- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Mengerikan dan Mengharukan Mereka, Orang-orang yang DIjatuhi Hukuman Mati


TS
harfa7
Cerita Mengerikan dan Mengharukan Mereka, Orang-orang yang DIjatuhi Hukuman Mati

Mohon dibantu Rate
gan

Artikel ini ditulis oleh Mark Oliver di LISTVERSE
dan diterjemahkan secara manual oleh Harfa7 dengan metode hearing
Blah,blah,blah,,,,,
Nobody care about me anyway..
nuff Said,, Happy Reading
dan diterjemahkan secara manual oleh Harfa7 dengan metode hearing
Blah,blah,blah,,,,,
Nobody care about me anyway..
nuff Said,, Happy Reading
Aku akan membawa kereta mainan ini bersama ku.
Quote:

Joe Arridy (kiri) disebut sebagai "tahanan paling bahagia yang dikenakan hukuman mati."
Arridy memiliki sebuah gangguan mental, yang membuatnya bersikap layaknya seorang anak yang berusia enam tahun. Dan meskipun dia telah diberi tahu bahwa dia akan di hukum mati -karena mengaku telah membunuh seorang gadis berusia 15 tahun (yang sebenarnya dibunuh oleh seorang pria bernama Frank Aguilar)-, dia sama sekali tidak menanggapi hal itu secara serius atau bahkan dia sama tidak tau bahwa dia akan mati “mati”.
Arridy menghabiskan waktu menunggu eksekusi nya dengan bermain, mainan anak-anak. Kesukaannya adalah kereta mainan yang diberikan sipir kepadanya, dan dia tidak mengerti, kalau ke mana dia akan pergi setelahnya, dia tidak akan bisa membawa kereta tersebut bersamanya.
Angelo Agnes -seorang pria di sel tahanan disebelahnya- bertanya kepadanya,
"Kalau kamu pergi, Joe, Kamu akan memberikan saya kereta itu kan ?"
Joe Arridy menggelengkan kepalanya.
"Tidak," katanya kepada Agnes. "Aku akan membawa kereta ini bersama ku."
Namun pada akhirnya dia berubah pikiran, setelah sipir membiarkan dia (Joe) masuk ke sel Agnes dan bermain kereta dengannya. Arridy merasa sangat senang dengan teman bermainnya ini. Sehingga setelah selesai bermain, dia berjanji, "Jika saya pergi, ya, saya akan memberikan kereta saya ke Agnes."
Tapi dia masih belum mengerti apa yang akan terjadi kepadanya. Sampai akhir pun, Joe berpikir kalau orang lain lah yang bersikap aneh. Saat ibunya memeluknya untuk yang terakhir kalinya, dia hanya menatapnya balik dengan tatapan kosong. Dia tidak mengerti mengapa ibunya sangat kesal.
Walaupun Saat para penjaga membawanya ke kamar gas / Gas Chamber, Arridy tetap tidak mengerti sepenuhnya apa yang akan terjadi kepadanya.
Aku tidak berniat membunuh gadis-gadis itu
Quote:

Departemen kepolisian di Columbia, South Carolina, harus menghadapi suatu panggilan yang sulit pada suatu hari di tahun 1944. Dua gadis muda, satu 11 dan yang satunya 8 tahun, ditemukan tewas di selokan, dipukuli sampai mati dengan pipa besi, saat mereka pergi Memetik bunga liar.
Setelah beberapa saat mereka menerima telepon dari seorang wanita tua yang cucu laki-lakinya berusia 14 tahun, baru saja mengatakan kepadanya, bahwa dialah yang melakukan pembunuhan itu.
Nama anak itu adalah George Stinney Jr., dan saat polisi datang, dia langsung mengarahkan mereka ke senjata pembunuh yang digunakannya. "Saya benar-benar minta maaf," kata Stinney kepada polisi. "Aku tidak berniat membunuh gadis-gadis itu."
Sidang Stinney hanya berlangsung dua jam. Stinney yang pada waktu itu hanya berusia 14 tahun – menjadi orang termuda yang di jatuhi hukum mati di Amerika pada abad ke-20. Setelah menghabiskan 81 hari di sel penjara yang berada 80 kilometer (50 mil) dari kota, -penjara ini dipilih karena polisi takut orang-orang akan menghukum gantung anak ini jika mereka bisa menemukannya-, George Stinney dibawa ke kursi listrik.
