skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Unik, Meski Sudah Modern, Beberapa Daerah Ini Masih Berdagang Dengan Sistem Barter


Selamat malam agan-aganwati semua. Semoga selalu sehat ya? Ketemu lagi di thread ane. Semoga ga bosan emoticon-Big Grin
Anyway, sebelumnya ane minta maaf jika thread ini berantakan. Soalnya bikinnya pake hengpong. Jadi, ini thread perdana ane yang pake fasilitas hengpong. Sedangkan thread lainnya, juga samaemoticon-Frown

Okay, tanpa basa-basi lagi, ane mau berbagi tentang sistem perekonomian jaman baheula. Sistem ini disebut barter.

Apakah definisi barter?
Barter merupakan salah satu bentuk awal perdagangan. Sistem ini memfasilitasi pertukaran barang dan jasa saat manusia belum menemukan uang.

Sejarah barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun 6000 SM. Diyakini bahwa sistem barter diperkenalkan oleh suku-suku Mesopotamia.

Sistem ini kemudian diadopsi oleh orang Fenisia yang menukarkan barang-barang mereka kepada orang-orang di kota-kota lain yang terletak di seberang lautan.

Berbagai barang pernah digunakan sebagai standar barter semisal tengkorak manusia. Item lain yang populer digunakan untuk pertukaran adalah garam.

Dahulu, garam dianggap sebagai barang berharga. Bahkan gaji tentara Romawi dibayar dalam garam.

Kelemahan utama dari barter adalah tidak adanya kriteria standar untuk menentukan nilai barang dan jasa yang rawan mengakibatkan perselisihan serta bentrokan.

Namun, setidaknya sistem ini menunjukkan interaksi sosial antara penjual dan pembeli yang terpola dengan baik. Tidak ada kecurangan seperti dikuranginya timbangan pada barang yang diperdagangkan.
Pernah mengalami keadaan dimana ukuran timbangan dari barang yang agan beli tidak sesuai? Modusnya banyak. Keselnya minta ampun. Beli salak sekilo, eh ditimbang dirumah ga sampai segitu. Ada baiknya kalau belanja bawa timbangan sendiri kali yach emoticon-Big Grin

Sistem barter juga mewarnai sejarah tahun-tahun awal Universitas Oxford dan Universitas Harvard. Pada masa itu, siswa membayar uang kuliah dengan bahan makanan, kayu bakar, atau ternak.

Barter kembali populer selama Depresi Besar pada tahun 1930-an akibat terjadi kelangkaan uang.

Perlu dicatat pula bahwa Adolf Hitler menggunakan sistem barter untuk mengumpulkan uang sebagai dana perang. Hitler terlibat dalam perdagangan barter dengan Yunani, Swedia, dan Rusia.

Pasca Perang Dunia II, rakyat Jerman juga terpaksa melakukan barter akibat mata uang Jerman yang kehilangan nilai.

Ok, itu cerita sekilas tentang perdagangan ala barter. Lalu, masih ada kah negara di dunia yang menggunakan sistem tersebut? Yuk, ga usah jauh-jauh ke luar negeri. Mari kita intip beberapa saudara kita yang masih tetap setia dengan perdagangan ini.

1. PASAR FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR

Di Indonesia, praktik jual beli dengan cara barter atau bertukar barang bisa kita temukan ketika berwisata ke Pulau Komodo. Cobalah sempatkan mampir ke Pasar Warloka, di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di pasar ini, kita jangan berharap bisa menemukan uang. Jadi jika ingin beli sesuatu, maka siapkan barang tebusannya dengan nilai yang sepadan. 
Lantas, bagaimana jika tidak menemukan barang yang senilai dengan yang kita inginkan? Nah, disinilah menurut info penduduk setempat , agan-agan semua dituntut pintar melakukan proses negosiasi. Istilah kerennya bargaining.

Spoiler for "Suasasan di pasar Flores":



2. KABUPATEN ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR DAN DILI

Salah seorang warga Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Thomas mengaku, masih ada tradisi sistem barter dalam aktivitas perdagangan antara warga perbatasan di ujung Timur Indonesia. Dengan sistem ini, warga dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus menggunakan pecahan uang seperti lazimnya.

"Sistem barter masih ada terutama di daerah perbatasan Alor dan Dili. Mereka biasanya naik perahu-perahu motor," ungkap dia kepada Liputan6.com, Kupang, NTT.

Meski melintasi wilayah berbeda, sambung Thomas, warga tak perlu menyertakan paspor sebagai identitas masuk ke negara lain. "Nggak perlu pakai paspor, dan mereka bisa saling tukar barang. Misalnya mie instan dengan sembako lain," ucap dia kepada awak berita .

Spoiler for "Asyiknya berbelanja di pasar Alor:



3. PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN, KALIMANTAN SELATAN

Di tengah semakin modernnya cara bertransaksi dalam perdagangan dan investasi, sistem barter barang masih berlaku dan dipertahankan para pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan.

Beberapa pedagang Pasar Terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa subuh mengaku masih ada jual beli antar barang.

Sistem barter terjadi saat seorang pedagang butuh suatu barang dan pedagang lain membutuhkan barang tertentu. Nilai barang yang dibarter antarpedagang sama atau dianggap sama.

Fajli merupakan pedagang secara turun-menurun yang berdagang di pasar ini. Dia sendiri sudah 15 tahun berjualan buah-buahan. Orang tua dan kakeknya dulu juga berjualan di pasar tersebut.

Pedagang lainnya bernama Bu Lia mengatakan, bisa saja nilai barang yang dibarter tidak sama. Transaksi yang kurang seimbang itu terjadi kalau salah satu pihak sangat membutuhkan suatu barang dan harus mendapatkannya karena ada pembeli atau ada kebutuhan keluarga atau kerabatnya.

Lia juga sudah 15 tahun berdagang di Pasar Terapung. "Suami saya petani, dua anak saya sekolah, satu di Madrasah Tsanawiyah dan satu masih SD," katanya. "Setelah subuh sekitar jam 5 saya berangkat ke pasar ini. Tiap hari," katanya pula kepada media ini .

Pasar Terapung adalah sebuah pasar tradisional yang seluruh aktivitasnya dilakukan di atas air Sungai Martapura dengan menggunakan perahu atau sampan. Lokasi ini dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Banjarmasin, Kalimatan Selatan.

Transaksi di pasar ini dimulai sekitar pukul 04 hingga sekitar pukul 09.00 Wita. Ratusan pedagang, umumnya perempuan, menjajakan dagangan berupa kebutuhan sehari-hari dari atas perahu atau sampan.

Pasar terapung ini khas dan unik karena perahu atau sampan berdesak-desakan. Pedagang saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian-kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai.

Spoiler for "Kondisi sampan yang berdesak-desakan:



4. DESA CIKANYERE, KECAMATAN SUKARESMI, CIANJUR, JAWA BARAT

Lokasi Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, tergolong jauh dari perkotaan. Makanya sejumlah kebiasaan yang bersifat tradisional masih bisa ditemui di desa ini, seperti kebiasaan sistem transaksi dengan cara barter.

Di desa ini, sejumlah warga masih menerapkan sistem barter dalam melangsungkan perekonomiannya, tidak sedikit diantara warga saling bertukar hasil bumi seperti pertanian hingga aneka jenis sembako.

“Prinsip barter di Desa Cikanyere masih berlaku dan termasuk unik. Pasalnya sebagian masyarakat sudah meninggalkan kebiasaan barter,” ujar Pemerharti Sosial Saeful Azis, seperti yang diceritakan kepada awak media .

Sistem barter cukup sederhana, diawali dengan kebutuhan barang yang diinginkan, kemudian diiringi dengan perjanjian untuk saling menukar barang hingga terjadi pertukaran barang.

“Mereka biasanya barter hasil bumi seperti beras, gula, dan berbagai sembako lainnya,” kata Saeful.

Menurutnya, gotong-royong di tengah masyarakat Desa Cikanyere masih terjalin dengan baik. Oleh karenanya, kultur seperti ini layak menjadi contoh yang baik untuk masyarakat lainnya.

“Sudah sejak lama kami saling tukar menukar barang, kalau saya tidak punya beras bisa tukeran dengan tetangga. Jadi tidak perlu harus ada uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” aku Kosim (53) warga Desa Cikanyere.

Menurutnya, budaya barter cukup membantu perekonomian masyarakat di tengah himpitan ekonomi. “Cari uang itu susah sekali, jadi barter ini cukup meringankan beban kami,” tandasnya.

Spoiler for "Suasana masyarakat Cikanyere, Cianjur":



Nah, meski jaman sudah modern, ternyata sistem perdagangan kuno dengan sistem barter masih berlaku. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, kearifan lokal seperti ini wajib dijaga kelestariannya. Jangan sampai suatu saat nanti, kita hanya tahu barter itu cuma dalam ulasan, tanpa pernah melihat atau terlibat langsung dalam sistem yang cukup unik ini. Persis seperti binatang purba dalam film Jurrasic Park.






NB : Ane ga minta apa² gan. Demi ikut meneruskan budaya barter, cukuplah timpuk ane dengan cendol atau kasi rate. Kita barter ya?

Salam skydavee...



Bonus:

Spoiler for Barter paling aneh:


Spoiler for "Eneng, barter dengan hatiku yuk...:
Diubah oleh skydavee 15-07-2017 14:37
0
43.6K
213
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan