Kaskus

Entertainment

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Hai Pecinta Olahraga ataupun bukan !!! Pasti kamu tahu dong kalau tahun kemarin berlangsung pesta olahraga terbesar di Indonesia. Ya, Pekan Olahraga Nasional yang tahun 2016 lalu memasuki penyelenggaraan ke 19 dan Jawa Barat menjadi tuan rumahnya. Dalam setiap pagelaran olahraga seperti ini, selain logo ada juga maskot yang menjadi penciri. Biasanya maskot dipilih berdasarkan kekhasan suatu daerah tempat dimana tuan rumah pagelaran tersebut berlangsung. Tak jarang, hewan menjadi pilihan favorit untuk dijadikan Maskot sebuah event, termasuk dalam PON 2016 kali ini.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Lala dan Lili, Si Surili Maskot PON Jabar

Terpilihlah Surili, primata sejenis kera yang merupakan hewan endemik alias asli Jawa Barat. Hal ini membuat pamor Surili pun mulau dikenal lagi dan mungkin justru kebanyakan kita belum mengenal hewan yang pemalu terhadap manusia ini. Surili sendiri hidup di kawasan hutan hujan tropis baik di daerah pantai sampai ke hutan pegunungan. Makanan utama hewan bernama latin Presbytis comata ini ialah dedaunan muda atau kuncup dari daun, buah dan bebijian, serta serangga. Primata yang hidup berkelompok sekitar 7-12 ekor ini termasuk hewan yang aktif di siang hari atau diurnal dengan aktivitas terbesar dilakukan di bagian tengah hingga atas dari tajuk pohon, karenanya cukup sulit melihat jelas aktivitas mereka.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Surili via besgroup.org

Saat ini, jumlah Surili masuk dalam kategori hampir punah dengan sebaran hanya sekitar 4.000 hingga 6.000 ekor di seluruh kawasan hutan Jawa Barat bahkan beberapa sumber menyatakan jauh lebih kurang dari itu. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian lebih dari pihak terkait. Upaya konservasi juga diupayakan selain juga mengkampanyekan penyelamatan Surili. Salah satu upaya kampanye ini juga termasuk dengan menjadikan Surili sebagai Maskot PON XIX Jawa Barat.

Di hutan-hutan Jawa Barat, Surili ditemukan di beberapa lokasi yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Hutan Lindung Situ Lembang, dan Cagar Alam Situ Patengan.


1. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) yang menjadi salah satu lokasi utama habitat dari Surili. TNGP merupakan salah satu taman nasional di Jawa Barat yang punya perananan penting bagi keseimbangan ekosistem setempat dan upaya konservasi di Indonesia. Dengan luas mencapai lebih dari 22.800 hektar, TNGP ditutupi oleh hutan hujan tropis area pegunungan. Sebagai mana namanya, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdiri atas 2 gunung utama yaitu Gunung Gede dengan ketinggian 2.958 mdpl dan Gunung Pangrango 3.019 mdpl.

TNGP sendiri secara administratif masuk dalam 3 wilayah kabupaten yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari Ibukota Jakarta ini membuat TNGP cukup dikenal oleh para pecinta wisata alam ibukota. Ada 6 pintu masuk menuju kawasan TNGP yaitu melalui Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana, dan Situgunung. Untuk kantor pusat informasi dan Balai TNGP sendiri berada di Cibodas, sehingga jika kamu mau mendaki harus mendaftar dahulu di kantor ini. Dan khusus pintu masuk pendakian resmi, bisa menggunakan jalur Cibodas (Cianjur), Selabintana (Sukabumi) dan Gunung Putri (Bogor).

Kamu yang dari Jakarta dan ingin melalui pintu Cibodas, bisa menempuh perjalanan sekitar 3 jam melalui jalan Tol Jagorawi dan keluar di Tol Ciawi. Di pertigaan Ciawi, ambil jalur tujuan Puncak-Bandung. Setelah Puncak Pass Hotel, di sisi kira jalan ada papan nama tulisan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, belok kanan pertigaan yang diseut Paragejen tersebut. Jalan terus sampai menemukan gerbang portal Wisata Cibodas. Kalian harus masuk dan membayar biaya retribusi sebesar Rp 3.000 perkendaraan dan Rp 1.000 perorang. Tak jauh dari loket inilah ada kantor pengelola untuk izin masuk dan mendaki.

Tentu bukan hal mudah menemukan Surili di kawasan seluas TNGP. Kalian harus melakukan studi terlebih dahulu untuk dapat mengetahui dimana lokasi mereka dan kapan waktunya yang tepat, itupun jika beruntung baru bisa diilihat. Apalagi karena memang jumlahnya sedikit dan termasuk hewan pemalu akan menjadi kesulitan sendiri. Namun jika memang kalian penasaran, jika memungkinkan ada baiknya meminta bantuan petugas hutan untuk turut serta menemani.

TNGP tentunya bukan hanya soal Surili, di kawasan hutan yang diresmikan sebagai Taman Nasional sejak tahun 1980 itu juga memiliki segudang pesona wisata alam nan memukau. Bagi kamu pendaki, tentu mendaki puncak Gunung Gede maupun puncak Gunung Pangrango menjadi pilihan menarik. Bagi mereka sang pendaki, menaklukan puncak Gunung Gede – Pangrango tentu menjadi kepuasan tersendiri.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Puncak Gunung Gede dan Puncak Gunung Pangrango di sebrangnya via sayainginkesana.blogspot.com

Satu hal yang paling populer dijadikan tempat favorit bagi para petualang dan pendaki Gede Pangrango ialah kawasan yang disebut alun-alun Surya Kencana. Disanalah terdapat taman alam di lembah luas yang diisi dengan si bungai abadi, Edelweis. Tak lengkap rasanya bagi pendaki Gede-Pangrango jika tidak mengunjungi Surya Kencana.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Alun-alun Surya Kencana via news.okezone.com

Ada pula Telaga Biru, salah satu area favorit pengunjung Gunung Gede-Pangrango yang melalui jalur Cibodas. Lokasinya juga masih bisa dijangkau bagi pengunjung non pendaki yaitu sekitar 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Telaga ini cukup luas yaitu sekitar 5 hektar dengan keunggulan utama yaitu dari airnya yang memang memantulkan warna biru jernih dengan dikelilingi rimbunnya hutan pepohonan lebat.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Telaga Biru Cibodas via http://samdeiza.blogspot.co.id

Selepas dari Telaga Biru, kalian bisa melanjutkan perjalanan menuju Curug atau Air Terjun Cibeureum. Dari Telaga Biru, jalan terus hingga menemukan persimpangan. Pilih jalur kanan untuk menuju Curug, sedangkan jalur kiri ialah yang menuju Puncak gunung Gede.

Curug Cibeureum memiliki tinggi sekitar 50 meter sehingga semburan airnya cukup kuat menghempas. Berada di ketinggian sekitar 1.675 mdpl dengan alam hutan yang lebat menjadikan cuaca di sana sangat sejuk. Tak heran jika tidak hanya pendaki, tetapi wisatawan lain juga sering datang hanya untuk menikmati suasana alam dari Curug Cibeurum.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Curug Cibeureum via yukpiknik.com


2. Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Masih berada di kawasan sekitaran Bogor-Sukabumi, Surili juga masih ditemukan habitatnya di Taman Nasional Halimun Salak (TNHS). Memiliki luas mencapai lebih dari 113 ribu hektar, TNHS memiliki puncak tertinggi di dua gunungnya yaitu Gunung Halimun (1.929 mdpl) dan Gunung Salak (2.211 mdpl).

Dengan keanekaragaman hayati yang begitu tinggi membuat TNHS sangat ideal untuk hidup banyak fauna termasuk Surili. Meskipun memang lagi-lagi bukan hal mudah bisa melihat Surili di TNHS yang begitu luas, namun kemungkinan itu tetap ada. Kalaupun tidak, ada banyak hal yang bisa dinikmati di TNHS seperti wisata curug yang begitu banyak ada di dalam kawasan hutan tersebut. Villa dan beragam fasilitas wisata juga tersedia sehingga tidak perlu merasa khawatir.

Curug Cadas Ngampar menjadi salah satu yang cukup terkenal sebagai destinasi wisata alam di dalam kawasan TNHS. Curug ini berada tidak jauh dari gerbang Tiket Taman Nasional Halimun Salak dan juga sudah ada petunjuk jalannya sehingga tak perlu kesulitan. Selama perjalanan menuju curug, hutan pinus akan menjadi pemandangan yang menamani.

Tak jauh dari Cadas Ngampar, terdapat juga curug lainnya bernama Curug Putri. Memiliki ketinggian sekitar 7 meter, Curug Putri menjadi favorit karena kejernihan air khas pegunungannya.

Curug Ngumpet juga menjadi salah satu curug yang paling diburu wisatawan. Memiliki tinggi sekitar 45 meter, hembusan air dari curug ini mampu memanjakan pengunjungnya. Apalagi kawah yang ada di bagian bawahnya berarus tenang dengan air jernih kebiruan yang membuat pengunjung tak tahan untuk tidak berendam.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Curug Ngumpet via backpackerindonesia.com

TNHS juga punya objek wisata menarik lainnya yaitu jembatan gantung yang berada di atas tajuk pepohonan atau Canopy Trail. Jembatan dibangun di antara dua pohon sepanjang 100 meter dengan tinggi mencapai 20 hingga 25 meter. Karena berada di ketinggian, tentu sensasi itulah yang diburu oleh mereka yang datang. Menikmati suasana hijau dari atas, sekaligus merasakan hembusan angin dan ayunan yang terasa dari jembatan.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Canopy Trail di TNHS via indonesiana.merahputih.com


3. Hutan Lindung Situ Lembang

Situ Lembang, Bandung, namanya tentu sudah tak asing bagi warga Bandung. Meskipun situ atau danaunya merupakan danau buatan yang dibangun zaman Belanda di awal abad 20, tetapi ekosistem sekitarnya berupa hutan berstatus Hutan Lindung, sudah begitu solid.

Situ Lembang sendiri berada di kawasan dataran tinggi Bandung Barat dengan ketinggian sekitar 1.567 mdpl dan luas sekitar 68 hektar. Kawasan hutannya didominasi oleh tanaman pinus yang membuatnya tidak hanya hijau tetapi sedap dipandang. Tak jarang, ada juga wisatawan yang melakukan kemah di kawasan hutan yang langsung menghadap danau demi menikmati pemandangan alam indah khas Situ Lembang.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Hutan Lindung Situ Lembang via tempatwisatadibandung.info


4. Cagar Alam Situ Patengan
YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Pemandangan Situ Patengan via ragamtempatwisata.com

Berada di Rancabali, Bandung Selatan, Situ Patengan atau juga biasa dikenal Situ Patenggang menjadi salah satu pusat konservasi bagi Surili. Di sana tercatat ada sekitar 40 ekor Surili yang terdiri dari 6 kelompok. Di sini, Surili cukup ketat diawasi sebagai bentuk upaya konservatif. Bahkan, beberapa waktu sebelum pembukaan PON XIX tepatnya di tanggal 7 September 2016, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan melepasliarkan sepasang Surili disana sebagai bentuk upaya konservasi hewan endemik kebanggaan Jawa Barat tersebut, sekaligus juga mengenalkan Surili sebagai maskot PON Jawa Barat 2016.

YUK WISATA ALAM ! SIAPA TAHU BERTEMU SURILI, SI PRIMATA ENDEMIK JABAR
Pelepasliaran Surili oleh Gubernur Jabar sebelum PON XIX via balebandung.com

Badan air Situ Patengan sendiri memiliki luas sekitar 45 ribu hektar dan total luas untuk cagar alamnya ialah mencapi 123 ribu hektar. Berupa hutan tropis datarn tinggi, Situ Patengan terletak di ketinggian 1.600 mdpl yang membuat cuacanya sangat sejuk dengan pemandangan alam khas pegunungan yang menarik mata.

SUMBER
Diubah oleh komunitasjalan2 13-06-2017 08:54
0
2.4K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan