"Banda: The Dark Forgotten Trail" - Nobar 30 Juli 2017 - Rilis 3 Agustus 2017
TS
vi_wi
"Banda: The Dark Forgotten Trail" - Nobar 30 Juli 2017 - Rilis 3 Agustus 2017
Produser : Sheila Timothy, Abduh Aziz
Sutradara : Jay Subyakto
Penulis : Irfan Ramli
Penata musik Indra Perkasa Lie,
Kamera Oscar Motuloh, Davy Linggar
Penata kamera Ipung Rachmat Syaiful,
Produksi : Lifelike Pictures
Sinopsis
Di abad pertengahan, segenggam pala di Pasar Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas. Monopoli bangsa arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah. Perseteruan bangsa-bangsa terjadi akibat rempah-rempah. Kepulauan Banda yang saat itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan. Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut. Pembantain massal dan perbudakan pertama di Nusantara terjadi di Kepulauan Banda. Di sana pula, sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia.
Singkatnya film ini adalah film dokumenter tentang bagaimana rempah-rempah telah menggubah Indonesia dan khususnya daerah Banda
Narator:Ario Bayu dan Reza Rahadian
Sinopsis Panjang
Spoiler for Sinopsis Panjang:
Kepulauan Banda yang kini terlupakan, pada masa lalu menjadi satu dari beberapa kawasan paling diburu karena menghasilkan pala. Sejak diperkenalkan oleh para Pedagang Cina, Pala menjadi salah satu komoditi rempah yang ditaksir dengan harga yang sangat tinggi. Segenggam pala pernah dianggap lebih bernilai dari segenggam emas. Karena pala-lah ekspedisi-ekspedisi besar dari Eropa diluncurkan, saling berlomba untuk mencapai pulau kecil di Timur ini.
Sejarah Banda penuh dengan darah dan kesedihan. Masa depan Banda dan Pala berubah saat Jan Pieterszoon Coen yang saat itu sudah berbendera VOC tiba di Banda dan melakukan aksi paling brutal sepanjang sejarah. Eksodus besar-besaran dari Banda pun terjadi, menjadikan Banda sebuah kawasan yang unik karena dihuni berbagai suku bangsa di Nusantara, Arab, Tionghoa dan Eropa. Masyarakat inilah yang membentuk masyarakat Banda hari ini.
Perseteruan Belanda dan Inggris selama bertahun-tahun di Banda, berakhir dengan ditanda tanganinya Perjanjian Breda pada tahun 1667 yang berisi penyerahan Pulau Run dari Inggris ke Belanda dan sebagai gantinya Inggris mendapatkan hak atas Nieuw Amsetrdam (Mannhatan, New York) yang waktu itu dinilai sebagai ganti rugi yang cukup atas Pulau Run.
Banda turut pula berperan penting dalam lahirnya Indonesia. Di Banda kolonialisme dimulai namun di Banda pula ide-ide kebangsaan lahir. Pada saat hampir bersamaan 4 orang founding fathers Indonesia, Moh Hatta, Sutan Sjahrir, Dr Tjipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri dibuang ke Banda Neira. Kisah terusirnya pribumi dan kedatangan bangsa-bangsa yang kemudian menjadi Orang Banda dalam ragam interaksi sosial budaya membuat Sutan Sjahrir menjadikannya sebagai salah satu gagasan dalam perumusan Undang-undang dasar.
Mengisahkan kehidupan di Kepulauan Banda dan Pala saat ini adalah mengisahkan kisah-kisah tersembunyi yang membentuk kehidupan manusia hari ini. Kepulauan Banda dengan Pala pada satu masa telah menjadi penyebab migrasi manusia dalam jumlah besar dari satu kawasan ke kawasan lain dan mencipakan ruang akulturasi bangsa bangsa dari seluruh penjuru dunia.
Saat ini Banda tetap bertahan dengan industri perikanan dan pariwisata bawah lautnya. Pala banda yang pernah menjadi koordinat penting dalam sejarah penjelajahan dan penaklukkan manusia, hari ini dihadapkan dengan kenyataan bahwa saat ini tidak lagi lebih dari komoditas sampingan karena tidak adanya inovasi dan kebaruan. Banda tetap bertahan walaupun dengan denyut nadi yang lemah.
Jalur Rempah, Banda The Forgotten Trail, menuturkan ulang kisah sejarah Kepulauan Banda dan Pala, sebuah cerita yang hampir terlupakan yang sebetulnya mampu membangkitkan kembali suatu semangat kebangsaan dan persatuan bangsa Indonesia saat ini.
Trailer
Nonton Bareng:
30 Juli 2017, jam 11 wib, Epicentrum XXI
HTM Rp 50.000, dana yang masuk setelah dikurangi biaya akan dijadikan dana Beasiswa untuk Mahasiswa UGM