KRIMINALITAS.COM, Jakarta – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, menyayangkan peristiwa perisakan yang dilakukan sejumlah pelajar di kawasan pusat perbelanjaan Thamrin City. Meski begitu, dia meminta kasus itu diselesaikan dengan metode pembinaan dan tidak menempuh jalur pidana.

“Orangtua pelaku dan korban seharusnya dipanggil. Sesuai Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) itu dikembalikan ke orangtuanya masing-masing dan dilakukan pembinaan,” kata Jasra saat dihubungi Kriminalitas.com, Jakarta, Selasa (18/7/17).

Jasra melanjutkan, menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang SPPA secara garis besar menitikberatkan penyelesaian perkara melalui mekanisme keadilan restoratif dan diversi.

Keadilan restoratif ialah penyelesaian perkara melalui pelibatan pihak-pihak yang bertikai dengan tujuan untuk mencari solusi dan rekonsiliasi.

Sementara diversi ialah pengalihan perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.

“Jadi menurut saya (penyelesaian) perkaranya dengan cara berdamai dan pembinaan sesuai UU SPPA. Pendidikan itu kan mengajarkan kebaikan. Jadi jangan justru dikeluarkan dan dicabut Kartu Jakarta Pintar (KJP)-nya karena itu menghilangkan hak anak,” pungkas Jasra.

Seperti diketahui, media sosial kembali digegerkan dengan munculnya video perisakan yang dilakukan bocah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Video yang diunggah akun Instagram @lambe_turah itu memperlihatkan aksi dua bocah SMP yang menganiaya dengan cara menjambak dan memukul seorang siswa lainnya.

Diketahui pelajar dalam video tersebut merupakan siswi SMP 273 Jakarta. Kejadian dalam video itu sendiri terjadi pada hari Jumat (14/7/17) pekan lalu di Thamrin City.