
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut transportasi online tak bisa dihindari. Dia bahkan mengatakan layanan transportasi online lebih ‘syariah’ daripada layanan taksi biasa.
“Transportasi online menurut saya, mohon maaf, ini lebih syariah dari taksi yang kita setop di jalan,” ucap Rudiantara di Jakarta, beberapa hari lalu.
Menteri yang akrab disapa Chief RA itu berpendapat dalam layanan transportasi online bersifat lebih transparan kepada pelanggannya. Pelanggan bisa tahu komponen tarif secara terbuka di setiap perjalanan dengan transportasi online.
Alasan itu menurut Rudiantara membedakan layanan transportasi online sehingga dalam waktu cepat bisa merebut hati masyarakat.
Kendati begitu, ia tak menampik ada dampak negatif yang ditimbulkan, terutama terhadap pengemudi taksi konvensional. Dalam hal itu, Rudiantara memastikan pemerintah akan melakukan sosialisasi yang lebih baik.
Baca:
Jokowi Sebut Transportasi Online sebagai Industri Kreatif, Regulasi Jangan Buat Tarif Jadi Mahal
Jokowi Sebut Tarif Murah Transportasi Online Mudahkan Masyarakat
Penerimaan pemerintah terhadap kehadiran layanan transportasi online sudah tercermin dari sikap Istana. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk memastikan pengawasan dan pengaturan transportasi online.
Hal itu dilakukan guna memastikan layanan transportasi online menjaga standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna.
“Pemerintah harus merespon dinamika perubahan sangat cepat ini sehingga semuanya bisa menerima,” ucap Jokowi.
Dalam rapat kabinet kemarin, Rudiantara menuturkan bahwa pemerintah memastikan menyambut kehadiran layanan transportasi online.
Pertimbangannya adalah transportasi online membawa berbagai manfaat di antaranya adalah penghematan bahan bakar dan emisi karbon berkurang.