- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Polisi Tangkap Lima Pengeroyok Bobotoh Ricko Andrean


TS
vackerzgodan
Polisi Tangkap Lima Pengeroyok Bobotoh Ricko Andrean
Quote:
Polisi Tangkap Lima Pengeroyok Bobotoh Ricko Andrean

Polisi menangkap lima orang remaja yang diduga mengeroyok pendukung Persib Bandung, Ricko Andrean. Mereka adalah Wugi Rojak (19), Aldi Hildan (17), Galih Raka (19), Egis Meigi (23), dan Salam (26).
"Pelaku bersama teman-temannya melakukan pemukulan terhadap korban (Ricko)," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Yusri Yunus, saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (1/8).
Yusri menjelaskan kelima pengeroyok yang berakibat tewasnya Ricko ditangkap pada Minggu (30/7). Namun, tidak dijelaskan lokasi penangkapan.

Dia menyebutkan selain diduga menganiaya Ricko hingga tewas, kelimanya juga dijerat dugaan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Ekonomi (UU ITE) karena menyebarkan kebencian di media sosial. Penangkapan mereka juga bermula dari pantauan di dunia maya.
Saat ini, seluruh pengeroyok berada di Polrestabes Bandung. Mereka masih akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut dalam kasus ini.
Pengeroyokan seorang pendukung Persib Bandung, Ricko Andrean, terjadi selepas pertandingan melawan Persija Jakarta di Stadion Bandung Lautan Api, Minggu (23/7). Pertandingan dengan hasil imbang 1-1 itu, berakhir dengan kericuhan para suporter.
https://kumparan.com/teuku-muhammad-...h-hingga-tewas
Quote:
Pengeroyokan Ricko Andrean, 3 Orang Masih Berusia Belasan Tahun
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Polrestabes Bandung berhasil menangkap lima orang pelaku pengeroyokan Ricko Andrean (22).
Pengeroyokan yang dilakukan oleh kelima orang ini di GBLA saat laga tanding Persib Bandung vs Persija Jakarta beberapa pekan lalu.
Identitas pelaku:
1. Wugi F. Rojak Bin Nuron (19), warga Ciparay, Kabupaten Bandung.
2. Aldi K. Hildan F (17), warga Purwasari Kabupaten Karawang.
3. Galih Raka F (19 ), warga Purwasari Kabupaten Karawang.
4. Egis Meigi (23), warga Sukabumi.
5. Salam (26), warga Lakbok Ciamis.
Kelima tersangka saat ini masih dalam proses penyidikan di Polrestabes Bandung.
Tersangka melanggar Pasal 170 KUHP/UU ITE.
Kelima tersangka secara bersama-sama melakukan pemukulan terhadap korban.
Korban akhirnya dirawat di RS Santo Yusuf Bandung selama lima hari dan akhirnya meninggal dunia.
Detik-detik Meninggalnya Ricko Andrean
Ricko Andrean Maulana (22) korban pengeroyokan salah sasaran oleh oknum supporter sepakbola menghembuskan nafas terakhirnya di RS Santo Yusuf, Kota Bandung, Kamis(27/7/2017) pukul 10.10 WIB.
Sejak pukul 05.00, kondisi almarhum sudah drop. Saat itu dokter pun menawarkan kepada pihak keluarga untuk memindahkan Ricko ke ruang ICU untuk dipasangi alat bantu pernapasan.
"Kata dokter sudah tidak ada oksigen ke otak. Dokter menawarkan mau pindah ke ICU tidak? Dipasang alat bantu," ujar Susilawati, kakak kedua almarhum Ricko kepada Tribun Jabar di rumah duka, Jalan Tamim Abdul Syukur, Jembar, Cicadas, Kota Bandung,Kamis (27/7/2017) petang.
Saat itu pihak keluarga memilih tidak memindahkan Ricko karena kalaupun dipasangi alat bantu pernapasan tidak sepenuhnya bakal memberi harapan hidup.
"Ya nanya sama dokter membantu enggak? Dokter jawab enggak bisa dipastikan karena pendarahan dalam otak dan sudah tidak ada oksigen.Ya sudah daripada kasihan juga, akhirnya kami tidak memindahkannya," kata ibu tiga orang anak ini.
Sejak itu denyut nadi almarhum mulai menurun, segala upaya dilakukan oleh perawat serta beberapa dokter ahli.
Keluarga pun sudah membantu berdoa membacakan surat Yasin selama dilakukan tindakan oleh ahli medis.
"Dicoba sama perawat, ada nadinya terus di doain Surat Yasin, hilang lagi dibantu lagi. Dari jam 9 pagi tindakan terus, sudah pendarahan," ujar Susilawati.
Dokter dan perawat sebelumnya telah menyampaikan kepada pihak keluarga bahwa Ricko mampu bertahan lima hari karena bantuan obat-obatan.
Selama satu jam dari pukul 09.00-10.00, segala macam telah dicoba.
Hingga akhirnya Ricko pun menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 10.10 WIB.
"Sepertinya sakaratul mautnya pagi, soalnya sempat ada respon bergerak tapi setelah itu enggak ada lagi," kata Susilawati.
Pukulan benda tumpul lah yang membuat Ricko mengalami gegar otak dan pendaharahan hingga batang otaknya cedera
"Kata dokter batang otaknya sudah cedera. Kalaupun selamat memorinya sudah pasti hilang karena otaknya sudah rusak. Pukulan benda tumpul membuat gegar otak parah" ujar Susilawati.
Pada pagi itu Susilawati hanya sendirian karena habis ganti shift dengan adiknya yang akan pergi kerja.
"Standby semua dokter ahli, kalau keluarga cuma saya saja," ujarnya.
Saat itu Susilawati melihat anggota kepolisian sudah datang ketika kondisi adiknya sedang kritis.
"Polisi sudah datang kayaknya mau nengok, pas datang lagi kritis," ujar Susilawati.
Beberapa saat setelah pengeroyokan di Stadion GBLA itu atau Sabtu (22/7/2017) malam, Ricko sempat dilarikan ke Rumah Sakit AMC Cileunyi, Bandung.
Khawatir kondisi Ricko yang tidak sadarkan diri, dokter menyarankan agar memeriksa kepalanya melalui CT Scan di rumah sakit lain.
Pihak keluarga lalu memutuskan memindahkan Ricko ke RS Santo Yusuf agar dekat dengan kediamannya.
Sejak masuk ruang perawatan Ricko mendapat tindakan pemeriksaan CT Scan.
"Dari hari Sabtu memang enggak sadar tapi angan dan kakinya masih bergerak. Kalau matanya tertutup dan enggak bisa bicara," kata Susilawati.
Ricko pun sempat demam tinggi, ini karena sudah terjadi pendarahan di otak.
Ricko dikebumikan di TPU Cikutra, Kota Bandung, Kamis(27/7/2017) sore. Makamnya bersebelahan dengan Ayahnya yang telah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa. (*)
http://jabar.tribunnews.com/2017/08/...n-tahun?page=4
hukum berat!


Diubah oleh vackerzgodan 01-08-2017 09:47
0
23.5K
Kutip
202
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan