seleksi awal, saya gagal.
Semoga menjadi pertimbangan bagi pemerintah Amerika untuk lebih selektif lagi dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Diubah oleh User telah dihapus 05-08-2017 20:14
0
2.8K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan