- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pernah dukung Ahok , Elektabilitas PSI mandek di 0,001%


TS
tindja.tjahaja
Pernah dukung Ahok , Elektabilitas PSI mandek di 0,001%

Kemunculan figur muda di partai politik dinilai tak menjamin akan mendongkrak elektabilitas partai. Tingkat pengenalan figur muda ini dianggap masih terlalu rendah dan masih kalah dibanding dengan figur-figur senior.
Seperti diketahui, kali ini beberapa figur muda bermunculan di kancah perpolitikan. Salah satunya Tsamara Amany dari partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berani twitwar dengan wakil ketua DPR Fahri Hamzah soal hak angket KPK hingga Joice Triatman dari NasDem.
"Apakah pengaruh tokoh-tokoh muda akan mempengaruhi elektabilitas partai, itu menurut saya pilihan orang kepada partai itu sekarang ini masih dipengaruhi oleh secara umum dipengaruhi oleh figur, salah satunya untuk beberapa, figur ketua umum. Dan efek pilkada DKI juga menjadi determinan elektabilitas PSI yang hanya 0,001% menurut survei Indobarometer " ujar peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, saat berbincang, Kamis (13/7/2017).
Arya menerangkan faktor mesin partai yang solid masih menjadi salah satu yang dominan dalam mempengaruhi suara partai. Pembentukan citra positif dari partai pun menjadi hal yang penting dalam perebutan suara di pemilu.
"Yang pengaruh mesin partai, soliditas mesin partai di tingkat partai, caleg partai, dan juga sektor faktor citra positif," terang Arya.
Meski begitu, kehadiran generasi muda di kancah politik ini setidaknya bisa dimaknai sebagai sirkulasi baru di tingkat elite parpol. Saat ini parpol mulai memberikan perhatian kepada segmen pemilih muda karena suaranya yang dinilai cukup potensial.
"Kemunculan beberapa generasi muda atau pada umumnya generasi milenial mulai terjadi sirkulasi baru di tingkat elite partai, sirukulasi itu misalnya itu mulai menunjukkan mulai peduli segmen pemilih muda karena segmen pemilih muda itu cukup potensial," tuturnya.
Selain itu, perkembangan era digital yang begitu cepat menuntut parpol memberikan ruang kepada kaum muda. Hal itu disebabkan generasi muda lah yang mudah beradaptasi dengan dunia digital saat ini.
"Eranya era digital, penetrasi internet cukup kuat dan masif begitu juga penetrasi sosial media, ketika dunia digital ini cukup besar, maka kelompok yang beradaptasi di dunia digital tentu anak muda, anak muda kelompok yang mudah cepat beradaptasi dengan politik yang semakin digital," terang Arya.
Arya juga menyatakan kehadiran figur muda ini menandakan parpol membutuhkan penyegaran. Gagasan dan inovasi baru sangat diharapkan oleh partai dalam menghadapi perkembangan politik modern.
"Partai butuh orang-orang baru yang segar, yang fresh, yang baru, yang hadir dengan gagasan baru, inovasi baru," tuturnya.
Hasil survei Indo Barometer memerlihatkan, Kepresidenan RI merupakan lembaga yang mempunyai tingkat kepercayaan tertinggi.
Sebanyak 90,4 persen dari total 1.200 responden menyatakan hal tersebut, berdasar hasil wawancara yang dilakukan pada 4-14 Maret lalu.
Di urutan berikutnya lembaga TNI (83,2 persen), kemudian Komisi Pemberantasan Korupsi (83 persen), organisasi keagamaan (66,6 persen), koperasi (61,7 persen), kehakiman (61,7 persen), PNS (61,2 persen), kejaksaan (57,1 persen), pengadilan (56,3 persen), media massa (54,9 persen).
“Lainnya berada di bawah 50 persen, namun tergolong cukup dipercaya. Di antaranya LSM (47,2 persen) dan perusahaan swasta (42,8 persen)," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat merilis hasil survei di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/3).
Sementara terkait lembaga lain, Qodari mengatakan sebagian besar publik tidak percaya terhadap DPR, Polri, partai politik.
Kemudian juga terhadap media sosial seperti facebook, twitter dan instagram.
Dalam survei kali ini, Indo Barometer juga melakukan simulasi, untuk melihat kedekatan publik dengan partai politik.
Untuk melihat dukungan responden terhadap parpol yang ada, kami mencoba menyusun simulasi 15 nama parpol,” ucap Qodari.
Hasilnya, PDIP tetap berada di urutan teratas (20,8 persen). Kemudian Golkar (15,3 persen), Gerindra (11,3 persen), Demokrat (7,3 persen), PPP (6,7 persen), PAN (5,2 persen), PKS (5,1 persen), NasDem (4,5 persen), PKB (4,3 persen) dan Hanura (1,3 persen).
Parpol lain kata Qodari di bawah 1 persen. Masing-masing PKPI (0,9 persen), Perindo (0,8 persen), PBB (0,7 persen), dan PSI, serta Partai Idaman (0,001 persen).
Menurut Qodari, umumnya responden memilih parpol tertentu karena suka degan figur yang ada di parpol tersebut (15,5 persen).
Kemudian karena dinilai dekat dengan rakyat (12,7 persen), partai rakyat kecil (10,8 persen), memerjuangkan hak rakyat (8,1 persen), tegas (7,7 persen) dan sejumlah alasan lainnya.
Survei dilakukan dengan margin of error lebih kurang 3 persen.
Melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara multistage random. (gir/jpnn)
https://m.detik.com/news/berita/d-3559833/ada-figur-muda-seperti-tsamara-cs-tak-jamin-dongkrak-suara-partai
http://m.jpnn.com/news/survei-indo-barometer-lima-parpol-di-bawah-1-persen?page=2
Napi mako brimob menyebar sial ke semua orang.
Emangnya bikin partai murah ?
Hahaha....
0
4.8K
70


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan