- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sepanjang Jalan Kenangan


TS
icat.fnt
Sepanjang Jalan Kenangan
Intro:
Yo, apa kabz gan dan enzis. Sekarang ane bakal ngaplod cerita yang ane buat (Fiksi). Bisa dibilang cerita ini hanyalah fiksi belaka. Nama dan Tempatpun gak sebenarnya. Namun berkait sedikit dengan kisah hidup ane. Yo Chapter Zero segera muncul.
"Dengan ini, telah resmi. Saudara Radja Laksana Perkasa dan saudari Dewi Gemilang Sabarina dinyatakan bercerai."
Tok tok tok
Ya, dengan itu kini hubungan yang telah lama goyah itu kini telah hancur berantakan. Beriring secercah harapan yang hilang cahayanya. Kata-kata si pria berjubah hakim itu telah meresmikan bahwa di antara aku dan dia kini bukan lagi sepasang sejoli.
Dia bersama ceritanya, dan dakupun tiada berbeda. Setelah tiga kali palu kecil itu berdentang, sebuah lembar baru akan kujalani. Tanpa yang namanya seorang istri tercinta. Kini hanya tersemat nama mantan terindah untuknya -atau mungkin yang lain-.
-
Menatap indah lautan biru di Pantai Laksamana Alfredo mungkin hanyalah sebuah bagian dari pemulihan dari rasa kekecewaan yang menyelimuti hati ini. Daripada pergi ke 'surga dunia' lebih baik aku nikmati saja pemandangan sunset pertamaku sebagai seorang duda. Hahaha, jijik jika aku mengatakan bujangan tua.
Setidaknya, rasa kangen itu bisa dengan sekejap hilang -walau tidak untuk selamanya-. Tak terasa sudah sebungkus batang rokok musnah dari genggam tangan dan sulut api dari pemantik milikku.
Wahai adindaku yang tersayang,
Andaikan kakanda masih bisa memperbaikinya.
Namun, kakanda sadar tiada lagi tersodor pilihan.
Selain mengkhianati janji suci pernikahan.
Wahai adindaku yang tersayang,
Masih selalu melekat satu pertanyaan ini.
Mengapa kau tega mencampak kakanda.
Dengan cara yang sangat kakanda benci.
Oh Tuhan, andaikan aku bisa melupakan kejadian itu dengan sekejap. Ketika ia dengan sensualnya berhubungan badan dengan si pria brengsek itu. Aaargh... buat apa lagi kuingat memori najis itu. Tak ada satupun yang sempurna baik! Gumam diriku di dalam hati. Huuft, sepertinya metode intropeksi diri ini tiada gunanya. Lebih baik kupulang saja berhubung bulan telah duduk di singgasananya.
-
Kukayuh sepeda ini sambil menikmati jalanku pulang ke rumah. Sudah terdengar suara jangkrik yang menghiasi sepanjang perjalananku di Jalan V. Lakapu. Rumahku dari pantai tadi berkisar 3 KM. Lumayan jauh untuk bersepeda pertama kalinya tanpa seorang pasangan. Tiba-tiba sebuah mobil Xenia hitam melewatiku dengan sedikit menyenggol sepedaku.
"Hoi baik!"
Teriakku memaki si pengendara ugal-ugalan mobil tersebut. Namun, mobil itu yang menapak tilas jalan dengan arah yang tak terduga itu mulai hilang kendali dan berakhir dengan membantinf ke arah yang tak terduga. Mobil itu menabrak sebuah pohon beringin besar dari bahu kiri jalan.
"Astaga"
Aku terperanjat kaget. Terlihat bagian depan mobil yang berkaca hitam tebal itu rusak parah. Buru-buru langsung aku mengayuh sepedaku ke arah mobil itu. Untung saja sejak kecil aku telah diajarkan untuk selalu berani dan memang dasarnya aku tidak percaya adanya hantu atau makhluk sejenis itu.
Ketika kuhampiri mobil yang sudah tak terlalu berbentuk seperti mobil pada umumnya tersebut, kulihat pengemudi itu dari kaca depan yang pecah. Dan ternyata dia adalah.
Yo, apa kabz gan dan enzis. Sekarang ane bakal ngaplod cerita yang ane buat (Fiksi). Bisa dibilang cerita ini hanyalah fiksi belaka. Nama dan Tempatpun gak sebenarnya. Namun berkait sedikit dengan kisah hidup ane. Yo Chapter Zero segera muncul.
[U]Chapter Zero[/U]
Terkadang,
Ada kalanya waktu aku mengingat.
Sepenggal kisah cinta kita berdua.
Yang terajut dalam kepingan memori-memori usang,
Ada kalanya waktu aku mengingat.
Sepenggal kisah cinta kita berdua.
Yang terajut dalam kepingan memori-memori usang,
Terkadang,
Serumit itukah merasakan rangkaian kronologi itu?
Tanpa mengenakan yang namanya rasa sakit.
Berjumpa perih yang datang menyelimuti.
Serumit itukah merasakan rangkaian kronologi itu?
Tanpa mengenakan yang namanya rasa sakit.
Berjumpa perih yang datang menyelimuti.
"Dengan ini, telah resmi. Saudara Radja Laksana Perkasa dan saudari Dewi Gemilang Sabarina dinyatakan bercerai."
Tok tok tok
Ya, dengan itu kini hubungan yang telah lama goyah itu kini telah hancur berantakan. Beriring secercah harapan yang hilang cahayanya. Kata-kata si pria berjubah hakim itu telah meresmikan bahwa di antara aku dan dia kini bukan lagi sepasang sejoli.
Dia bersama ceritanya, dan dakupun tiada berbeda. Setelah tiga kali palu kecil itu berdentang, sebuah lembar baru akan kujalani. Tanpa yang namanya seorang istri tercinta. Kini hanya tersemat nama mantan terindah untuknya -atau mungkin yang lain-.
-
Menatap indah lautan biru di Pantai Laksamana Alfredo mungkin hanyalah sebuah bagian dari pemulihan dari rasa kekecewaan yang menyelimuti hati ini. Daripada pergi ke 'surga dunia' lebih baik aku nikmati saja pemandangan sunset pertamaku sebagai seorang duda. Hahaha, jijik jika aku mengatakan bujangan tua.
Setidaknya, rasa kangen itu bisa dengan sekejap hilang -walau tidak untuk selamanya-. Tak terasa sudah sebungkus batang rokok musnah dari genggam tangan dan sulut api dari pemantik milikku.
Wahai adindaku yang tersayang,
Andaikan kakanda masih bisa memperbaikinya.
Namun, kakanda sadar tiada lagi tersodor pilihan.
Selain mengkhianati janji suci pernikahan.
Wahai adindaku yang tersayang,
Masih selalu melekat satu pertanyaan ini.
Mengapa kau tega mencampak kakanda.
Dengan cara yang sangat kakanda benci.
Oh Tuhan, andaikan aku bisa melupakan kejadian itu dengan sekejap. Ketika ia dengan sensualnya berhubungan badan dengan si pria brengsek itu. Aaargh... buat apa lagi kuingat memori najis itu. Tak ada satupun yang sempurna baik! Gumam diriku di dalam hati. Huuft, sepertinya metode intropeksi diri ini tiada gunanya. Lebih baik kupulang saja berhubung bulan telah duduk di singgasananya.
-
Kukayuh sepeda ini sambil menikmati jalanku pulang ke rumah. Sudah terdengar suara jangkrik yang menghiasi sepanjang perjalananku di Jalan V. Lakapu. Rumahku dari pantai tadi berkisar 3 KM. Lumayan jauh untuk bersepeda pertama kalinya tanpa seorang pasangan. Tiba-tiba sebuah mobil Xenia hitam melewatiku dengan sedikit menyenggol sepedaku.
"Hoi baik!"
Teriakku memaki si pengendara ugal-ugalan mobil tersebut. Namun, mobil itu yang menapak tilas jalan dengan arah yang tak terduga itu mulai hilang kendali dan berakhir dengan membantinf ke arah yang tak terduga. Mobil itu menabrak sebuah pohon beringin besar dari bahu kiri jalan.
"Astaga"
Aku terperanjat kaget. Terlihat bagian depan mobil yang berkaca hitam tebal itu rusak parah. Buru-buru langsung aku mengayuh sepedaku ke arah mobil itu. Untung saja sejak kecil aku telah diajarkan untuk selalu berani dan memang dasarnya aku tidak percaya adanya hantu atau makhluk sejenis itu.
Ketika kuhampiri mobil yang sudah tak terlalu berbentuk seperti mobil pada umumnya tersebut, kulihat pengemudi itu dari kaca depan yang pecah. Dan ternyata dia adalah.


anasabila memberi reputasi
1
1.7K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan