- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rivalitas itu semu, Kebencian yang abadi


TS
ayatollah
Rivalitas itu semu, Kebencian yang abadi

Quote:
Kebencian demi kebencian mengalir dari setiap individu manusia, itupun berlaku di dunia sepakbola, sebagaimana rivalitas bisa menghasilkan kebencian yang sebegitu bencinya antara satu pendukung klub dengan pendukung klub lainnya.
Dari contoh yang paling mudah diingat adalah kebencian di derby "El Clasico" Real Madrid dan Barcelona, rasanya tidak akan mungkin seorang fans Barcelona menginginkan Real Madrid menjadi Juara Liga Champions 2017, maka sesuai dengan meme-meme yang bertebaran di media sosial, ada fans Barcelona di belakang fans Juventus yang secara diam-diam menyemangati fans Juventus meskipun pada akhirnya kedua fans sama-sama merasakan kesedihan
Di Inggris juga ada kebencian yang abadi, di antara Arsenal dan Tottenham Hotspurs yang begitu abadi dan bahkan sengaja dibuat perayaan St Totteringham Day yaitu hari dimana Arsenal berhasil memastikan diri menyelesaikan musim di atas Tottenham Hotspurs meskipun di musim itu Arsenal tidak menjuarai liga, terdengar aneh ya ? Fans Arsenal bisa sebegitu senangnya hingga merayakan St TotteringhamDay (namun sayangnya musim 2016/2017 hal tersebut tidak terlaksana karena Spurs berada di atas Arsenal) yang dikhususkan hanya untuk satu klub, Tottenham Hotspurs, sebegitu spesialkah Spurs ? atau semua hanya bermuara pada satu kata, yaitu kebencian (?)

padahal mereka berdua akur-akur aja gak ada ribut, tapi kenapa fansnya pada ribut ?
Begitu banyak rivalitas-rivalitas yang terjadi di dunia sepakbola, dari mulai duo Milano (AC Milan & Internazionale) duo Ibukota Italia (AS Roma & Lazio), Fenerbahce dan Galatasaray, Schalke dan Dortmund, Boca Juniors dan River Plate, Glasgow Celtic dengan Glasgow Rangers hingga ke India sana, Derby 'berdarah' Kolkata (East Bengal & Mohun East Bagan) yang terjadi pada tahun 2012 lalu dan berpuluh-puluh bakan beratus-ratus rivalitas yang terjadi di dunia sepakbola yang kesemuanya berpotensi meledak.
Derby 'berdarah' Kolkata 2012
Dari contoh yang paling mudah diingat adalah kebencian di derby "El Clasico" Real Madrid dan Barcelona, rasanya tidak akan mungkin seorang fans Barcelona menginginkan Real Madrid menjadi Juara Liga Champions 2017, maka sesuai dengan meme-meme yang bertebaran di media sosial, ada fans Barcelona di belakang fans Juventus yang secara diam-diam menyemangati fans Juventus meskipun pada akhirnya kedua fans sama-sama merasakan kesedihan

Di Inggris juga ada kebencian yang abadi, di antara Arsenal dan Tottenham Hotspurs yang begitu abadi dan bahkan sengaja dibuat perayaan St Totteringham Day yaitu hari dimana Arsenal berhasil memastikan diri menyelesaikan musim di atas Tottenham Hotspurs meskipun di musim itu Arsenal tidak menjuarai liga, terdengar aneh ya ? Fans Arsenal bisa sebegitu senangnya hingga merayakan St TotteringhamDay (namun sayangnya musim 2016/2017 hal tersebut tidak terlaksana karena Spurs berada di atas Arsenal) yang dikhususkan hanya untuk satu klub, Tottenham Hotspurs, sebegitu spesialkah Spurs ? atau semua hanya bermuara pada satu kata, yaitu kebencian (?)

Spoiler for derby:
Spoiler for buka:

padahal mereka berdua akur-akur aja gak ada ribut, tapi kenapa fansnya pada ribut ?
Begitu banyak rivalitas-rivalitas yang terjadi di dunia sepakbola, dari mulai duo Milano (AC Milan & Internazionale) duo Ibukota Italia (AS Roma & Lazio), Fenerbahce dan Galatasaray, Schalke dan Dortmund, Boca Juniors dan River Plate, Glasgow Celtic dengan Glasgow Rangers hingga ke India sana, Derby 'berdarah' Kolkata (East Bengal & Mohun East Bagan) yang terjadi pada tahun 2012 lalu dan berpuluh-puluh bakan beratus-ratus rivalitas yang terjadi di dunia sepakbola yang kesemuanya berpotensi meledak.
Spoiler for East Bengal vs Mohun Bagan:

Derby 'berdarah' Kolkata 2012
Spoiler for buka:
Membahas dan bahkan menyinggung sedikit saja apa yang terjadi pada tetangga atau rivalnya adalah sesuatu yang dianggap melecehkan, komentar-komentar pedas para warganet di akun-akun bola tentu merasakan perselisihan-perselisihan yang kerap terjadi di dunia ke-suporrter-an.
Militansi yang membabi buta, bahkan kerap tidak terima apabila klubnya dianggap sedang berada periode buruk, dan dengan semangat "next year will be ours year" adalah pengalihan isu semata-mata untuk mengatakan memang tim yang ia dukung belum saatnya untuk bertarung dengan kekuatan-kekuatan baru sepakbola.
Dunia selalu dan pasti akan selalu berubah, tapi rasanya dunia berhenti dan tidak berputar menurut beberapa fans klub sepakbola yang selalu mengagungkan-agungkan kejayaan klubnya dahulu, ketika diberi saran dan diberitahu bahwa kini telah lahir kekuatan-kekuatan baru di Sepakbola, fans-fans klub tersebut malah mengadahkan kepala ke atas dan kembali teriang-teriang di kepalanya akan trofi Liga bahkan Liga Champions yang sudah telah lama hilang bahkan mungkin saja sudah berganti bentuk.
Keras kepala adalah tipikal fans militan suatu klub, persis seperti apa yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini, atau mungkin keras kepala ini merupakan sifat asli bangsa Indonesia ? mungkin saja, karena apa yang ia percayai selama ini, pendapatnya adalah yang paling benar, apa yang ia dukung adalah yang terbaik.
Sedikit menyinggung politik, proses Pemilihan Calon Kepala Daerah yang dimana penggemar-penggemar dari calon, a,b,c akan saling beradu argumen, membahas kebenaran-kebenaran yang selalu mutlak calon dukungannya punya hingga lupa bahwa semua manusia itu punya salah dan khilaf, maka untuk menunjukkan kecintaan-kecintaannya para penggemar-penggemar rahasia ini melafalkan kata-kata kebencian, agar orang-orang lain tau bahwa apa yang ia katakan itu benar hanya untuk menunjukkan ke-aku-annya.
Dalam Ilmu Psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiannya.
Jadi Jelaslah apa yang dikatakan oleh Freud bahwa apa yang dilakukan oleh militan-militan sepakbola ini hanya untuk menunjukkan egonya yang tinggi inilah aku dengan pengetahuan sepakbolaku bukan untuk menegaskan kecintaannya kepada klub yang ia dukung selama ini, ingat seperti kata-kata di atas bahwa kita ini semua adalah penggemar-penggemar rahasia dari sepakbola, dimana klub yang didukungnya bahkan tidak tahu ia mempunyai penggemar-penggemar yang keras kepala tersebut yang merasa ia paling benar, yang bahkan rela bertarung kata bahkan hingga nyawa (ini pernah kejadian), tidak mau kan hubungan pertemanan, persahabatan yang tampaknya baik-baik saja dari luar, hanya karena berbeda pandangan tentang klub sepakbola yang didukung ternyata menyimpan bara dalam sekam.
Militansi yang membabi buta, bahkan kerap tidak terima apabila klubnya dianggap sedang berada periode buruk, dan dengan semangat "next year will be ours year" adalah pengalihan isu semata-mata untuk mengatakan memang tim yang ia dukung belum saatnya untuk bertarung dengan kekuatan-kekuatan baru sepakbola.
Dunia selalu dan pasti akan selalu berubah, tapi rasanya dunia berhenti dan tidak berputar menurut beberapa fans klub sepakbola yang selalu mengagungkan-agungkan kejayaan klubnya dahulu, ketika diberi saran dan diberitahu bahwa kini telah lahir kekuatan-kekuatan baru di Sepakbola, fans-fans klub tersebut malah mengadahkan kepala ke atas dan kembali teriang-teriang di kepalanya akan trofi Liga bahkan Liga Champions yang sudah telah lama hilang bahkan mungkin saja sudah berganti bentuk.
Keras kepala adalah tipikal fans militan suatu klub, persis seperti apa yang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini, atau mungkin keras kepala ini merupakan sifat asli bangsa Indonesia ? mungkin saja, karena apa yang ia percayai selama ini, pendapatnya adalah yang paling benar, apa yang ia dukung adalah yang terbaik.
Sedikit menyinggung politik, proses Pemilihan Calon Kepala Daerah yang dimana penggemar-penggemar dari calon, a,b,c akan saling beradu argumen, membahas kebenaran-kebenaran yang selalu mutlak calon dukungannya punya hingga lupa bahwa semua manusia itu punya salah dan khilaf, maka untuk menunjukkan kecintaan-kecintaannya para penggemar-penggemar rahasia ini melafalkan kata-kata kebencian, agar orang-orang lain tau bahwa apa yang ia katakan itu benar hanya untuk menunjukkan ke-aku-annya.
Dalam Ilmu Psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiannya.
Jadi Jelaslah apa yang dikatakan oleh Freud bahwa apa yang dilakukan oleh militan-militan sepakbola ini hanya untuk menunjukkan egonya yang tinggi inilah aku dengan pengetahuan sepakbolaku bukan untuk menegaskan kecintaannya kepada klub yang ia dukung selama ini, ingat seperti kata-kata di atas bahwa kita ini semua adalah penggemar-penggemar rahasia dari sepakbola, dimana klub yang didukungnya bahkan tidak tahu ia mempunyai penggemar-penggemar yang keras kepala tersebut yang merasa ia paling benar, yang bahkan rela bertarung kata bahkan hingga nyawa (ini pernah kejadian), tidak mau kan hubungan pertemanan, persahabatan yang tampaknya baik-baik saja dari luar, hanya karena berbeda pandangan tentang klub sepakbola yang didukung ternyata menyimpan bara dalam sekam.
Spoiler for akhir kata:
Kita ini hanyalah penonton layar kaca, dan anehnya lagi kita ini masih satu bangsa, satu bahasa, Indonesia
Lantas kenapa masih saja berselisih dan bahkan berkelahi hanya karena berbeda pandangan tentang klub yang didukung ? bukan membahas perbedaan tapi carilah kesamaan-kesamaan yaitu bagaimana kita sama-sama menikmati sepakbola, layaknya kita menikmati hidup yang kesemuanya berdasarkan persamaan-persamaan bukan perbedaan.
Salam indahnya persamaan

Lantas kenapa masih saja berselisih dan bahkan berkelahi hanya karena berbeda pandangan tentang klub yang didukung ? bukan membahas perbedaan tapi carilah kesamaan-kesamaan yaitu bagaimana kita sama-sama menikmati sepakbola, layaknya kita menikmati hidup yang kesemuanya berdasarkan persamaan-persamaan bukan perbedaan.

Salam indahnya persamaan

0
3.6K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan