Batam - Status sarjana yang disandang Romi tak menyurutkan niatnya menjadi driver Gojek di Batam. Meskipun tamatan salah satu universitas di Lampung, belum jaminan Romi mendapat pekerjaan yang mapan.

Pria 27 tahun itu pun tak sungkan mendaftar sebagai driver Gojek. Romy mengaku bergelar sarjana jurusan Teknik Mesin. Memilih menjadi driver gojek karena sudah bontang banting melamar pekerjaan di Batam tak kunjung ada jawaban.

"Tak ada kerjaan lagi, susah ke sana kemari melamar tak kunjung di panggil, di Batam kalau tak kerja mau makan apa bang," ujarnya, Minggu (8/7/2017).

Ia tak menghiraukan di tengan isu perseteruan antara ojek pangkalan dengan ojek online. Bagi Romy, semua pekerjaan itu ada konsekuensinya. Apalagi hal itu adalah urusan perut.

"Saya banyak tangungan, anak sudah dua, kalau saya tak kerja gimana memenuhui kebutuhan keluarga," ujar dia.

Ia melanjutkan, sebelum menjadi pengemudi ojek online dirinya bekerja di salah satu industri teknologi di Batam. Kontraknya pun habis dan ia pun terpaksa kembali mencari pekerjaan baru.

"Mencari pekerjaan sekarang bukan gampang, susah, sekarang tak seperti dulu," ujarnya.

Pria itu mengatakan bahwa sudah selama 4 bulan menjadi pengemudi ojek oline. untuk memenuhui kebutuhan keluarga ia harus mengurangi waktu istirahatnya. Bahkan pengalamannya selama menjadi pengemudi ojek online pernah menunda mandi.

"Waktu itu saya pulang ke rumah, saya lupa mematikan aplikasi Gojek ketika saya mau mandi, eh ada suara orderan, mau tak mau harus diterima kalau tidak poin saya dikurang," ujarnya.

Dalam satu hari kata Romy menarget harus dapat bayaran dari penumpang minimal Rp 100 ribu. kalau lagi sepi ia memafaatkan waktu malam agar memenuhui target.

"Kami ngejar poin mas, kalau bonus itu kalau kami dalam satu hari dapat penumpang sebanyak 20 orang, sebab satu penumpang 1 poin, misalnya kami dapat 20 penumpang bonus kami sebesar Rp 80 ribu," ujar dia.***

sumber