- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tokopedia Raup Rp 1 Triliun Tiap Bulan
TS
kimpet.sekeco
Tokopedia Raup Rp 1 Triliun Tiap Bulan
Jakarta - Banyak kalangan menyebut daya beli masyarakat tengah lesu. Salah satu indikasinya, omzet sektor ritel yang menurun. Meski di sisi lain, pemerintah mengklaim ekonomi bisa tumbuh positif.
Lantas apakah lesunya daya beli juga berimbas ke bisnis toko online? Salah satu pusat belanja online, Tokopedia, mengaku tak mengalami kelesuan daya beli.
Menurut Siti Fauziah, Communications Lead Tokopedia, penurunan daya beli tak berimbas pada penjualan Tokopedia. Sebaliknya, perusahaan tetap tumbuh, baik dari sisi volume maupun transaksi.
"Bisnis kami tetap mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Saat ini di Tokopedia terdapat jutaan merchants yang menghasilkan lebih dari Rp 1 triliun per bulan lewat lebih dari 40 juta produk siap dibeli dengan harga terbaik dan transparan," kata dia.
Diungkapkannya, produk yang dijual di Tokopedia paling digandrungi yakni produk perempuan seperti pakaian dan aksesoris. Di mana produk-produk tersebut bukan kebutuhan pokok.
"Masih yang berhubungan dengan kebutuhan perempuan, seperti fashion dan aksesoris. Kedua, gadget," ujar Fauziah.
Bisnis e-commerce yang masih bergairah juga bisa dilihat dari peningkatan jasa pengiriman barang yang dijual secara online. Presiden Direktur JNE, Feriadi, menuturkan tren belanja online malah terus meningkat. Ini bisa dilihat dari masih ramainya pengiriman dari toko-toko online.
"Pertumbuhan jumlah pengiriman JNE mulai tahun 2010 sampai dengan akhir tahun lalu konsisten mencapai 30%, tahun ini pun diharapkan dapat tetap konsisten di angka tersebut. Saat ini jumlah pengiriman paket setiap bulannya rata-rata 16 juta paket. Sekitar 60%-70% pengiriman JNE adalah pengiriman e-commerce dari online marketplace," jelas Feriadi.
Lanjut dia, jumlah paket hanya berasal dari toko e-commerce, dan belum menghitung paket jual beli online yang dilakukan lewat media sosial.
"Jumlah tersebut belum termasuk pengiriman paket dari para online seller yang berdagang tidak melalui online marketplace, tapi dari akun-akun social media pribadi sehingga tidak terdeteksi, karena tidak berbeda dengan pelanggan pada umumnya yang mengirimkan paket untuk keperluan pribadi," terang Feriadi.
https://m.detik.com/inet/business/d-3585265/tokopedia-raup-rp-1-triliun-tiap-bulan
Tiap Bulan, Bukalapak Catat Transaksi Rp 1 Triliun
Jakarta - CEO Bukalapak, Achmad Zaky, mengatakan meski ramai pemberitaan belakangan ini terkait lesunya daya beli masyarakat, namun nyatanya transaksi penjualan di e-commerce malah naik.
"Kalau di Bukalapak sendiri naik tiga digit atau triple digit. Satu bulan transaksi di Bukalapak mencapai Rp 1 triliun, dengan transaksi per hari rata-rata 150.000. So far, masih terus mengalami peningkatan terus sebagaimana jumlah pelapak yang saat ini sudah 1,7 juta," jelas Zaky.
Soal perbandingan dengan toko ritel yang malah menurun, menurut dia, fenomena tersebut harus dilihat secara lebih mendalam. Lantaran selain daya beli, faktor lainnya juga pergeseran tren berbelanja.
"Itu harus dilihat secara holistik, misalnya yang sepi kan toko-toko saja, atau yang di mal dengan biaya sewa tinggi, dan sebagainya. Sementara di online modal kecil pun bisa," terang Zaky.
"Kemudian contoh mudahnya, orang di ujung Sabang bisa jualan kopi langsung ke pembeli yang berada di apartemen mewah di Jakarta. 5 Tahun lalu, tidak ada yang seperti itu. Jadi ada pergeseran perputaran ekonomi, karena di manapun orang sekarang bisa berjualan," imbuhnya.
Lanjut dia, produk yang paling banyak dicari di toko online pun sebenarnya merupakan produk yang bukan kebutuhan pokok.
"Paling banyak dicari di Bukalapak itu produk fashion, pakaian contohnya. Baru kemudian kedua itu gadget. Intinya ada online menciptakan opportunity yang sama, pemain besar dan UKM," ujar Zaky.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Feriadi, menuturkan tren belanja online terus meningkat, yang bisa dilihat dari terus naiknya jasa pengiriman dari toko-toko online.
"Pertumbuhan jumlah pengiriman JNE mulai tahun 2010 sampai dengan akhir tahun lalu konsisten mencapai 30%, tahun ini pun diharapkan dapat tetap konsisten di angka tersebut. Saat ini jumlah pengiriman paket setiap bulannya rata-rata 16 juta paket. Sekitar 60%-70% pengiriman JNE adalah pengiriman e-commerce dari online marketplace," jelas Feriadi.
Lanjut dia, jumlah paket hanya berasal dari toko e-commerce, dan belum menghitung paket jual beli online yang dilakukan lewat media sosial.
"Jumlah tersebut belum termasuk pengiriman paket dari para online seller yang berdagang tidak melalui online marketplace, tapi dari akun-akun social media pribadi sehingga tidak terdeteksi, karena tidak berbeda dengan pelanggan pada umumnya yang mengirimkan paket untuk keperluan pribadi," tutur Feriadi.
https://m.detik.com/inet/business/d-3585252/tiap-bulan-bukalapak-catat-transaksi-rp-1-triliun
Lantas apakah lesunya daya beli juga berimbas ke bisnis toko online? Salah satu pusat belanja online, Tokopedia, mengaku tak mengalami kelesuan daya beli.
Menurut Siti Fauziah, Communications Lead Tokopedia, penurunan daya beli tak berimbas pada penjualan Tokopedia. Sebaliknya, perusahaan tetap tumbuh, baik dari sisi volume maupun transaksi.
"Bisnis kami tetap mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Saat ini di Tokopedia terdapat jutaan merchants yang menghasilkan lebih dari Rp 1 triliun per bulan lewat lebih dari 40 juta produk siap dibeli dengan harga terbaik dan transparan," kata dia.
Diungkapkannya, produk yang dijual di Tokopedia paling digandrungi yakni produk perempuan seperti pakaian dan aksesoris. Di mana produk-produk tersebut bukan kebutuhan pokok.
"Masih yang berhubungan dengan kebutuhan perempuan, seperti fashion dan aksesoris. Kedua, gadget," ujar Fauziah.
Bisnis e-commerce yang masih bergairah juga bisa dilihat dari peningkatan jasa pengiriman barang yang dijual secara online. Presiden Direktur JNE, Feriadi, menuturkan tren belanja online malah terus meningkat. Ini bisa dilihat dari masih ramainya pengiriman dari toko-toko online.
"Pertumbuhan jumlah pengiriman JNE mulai tahun 2010 sampai dengan akhir tahun lalu konsisten mencapai 30%, tahun ini pun diharapkan dapat tetap konsisten di angka tersebut. Saat ini jumlah pengiriman paket setiap bulannya rata-rata 16 juta paket. Sekitar 60%-70% pengiriman JNE adalah pengiriman e-commerce dari online marketplace," jelas Feriadi.
Lanjut dia, jumlah paket hanya berasal dari toko e-commerce, dan belum menghitung paket jual beli online yang dilakukan lewat media sosial.
"Jumlah tersebut belum termasuk pengiriman paket dari para online seller yang berdagang tidak melalui online marketplace, tapi dari akun-akun social media pribadi sehingga tidak terdeteksi, karena tidak berbeda dengan pelanggan pada umumnya yang mengirimkan paket untuk keperluan pribadi," terang Feriadi.
https://m.detik.com/inet/business/d-3585265/tokopedia-raup-rp-1-triliun-tiap-bulan
Tiap Bulan, Bukalapak Catat Transaksi Rp 1 Triliun
Jakarta - CEO Bukalapak, Achmad Zaky, mengatakan meski ramai pemberitaan belakangan ini terkait lesunya daya beli masyarakat, namun nyatanya transaksi penjualan di e-commerce malah naik.
"Kalau di Bukalapak sendiri naik tiga digit atau triple digit. Satu bulan transaksi di Bukalapak mencapai Rp 1 triliun, dengan transaksi per hari rata-rata 150.000. So far, masih terus mengalami peningkatan terus sebagaimana jumlah pelapak yang saat ini sudah 1,7 juta," jelas Zaky.
Soal perbandingan dengan toko ritel yang malah menurun, menurut dia, fenomena tersebut harus dilihat secara lebih mendalam. Lantaran selain daya beli, faktor lainnya juga pergeseran tren berbelanja.
"Itu harus dilihat secara holistik, misalnya yang sepi kan toko-toko saja, atau yang di mal dengan biaya sewa tinggi, dan sebagainya. Sementara di online modal kecil pun bisa," terang Zaky.
"Kemudian contoh mudahnya, orang di ujung Sabang bisa jualan kopi langsung ke pembeli yang berada di apartemen mewah di Jakarta. 5 Tahun lalu, tidak ada yang seperti itu. Jadi ada pergeseran perputaran ekonomi, karena di manapun orang sekarang bisa berjualan," imbuhnya.
Lanjut dia, produk yang paling banyak dicari di toko online pun sebenarnya merupakan produk yang bukan kebutuhan pokok.
"Paling banyak dicari di Bukalapak itu produk fashion, pakaian contohnya. Baru kemudian kedua itu gadget. Intinya ada online menciptakan opportunity yang sama, pemain besar dan UKM," ujar Zaky.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Feriadi, menuturkan tren belanja online terus meningkat, yang bisa dilihat dari terus naiknya jasa pengiriman dari toko-toko online.
"Pertumbuhan jumlah pengiriman JNE mulai tahun 2010 sampai dengan akhir tahun lalu konsisten mencapai 30%, tahun ini pun diharapkan dapat tetap konsisten di angka tersebut. Saat ini jumlah pengiriman paket setiap bulannya rata-rata 16 juta paket. Sekitar 60%-70% pengiriman JNE adalah pengiriman e-commerce dari online marketplace," jelas Feriadi.
Lanjut dia, jumlah paket hanya berasal dari toko e-commerce, dan belum menghitung paket jual beli online yang dilakukan lewat media sosial.
"Jumlah tersebut belum termasuk pengiriman paket dari para online seller yang berdagang tidak melalui online marketplace, tapi dari akun-akun social media pribadi sehingga tidak terdeteksi, karena tidak berbeda dengan pelanggan pada umumnya yang mengirimkan paket untuk keperluan pribadi," tutur Feriadi.
https://m.detik.com/inet/business/d-3585252/tiap-bulan-bukalapak-catat-transaksi-rp-1-triliun
0
8.6K
53
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan