Tetangga Novel Baswedan Heran Polisi Bisa Buat Sketsa
TS
nastaik2200kv
Tetangga Novel Baswedan Heran Polisi Bisa Buat Sketsa
Quote:
WARNING
ILC lagi bahas nopel,yuk kita pantengin
Ketua RT 3, RW 10, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Wisnu Broto, heran mengetahui polisi sudah membuat sketsa wajah terduga penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan . Padahal, kata dia, pada saat kejadian, tak ada seorangpun warga yang melihat pelaku karena mereka fokus kepada Novel yang mengerang kesakitan.
"Kalau warga melihat secara langsung itu belum ada, bahwa misalnya, oh iya orang ini, betul ini orangnya. Itu nggak mungkin deh. Soalnya pada waktu kejadian itu kan mereka bukan melihat ke orangnya, tapi terfokus kepada pak Novel yang begitu kesakitan, pada waktu itu teriak-teriak," kata Wisnu saat ditemui di rumahnya, Jalan Deposito, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (1/8/2017)
Kalaupun sketsa wajah tersebut didapat dari CCTV, Wisnu juga tidak yakin. Sebab, dari CCTV sendiri tidak terlihat jelas dan dalam keadaan gelap.
"Kan dari CCTV itu, kan cuma kelihatan motornya saja. Terus ada juga ibu-ibu dua orang. Pelaku pakai jaket, pakai helm lagi. Gimana melihatnya?," ujar Wisnu.
Meski ia tidak berani mengatakan ragu terhadap sketsa yang dirilis Polri, Wisnu masih heran darimana dasar pembuatan sketsa. Dia menduga polisi punya sumber informasi.
"Saya nggak bisa bilang meragukan. Tapi gimana? Lihat dari mana gitu loh sketsa itu diperoleh? Kalau secara visual orang melihat, itu nggak mungkin, karena dia ditutup helm sama jaket. Mungkin dari sumber lain, saya nggak tahu," kata Wisnu.
Novel disiram air keras pada tanggal 11 April 2017 selepas salat subuh di masjid Al Ihsan. Novel diserang oleh dua orang tidak dikenal.
Saat ini, Novel dirawat di rumah sakit Singapura. Mata kanannya mulai pulih, tetapi mata kirinya masih perlu perawatan serius.
Kasus sudah berjalan hingga tiga bulan lebih, namun hingga saat ini pelakunya belum juga ditangkap.
Sketsa wajah terduga pelaku dirilis langsung oleh Kapolri Tito Karnavian usai menghadap Presiden Joko Widodo.
Setelah itu, Tito mengatakan akan membentuk tim investigasi gabungan Polri dan KPK untuk mengungkap kasus Novel.
Singapura - Novel Baswedan mempertanyakan maksud polisi hendak menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku teror penyiraman air keras kepadanya. Menurutnya, hal itu percuma saja.
"Dan kemudian 2 bulan setengah setelah kejadian dibuat sketsa wajah dan disampaikan juga alasan bahwa itu akan ditunjukkan kepada saya, pertanyaannya adalah untuk apa?" tanya Novel saat blak-blakan bersama detikcom di Singapura, Minggu (30/7/2017).
Pertanyaan Novel itu bukan sekadar alasan untuk menghindar. Sebab, sejak awal teror terjadi, Novel telah menyampaikan tak melihat para pelaku sehingga percuma saja bila sketsa wajah itu ditunjukkan kepadanya.
"Sejak awal kejadian saya sudah menyampaikan saya tidak melihat langsung pelakunya.
Ketika ini mau ditunjukkan ke saya, padahal para penyidik dan para aparatur, maksudnya petugas-petugas di lapangan yang melakukan penanganan perkara ini, mereka sudah saya beri tahu beberapa kali, bahwa saya tidak melihat pelakunya. Sketsa wajah mau ditunjukkan pada saya, untuk apa?" kata Novel.
Cara penyelidikan yang menurut Novel keliru itulah yang membuatnya semakin tidak yakin akan penuntasan kasusnya. Novel pun mendorong dibentuknya tim gabungan independen pencari fakta untuk mengusut kasusnya itu.
"Apakah untuk menjawab, untuk mendapatkan jawaban dari saya bahwa saya tidak mengenali, dan kemudian dipublikasi ternyata Novel tidak mengenali, apakah itu yang ingin dibuat, saya kira ini menunjukkan bahwa proses itu tidak serius," ujar Novel.
Kepolisian telah membikin tiga sketsa wajah berdasarkan keterangan saksi yang didapatkan dari lokasi kejadian. Polisi juga terus bergerak mencari sosok yang serupa dengan sketsa wajah tersebut. (tor/tor)
Singapura - Penyidik senior KPK Novel Baswedan khawatir Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendapat masukan palsu dari anak buahnya terkait teror Novel. Siapa gerangan 'pembisik' palsu itu?
Hingga hampir 4 bulan setelah disiram air keras, Novel belum mendapat kejelasan soal pelaku teror. Jangankan dalang di baliknya, eksekutornya saja belum terungkap.
Baca juga: Novel: Saya Khawatir Kapolri Dapat Masukan Palsu dari Anak Buah
Banyak saksi sudah diperiksa, ada juga terduga pelaku yang kemudian dilepaskan kembali karena memiliki alibi. Menurut Novel, ada pengelabuan fakta-fakta dalam pengusutan kasusnya.
"Kalau ada fakta yang dikelabui, apakah Anda masih bisa percaya dengan alibi-alibi yang dibuat? Karena alibi-alibi yang dibuat untuk menutupi fakta, ya sangat mudah, tidak sulit. Ini yang saya melihat," kata Novel saat Blak-blakan bersama detikcom di Singapura, Minggu (30/7/2017).
"Jangan sampai kemudian Pak Kapolri diberi masukan yang palsu atau tidak benar oleh bawahannya," sambungnya.
Siapa anak buah pemberi masukan palsu yang dimaksud Novel? Sebelumnya, Novel pernah bicara tentang sosok jenderal di Mabes Polri yang diduga terkait dengan kasusnya.
Apakah sosok jenderal itu yang memberi masukan palsu ke Kapolri?
"Saya tidak tahu mekanisme pelaporannya seperti apa, yang jelas saya melihat perkembangan sampai sekian lama, saya pesimis ini akan diungkap dengan serius, jangankan sampai ke aktor intelektual, sampai pelaku lapangannya saja saya tidak yakin," jawab Novel.
Baca juga: Novel Baswedan: Saya Tak Tahu Apakah Besok Masih Hidup
Presiden Joko Widodo rencananya memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk meminta laporan perkembangan kasus Novel. Meski demikian, Novel masih ragu kasus ini akan terusut tuntas.
"Saya melihat pemanggilan itu sebagai hal yang positif. Tapi saya menduga apabila dibicarakan yang formal-formal saja, kejadiannya akan seperti itu," ucapnya. (imk/tor)