Postur Stinney yang sangat pendek mengharuskan dia duduk diatas Alkitab agar headpiece (helm yang digunakan pada eksekusi kursi listrik) bisa di jangkau oleh kepalanya, dan juga, tali pengikat kursi itu terlalu besar untuk menahannya agar tidak goyang. Sehingga Dia tersentak dengan keras saat sengatan listrik masuk ke tubuhnya.
Sebelum dia benar-benar meninggal, topengnya jatuh(tahanan di suruh memakai topeng sebelum dieksekusi), mengungkapkan wajahnya yang ketakutan dan menangis kepada orang banyak.
Pada tahun 2014. Disimpulkan bahwa pengakuan Stinney palsu, karena dia di paksa oleh seseorang untuk mengakui kejahatan itu, yang mana dia sebenarnya tidak lakukan dan dia juga dinyatakan bersalah, tanpa pengadilan yang adil.
Setelah beberapa saat mereka menerima telepon dari seorang wanita tua yang cucu laki-lakinya berusia 14 tahun, baru saja mengatakan kepadanya, bahwa dialah yang melakukan pembunuhan itu.
Nama anak itu adalah George Stinney Jr., dan saat polisi datang, dia langsung mengarahkan mereka ke senjata pembunuh yang digunakannya. "Saya benar-benar minta maaf," kata Stinney kepada polisi. "Aku tidak berniat membunuh gadis-gadis itu."
Sidang Stinney hanya berlangsung dua jam. Stinney yang pada waktu itu hanya berusia 14 tahun – menjadi orang termuda yang di jatuhi hukum mati di Amerika pada abad ke-20. Setelah menghabiskan 81 hari di sel penjara yang berada 80 kilometer (50 mil) dari kota, -penjara ini dipilih karena polisi takut orang-orang akan menghukum gantung anak ini jika mereka bisa menemukannya-, George Stinney dibawa ke kursi listrik.
Postur Stinney yang sangat pendek mengharuskan dia duduk diatas Alkitab agar headpiece (helm yang digunakan pada eksekusi kursi listrik) bisa di jangkau oleh kepalanya, dan juga, tali pengikat kursi itu terlalu besar untuk menahannya agar tidak goyang. Sehingga Dia tersentak dengan keras saat sengatan listrik masuk ke tubuhnya.
Sebelum dia benar-benar meninggal, topengnya jatuh(tahanan di suruh memakai topeng sebelum dieksekusi), mengungkapkan wajahnya yang ketakutan dan menangis kepada orang banyak.
Pada tahun 2014. Disimpulkan bahwa pengakuan Stinney palsu, karena dia di paksa oleh seseorang untuk mengakui kejahatan itu, yang mana dia sebenarnya tidak lakukan dan dia juga dinyatakan bersalah, tanpa pengadilan yang adil.
Kalian harus memberi ku hukuman mati.
Quote:

Dengan beratnya yang mencapai 120 kilogram, Christopher Newton memiliki badan yang sangat besar sehingga membuat algojo penyuntik matinya tidak bisa menemukan pembuluh darah di lengannya. Dia (algojonya) harus berjuang selama lebih dari dua jam untuk mencoba membunuh Newton - bahkan sampai harus memberi waktu istirahat di kamar mandi untuk newton, saat dia mencoba mengetahui dimana letak nadi nya.
Itu adalah kasus suntik mati paling lama dalam sejarah, dan yang akan di eksekusi ternyata memiliki semangat yang sangat tinggi untuk di eksekusi. Newton, setelah hidup yang keras dan tidak bahagia, dia berhasil membuat dirinya masuk kepenjara dengan cara meninggalkan jejak bukti secara sengaja di tempat kejadian perkara -kejahatan dimana dia membobol rumah ayahnya, ya membobol rumah.
Sesampai di penjara, dia berusaha semampunya untuk mendapat hukuman mati. Cara nya ? well, Dia membunuh teman satu sel tanpa alasan yang jelas, membanting kepalanya ke lantai, menginjak tenggorokannya, mencekiknya, dan tertawa saat petugas datang menariknya pergi. Ketika mereka menginterogasinya, dia menolak menjawab pertanyaan apapun sampai mereka membuat satu janji : bahwa mereka akan memberinya hukuman mati.
Ketika datang waktu eksekusi mati, Newton terlihat sangat bahagia. Untuk pernyataan terakhirnya, dia bercanda bahwa dia bisa "Sepertinya aku ingin memakan beef stew,” dan dia tertawa saat algojo-nya mencoba memasukkan jarum ke pembuluh darahnya.
Butuh sepuluh percobaan untuk bisa membunuh Christopher Newton. Akhirnya, setelah dua jam, algojo berhasil menusukkan jarum ke pembuluh darah Newton dan mengirimkan racun ke tubuhnya untuk mengakhiri hidupnya.
Itu adalah kasus suntik mati paling lama dalam sejarah, dan yang akan di eksekusi ternyata memiliki semangat yang sangat tinggi untuk di eksekusi. Newton, setelah hidup yang keras dan tidak bahagia, dia berhasil membuat dirinya masuk kepenjara dengan cara meninggalkan jejak bukti secara sengaja di tempat kejadian perkara -kejahatan dimana dia membobol rumah ayahnya, ya membobol rumah.
Sesampai di penjara, dia berusaha semampunya untuk mendapat hukuman mati. Cara nya ? well, Dia membunuh teman satu sel tanpa alasan yang jelas, membanting kepalanya ke lantai, menginjak tenggorokannya, mencekiknya, dan tertawa saat petugas datang menariknya pergi. Ketika mereka menginterogasinya, dia menolak menjawab pertanyaan apapun sampai mereka membuat satu janji : bahwa mereka akan memberinya hukuman mati.
Ketika datang waktu eksekusi mati, Newton terlihat sangat bahagia. Untuk pernyataan terakhirnya, dia bercanda bahwa dia bisa "Sepertinya aku ingin memakan beef stew,” dan dia tertawa saat algojo-nya mencoba memasukkan jarum ke pembuluh darahnya.
Butuh sepuluh percobaan untuk bisa membunuh Christopher Newton. Akhirnya, setelah dua jam, algojo berhasil menusukkan jarum ke pembuluh darah Newton dan mengirimkan racun ke tubuhnya untuk mengakhiri hidupnya.
Aku akan memakannya untuk nanti
Quote:

Ricky Ray Rector menghabiskan hidupnya keluar masuk penjara. Namun pada tahun 1981, dia memastikan bahwa dia tidak akan pernah keluar dari penjara lagi. Dia memulai perkelahian dengan beberapa orang hanya dikarenakan hal sepele, yaitu tips 3 dollars di sebuah stripper club, dan Ricky yang temperamental mengeluarkan pistolnya dan menembak tiga orang. Namun sayangnya Salah satu peluru yang ditembakkan berhasil mengenai kepala seseorang.
Ricky mencoba untuk melarikan diri keluar kota, namun keluarganya berhasil meyakinkan dia untuk menyerahkan diri. Dia pun akhirnya menunggu polisi datang untuk menjemputnya. Kemudian, saat mereka tiba, ia meletakkan pistol miliknya ke kepalanya dan menarik pelatuknya.
Tembakan itu seharusnya membunuhnya, tapi itu tidak berhasil. Sebagai gantinya, Ricky kehilangan sekitar sepertiga otaknya.
Ricky memiliki pemikiran layaknya seorang anak-anak setelah incident itu. Dia akan menjerit saat lampu padam, takut akan kegelapan. Dia akan membuat orang bingung dengan pertanyaan tentang anjing. Dia akan melompat-lompat di tempat tidurnya, memberitahu orang-orang bahwa dia sedang memburu orang-orang Indian, dan bersikeras bahwa para penjaga membiarkan buaya hidup masuk ke dalam selnya.
Saat tiba jamuan makan terakhirnya, Ricky Ray Rector memesan steak, ayam goreng, dan sebuah pecan pie. Namun dia tidak memakan pei nya. Dia menyimpannya, dia memberi tahu penjaga yang akan membawanya pergi ke tempat eksekusi, bahwa dia akan memakannya untuk nanti.
Ricky mencoba untuk melarikan diri keluar kota, namun keluarganya berhasil meyakinkan dia untuk menyerahkan diri. Dia pun akhirnya menunggu polisi datang untuk menjemputnya. Kemudian, saat mereka tiba, ia meletakkan pistol miliknya ke kepalanya dan menarik pelatuknya.
Tembakan itu seharusnya membunuhnya, tapi itu tidak berhasil. Sebagai gantinya, Ricky kehilangan sekitar sepertiga otaknya.
Ricky memiliki pemikiran layaknya seorang anak-anak setelah incident itu. Dia akan menjerit saat lampu padam, takut akan kegelapan. Dia akan membuat orang bingung dengan pertanyaan tentang anjing. Dia akan melompat-lompat di tempat tidurnya, memberitahu orang-orang bahwa dia sedang memburu orang-orang Indian, dan bersikeras bahwa para penjaga membiarkan buaya hidup masuk ke dalam selnya.
Saat tiba jamuan makan terakhirnya, Ricky Ray Rector memesan steak, ayam goreng, dan sebuah pecan pie. Namun dia tidak memakan pei nya. Dia menyimpannya, dia memberi tahu penjaga yang akan membawanya pergi ke tempat eksekusi, bahwa dia akan memakannya untuk nanti.
Hal terakhir yang dia dengar adalah tertawa ku.
Quote:

Rudolph Tyner menemukan dirinya berada di sel yang bersebelahan dengan Donald Henry Gaskins, seorang pria yang dikenal sebagai "Meanest Man in America."
Gaskins adalah seorang pembunuh berantai yang telah membunuh 13 orang, termasuk seorang ibu hamil. Gaskins adalah monster, tapi bagi Tyner yang sedang dalam hukuman mati, Gaskins adalah seseorang yang paling dekat yang ia bisa rasakan sebagai seorang teman.
Tyner menerima hukannya dikarenakan sebuah perampokan yang tidak berjalan dengan baik. Pada usia 18 tahun, dia mencoba merampok sebuah toko kelontong yang dikelola oleh pasangan tua. Ketika pria itu, Bill Moon, menolak untuk menyerahkan uang yang berada dikasir, Tyner mencoba menakutinya. "Jika saya menembak Moon dilengan, pasti dia akan meyerahkan uang itu," Pikir Tyner.
Dia pun melepaskan tembakan yang baginya merupakan sebuah peringatan, Namun sayang tembakan itu malah membunuh Moon secara tidak sengaja. Saat istri Moon mulai berteriak, Tyner membunuhnya juga.
Tyner ditangkap malamnya dan mengakui apa yang telah dilakukannya. Dia pun akhirnya dijatuhi hukuman mati, di samping sel seorang pembunuh berantai berdarah dingin yang menawarkan diri untuk menjadi temannya. Tanpa sepengetahuan Tyner, Gaskins merencanakan kematiannya.
Gaskins memberi Tyner sebuah walkie yang menurutnya akan membiarkan mereka berbicara di antara sel mereka. Tyner yang sedang sangat membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, tidak sadar sedang memegang sebuah kotak plastik yang penuh dengan bahan peledak C-4, mengangkatnya ke telinganya. Teman barunya itu pun langsung menekan pemicunya, bom meledak, dan Tyner meninggal dengan keadaan yang sangat mengerikan.
Polisi kemudian menemukan bahwa putra Moon(pasangan lansia) telah memberi Gaskins bahan peledak dan membayarnya untuk membunuh Tyner.
Gaskins, sepertinya, akan tetap melakukannya walaupun itu secara gratis. Dia menikmati cerita tentang bagaimana dia membunuh Rudolph Tyner, memberitahu orang-orang, "Hal terakhir yang dia dengar adalah tertawa ku."
Gaskins adalah seorang pembunuh berantai yang telah membunuh 13 orang, termasuk seorang ibu hamil. Gaskins adalah monster, tapi bagi Tyner yang sedang dalam hukuman mati, Gaskins adalah seseorang yang paling dekat yang ia bisa rasakan sebagai seorang teman.
Tyner menerima hukannya dikarenakan sebuah perampokan yang tidak berjalan dengan baik. Pada usia 18 tahun, dia mencoba merampok sebuah toko kelontong yang dikelola oleh pasangan tua. Ketika pria itu, Bill Moon, menolak untuk menyerahkan uang yang berada dikasir, Tyner mencoba menakutinya. "Jika saya menembak Moon dilengan, pasti dia akan meyerahkan uang itu," Pikir Tyner.
Dia pun melepaskan tembakan yang baginya merupakan sebuah peringatan, Namun sayang tembakan itu malah membunuh Moon secara tidak sengaja. Saat istri Moon mulai berteriak, Tyner membunuhnya juga.
Tyner ditangkap malamnya dan mengakui apa yang telah dilakukannya. Dia pun akhirnya dijatuhi hukuman mati, di samping sel seorang pembunuh berantai berdarah dingin yang menawarkan diri untuk menjadi temannya. Tanpa sepengetahuan Tyner, Gaskins merencanakan kematiannya.
Gaskins memberi Tyner sebuah walkie yang menurutnya akan membiarkan mereka berbicara di antara sel mereka. Tyner yang sedang sangat membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, tidak sadar sedang memegang sebuah kotak plastik yang penuh dengan bahan peledak C-4, mengangkatnya ke telinganya. Teman barunya itu pun langsung menekan pemicunya, bom meledak, dan Tyner meninggal dengan keadaan yang sangat mengerikan.
Polisi kemudian menemukan bahwa putra Moon(pasangan lansia) telah memberi Gaskins bahan peledak dan membayarnya untuk membunuh Tyner.
Gaskins, sepertinya, akan tetap melakukannya walaupun itu secara gratis. Dia menikmati cerita tentang bagaimana dia membunuh Rudolph Tyner, memberitahu orang-orang, "Hal terakhir yang dia dengar adalah tertawa ku."
Menolong para Algojo untuk menemukan nadinya
Quote:

Randy Woolls adalah pecandu narkoba sejak berusia 13 tahun. Dia telah menyuntikkan banyak zat beracun ke dalam pembuluh darah seumur hidupnya -dan dia mengakhiri hidupnya juga dengan mengisi penuh pembuluh darah tersebut dengan zat Valium.
Woolls yang saat itu sedang sangat teler dengan narkoba, pergi ke sebuah bioskop drive-in dan tanpa alasan yang jelas memukul penjual tiket dengan tongkat besi dari mobilnya. Lalu dia menggorok tenggorokan perempuan penjual tiket itu, dan menumpuk semua barang di bilik tersebut di atas jasadnya, lalu membakar semuanya.
Ketika dia ditangkap, dia tidak ingat akan hal itu dan tidak tahu mengapa dia melakukannya, hanya mengatakan, “I was out of my mind.” (TL note : intinya sih tidak sadar, tapi karena kalimat tersebut sudah dikatakan diatas, jadi ane nga ngartiin yang ini.)
Tentu saja itu bukan pembelaan yang dapat diterima untuk membebaskannya dari hukuman mati. Dia pun mendedikasikan kata-kata terakhirnya pada wanita yang dia bunuh. "Saya minta maaf untuk korban dan keluarga," katanya. "Saya berharap ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya."
Setelah bertahun-tahun melakukan penyalahgunaan obat terlarang, pembuluh darahnya begitu rusak sehingga para algojo sangat susah untuk menemukan nadi nya. Woolls yang berpengalaman akan hal tersebut, dengan baiknnya membantu mereka menemukan nadi nya.
Setelahnya para algojo hanya tinggal menyuntikkan zat mematikan tersebut ke nadi yang di tunjukkan oleh Woolls.
Woolls yang saat itu sedang sangat teler dengan narkoba, pergi ke sebuah bioskop drive-in dan tanpa alasan yang jelas memukul penjual tiket dengan tongkat besi dari mobilnya. Lalu dia menggorok tenggorokan perempuan penjual tiket itu, dan menumpuk semua barang di bilik tersebut di atas jasadnya, lalu membakar semuanya.
Ketika dia ditangkap, dia tidak ingat akan hal itu dan tidak tahu mengapa dia melakukannya, hanya mengatakan, “I was out of my mind.” (TL note : intinya sih tidak sadar, tapi karena kalimat tersebut sudah dikatakan diatas, jadi ane nga ngartiin yang ini.)
Tentu saja itu bukan pembelaan yang dapat diterima untuk membebaskannya dari hukuman mati. Dia pun mendedikasikan kata-kata terakhirnya pada wanita yang dia bunuh. "Saya minta maaf untuk korban dan keluarga," katanya. "Saya berharap ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya."
Setelah bertahun-tahun melakukan penyalahgunaan obat terlarang, pembuluh darahnya begitu rusak sehingga para algojo sangat susah untuk menemukan nadi nya. Woolls yang berpengalaman akan hal tersebut, dengan baiknnya membantu mereka menemukan nadi nya.
Setelahnya para algojo hanya tinggal menyuntikkan zat mematikan tersebut ke nadi yang di tunjukkan oleh Woolls.
Benci menyebabkan rasa sakit seumur hidup.
Quote:

Mark Stroman adalah seorang supremasi kulit putih. Setelah 9/11, dia merasa memiliki kewajiban patriotik untuk membunuh orang-orang arab, jadi dia mengambil pistol dan mulai menyebut dirinya sebagai "Arab Slayer".
Dia membunuh korban pertamanya pada tanggal 15 September 2001, menembaki seorang pria Pakistan di sebuah toko kelontong. Enam hari kemudian, dia masuk ke sebuah toko serba ada dan menembak seseorang bernama Rais Bhuiyan, seorang Muslim dari Bangladesh, dengan senapan miliknya.
Bhuiyan selamat, dan polisi berhasil menangkap Stroman – namun dia ditangkap hanya setelah berhasil membunuh seorang lagi, seorang warga India. Ketika dia ditangkap, dia merasa tidak menyesal. Dia menyebut dirinya seorang patriot dan menghadapi hukuman mati karena percaya bahwa dia adalah seorang pahlawan.
Rais Bhuiyan, bagaimanapun, tidak akan membiarkan dia mati (stroman). Ia yang seorang Muslim, merasa memiliki kewajiban untuk memaafkan Stroman dan melakukan semua yang dia bisa untuk menyelamatkan hidupnya. Jadi dia memulai sebuah petisi dan mengajukan tuntutan hukum untuk meminta orang yang menembaknya dengan senapan itu terbebas dari hukuman mati.
Stroman dan Bhuiyan bertukar surat. Stroman, melihat bahwa pria yang dicoba dibunuhnya malah berusaha sangat keras untuk menyelamatkan hidupnya, mengatakan bahwa karena Bhuiyan telah mengajarkan kepadanya untuk tidak membenci, dia menghadapi kematiannya dengan lapang dada.
Walaupun dengan semua usaha yang dilakukan Bhuiyan, dia pada akhirntya tidak dapat menyelamatkan nyawa Stroman.
Namun, untuk kata-kata terakhirnya, Stroman mengatakan kepada dunia apa yang diajarkan Bhuiyan kepadanya: "Benci menyebabkan rasa sakit seumur hidup."
Dia membunuh korban pertamanya pada tanggal 15 September 2001, menembaki seorang pria Pakistan di sebuah toko kelontong. Enam hari kemudian, dia masuk ke sebuah toko serba ada dan menembak seseorang bernama Rais Bhuiyan, seorang Muslim dari Bangladesh, dengan senapan miliknya.
Bhuiyan selamat, dan polisi berhasil menangkap Stroman – namun dia ditangkap hanya setelah berhasil membunuh seorang lagi, seorang warga India. Ketika dia ditangkap, dia merasa tidak menyesal. Dia menyebut dirinya seorang patriot dan menghadapi hukuman mati karena percaya bahwa dia adalah seorang pahlawan.
Rais Bhuiyan, bagaimanapun, tidak akan membiarkan dia mati (stroman). Ia yang seorang Muslim, merasa memiliki kewajiban untuk memaafkan Stroman dan melakukan semua yang dia bisa untuk menyelamatkan hidupnya. Jadi dia memulai sebuah petisi dan mengajukan tuntutan hukum untuk meminta orang yang menembaknya dengan senapan itu terbebas dari hukuman mati.
Stroman dan Bhuiyan bertukar surat. Stroman, melihat bahwa pria yang dicoba dibunuhnya malah berusaha sangat keras untuk menyelamatkan hidupnya, mengatakan bahwa karena Bhuiyan telah mengajarkan kepadanya untuk tidak membenci, dia menghadapi kematiannya dengan lapang dada.
Walaupun dengan semua usaha yang dilakukan Bhuiyan, dia pada akhirntya tidak dapat menyelamatkan nyawa Stroman.
Namun, untuk kata-kata terakhirnya, Stroman mengatakan kepada dunia apa yang diajarkan Bhuiyan kepadanya: "Benci menyebabkan rasa sakit seumur hidup."
Menolak membiarkannya mati
Quote:

Pada hari dia dijadwalkan untuk meninggal / dieksekusi mati, Brandon Joseph Rhode menyelundupkan pisau cukur ke dalam selnya. Dia ingin memutuskan bagaimana dia mengakhiri hidupnya sendiri, dia memberi tahu teman satu selnya; Dia tidak ingin "dibunuh layaknya seekor anjing." Maka, pada hari dia harus dihukum mati, dia bersembunyi di bawah selimutnya dan mengiris lengan dan lehernya.
Ketika para penjaga menyadari apa yang sedang terjadi, mereka bergegas untuk menyelamatkannya. Dia sudah pingsan dan darahnya sudah banyak keluar, tapi mereka(penjaga) tetap membawanya ke rumah sakit dan berhasil menyembuhkannya. Dia mengalami kerusakan otak yang serius, tapi mereka bisa menyelamatkan hidupnya. Dalam seminggu, dia cukup sehat untuk bergerak.
Jadi, satu minggu setelah Rhode mencoba bunuh diri, orang-orang yang menolak membiarkannya mati menariknya ke ruang eksekusi.
Kurang dari tujuh hari sebelumnya, mereka telah menyelamatkan hidupnya – hanya untuk, bisa menyuntikkan obat-obatan mematikan ke pembuluh darahnya sekarang.
Ketika para penjaga menyadari apa yang sedang terjadi, mereka bergegas untuk menyelamatkannya. Dia sudah pingsan dan darahnya sudah banyak keluar, tapi mereka(penjaga) tetap membawanya ke rumah sakit dan berhasil menyembuhkannya. Dia mengalami kerusakan otak yang serius, tapi mereka bisa menyelamatkan hidupnya. Dalam seminggu, dia cukup sehat untuk bergerak.
Jadi, satu minggu setelah Rhode mencoba bunuh diri, orang-orang yang menolak membiarkannya mati menariknya ke ruang eksekusi.
Kurang dari tujuh hari sebelumnya, mereka telah menyelamatkan hidupnya – hanya untuk, bisa menyuntikkan obat-obatan mematikan ke pembuluh darahnya sekarang.
Namun tidak ada yang ingin membantunya.
Quote:

Philip Ray Workman sedang shift kerja di restoran Wendy saat polisi tiba. Dia mencoba pun mencoba melarikan diri, tapi seorang petugas polisi bernama Ronald Oliver berhasil menjatuhkannya. Namun Workman tetap melawan balik. Di tengah perkelahian itu, dia berhasil menembak Oliver tepat di dadanya, membunuh seorang petugas polisi.
Dengan membunuh seorang polisi, Workman memastikan tempat duduknya di kursi mati, dan tidak banyak kesempatan baginya untuk keluar. Satu-satunya yang bisa dilakukan Workman adalah meninggalkan sejumlah kecil barang di dunia sebelum dia meninggal.
Dia meminta para penjaga untuk memberikan makanan terakhirnya kepada para tunawisma.
Dia ingin pizza vegetarian, katanya, tapi dia tidak menginginkannya untuk dirinya sendiri. Dia ingin mereka memberikannya kepada seseorang yang benar-benar membutuhkkannya.
Namun Para penjaga menolak untuk mengabulkan kenginannya. Workman pada akhirnya tidak bisa menolong siapapun sebelum dirinya meninggal.
Ketika seorang wanita bernama Donna Spangler mendengar ceritanya, dia berkeras memastikan Workman mendapatkan penebusannya. Dia mengumpulkan dana dan menyumbangkan 150 pizza untuk misi penyelamatan atas nama Workman.
"Philip Workman mencoba melakukan perbuatan baik," Donna percaya, "namun tidak ada yang ingin membantunya.”
Dengan membunuh seorang polisi, Workman memastikan tempat duduknya di kursi mati, dan tidak banyak kesempatan baginya untuk keluar. Satu-satunya yang bisa dilakukan Workman adalah meninggalkan sejumlah kecil barang di dunia sebelum dia meninggal.
Dia meminta para penjaga untuk memberikan makanan terakhirnya kepada para tunawisma.
Dia ingin pizza vegetarian, katanya, tapi dia tidak menginginkannya untuk dirinya sendiri. Dia ingin mereka memberikannya kepada seseorang yang benar-benar membutuhkkannya.
Namun Para penjaga menolak untuk mengabulkan kenginannya. Workman pada akhirnya tidak bisa menolong siapapun sebelum dirinya meninggal.
Ketika seorang wanita bernama Donna Spangler mendengar ceritanya, dia berkeras memastikan Workman mendapatkan penebusannya. Dia mengumpulkan dana dan menyumbangkan 150 pizza untuk misi penyelamatan atas nama Workman.
"Philip Workman mencoba melakukan perbuatan baik," Donna percaya, "namun tidak ada yang ingin membantunya.”
You're my son
Quote:

Nama Ted Bundy identik dengan kejahatan. Dia telah membunuh puluhan wanita, namun semua aksi ini berkahir ketika ia berhasil membunuh seorang gadis kecil berusia 12 tahun.
Tidak ada orang di dunia ini yang merasa menyesal saat ia meninggal (Ted Bundy) - kecuali tentu saja, ibunya.
Ibu Bundy, Louise, adalah wanita gereja, dan seperti ibu lainnya, dia mencintai anaknya. Dia menolak untuk percaya bahwa dia telah melakukan apa yang semua orang katakan, bersikeras bahwa, "Ted Bundy tidak pernah pergi berkeliling hanya untuk membunuh wanita dan anak-anak kecil!"
Namun ketika Bundy mengakui perbuatannya kepada polisi dan bukti-bukti kejahatan yang sangat banyak, semakin sulit baginya untuk berpegang teguh pada keyakinan bahwa anak laki-lakinya itu tidak bersalah.
Tetap saja, dia berada disisi Ted Bundy sampai hari-hari terakhirnya, mengeluh bahwa orang-orang membuat dia tampak seperti monster yang sangat seram lebih daripada yang seharusnya dia terima.
Pada hari eksekusi, ibu Ted Bundy memanggilnya dua kali.
Dia pun mengatakan beberapa kata terakhirnya kepada anaknya tersebut, anak laki-laki kecil nya yang tumbuh menjadi pembunuh berantai paling terkenal di dunia.
Lalu dia memanggilnya lagi, bertekad untuk memberitahunya satu hal lagi.
“You’ll always be my precious son.”
Tidak ada orang di dunia ini yang merasa menyesal saat ia meninggal (Ted Bundy) - kecuali tentu saja, ibunya.
Ibu Bundy, Louise, adalah wanita gereja, dan seperti ibu lainnya, dia mencintai anaknya. Dia menolak untuk percaya bahwa dia telah melakukan apa yang semua orang katakan, bersikeras bahwa, "Ted Bundy tidak pernah pergi berkeliling hanya untuk membunuh wanita dan anak-anak kecil!"
Namun ketika Bundy mengakui perbuatannya kepada polisi dan bukti-bukti kejahatan yang sangat banyak, semakin sulit baginya untuk berpegang teguh pada keyakinan bahwa anak laki-lakinya itu tidak bersalah.
Tetap saja, dia berada disisi Ted Bundy sampai hari-hari terakhirnya, mengeluh bahwa orang-orang membuat dia tampak seperti monster yang sangat seram lebih daripada yang seharusnya dia terima.
Pada hari eksekusi, ibu Ted Bundy memanggilnya dua kali.
Dia pun mengatakan beberapa kata terakhirnya kepada anaknya tersebut, anak laki-laki kecil nya yang tumbuh menjadi pembunuh berantai paling terkenal di dunia.
Lalu dia memanggilnya lagi, bertekad untuk memberitahunya satu hal lagi.
“You’ll always be my precious son.”
Baiklah sekian dari ane, Terima kasih telah membaca trit sederhana ini. Semoga anda diberi kesabaran karena telah membaca trit ini, maaf kata kalau ane ada yang salah.
Mohon di koment, agar tercipta diskusi. dan Jangan lupa tambahan dari agan, ntar ane taruh di pageone.
Sumber dari LISTVERSE
Diubah oleh harfa7 01-08-2017 17:19
0
53.6K
Kutip
188
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan