Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wever.coAvatar border
TS
wever.co
Mengenal Clothing dan Distro
Selamat Siang agan2 dan sister

Quote:


Quote:


Quote:



Memang beda ya Distro dgn Clothing?
Banyak pendapat yang menganggap tentang kedua istilah diatas, antara lainnya:
Ada yang bilang klo clothing itu produk atau tokonya, sedang distro adalah sistem penjualannya. Ada yang bilang, clothing itu distro tanpa toko/outlet, sedangkan distro adalah clothing yang lengkap dengan toko.Bahkan ada yang berpendapat kalo distro dan clothing adalah idem atau sama saja. Namanya berpendapat yah boleh-boleh aja koq berbeda-beda yang penting jangan memaksakan pendapatnya untuk diakui paling benar heheheehehe. Tapi kalo kita coba telusuri pengertian tentang Distro dan Clothing, memang berbeda.


Pengertian Clothing Company


Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Awalnya barang yg diproduksi berupa kaos, tapi seiring perkembangan kebutuhan dan permintaan customer, produknya pun meluas hingga ke celana, dompet, tas dan aksesoris lainnya. Istilah clothing lokal sendiri dimulai dengan berdirinya 347 boardrider.co pada tahun 1996 (sekarang 347/eat). Clothing ini mengambil nama dari lokasi pertamanya yang terletak di Jalan Dago no.347. Disusul kemudian oleh Ouval Research pada tahun 1997 (meskipun pada awalnya telah dirintis oleh salah satu foundernya, Arif Maskom pada 1993 dengan merilis M Clothing). Serta ada pula Airplane, Harder, No Labels (NL’s), Monik, dan Two Clothes yang berdiri 1998. Serta masih banyak lagi clothing serta distro lainnya yang jika disebutkan di sini akan sangat banyak memakan ruang dan waktu.

Pengertian Distro

Distro berasal dari kata Distribution Store yang bisa diartikan sebagai tempat/outlet/toko yang secara khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas. Biasanya berasal dari komunitas music band-band independent atai intilahnya band indie dan komunitas skateboard. Produk2nya biasanya terdiri dari album-album band indie sampai ke pernak perniknya spt kaos dan aksesoris dan produk2 apparel untuk skateboard. Di Bandung pun distro pertama kali dibuka untuk menjual produk dari band-band luar khususnya band underground serta perlengkapan dan apparel untuk skateboard. Dimulai dengan adanya Reverse di Jalan Sukasenang, yang menjual berbagai kaos musik luar dan apparel skateboard. Reverse juga dikenal sebagai markas musisi pelopor indie label waktu itu. Kemudian ada juga Hobbies yang mengkhususkan diri pada produk-produk skateboard, serta Mossy yang khusus hanya menjual kaos band-band luar. Sedangkan distro yang pertama menjual produk dari clothing lokal sendiri adalah Anonim. Kemudian Flashy serta Cynical md di Jakarta. Saat ini istilah dDistro kemudian dikenal sebagai toko/retail yang khusus hanya menjual produk dari berbagai clothing lokal serta merchandise band indie lokal.

“Jadi jika disimpulkan bahwa Distro merupakan outlet atau toko yang difungsikan sebagai jalur distribusi dari produk-produk Clothing Company dari suatu komunitas.”


Sejarah Perkembangan Distro


Keberadaan distro di kota kembang Bandung berangkat dari komunitas musik underground dan perlengkapan permainan skateboard. Distro ‘ Revers ‘ merupakan distro pertama yang berada di jalan Sukasenang yang menjual berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan perlengkapan skateboard. Kemudian muncul distro ‘Hoobies’ yang mengkhususkan diri pada skateboard serta distro ‘Mossy’ yang khusus menjual t-shirt music kelompok luar negeri. perkembangan selanjutnya adalah pada pertengahan tahun 1990 muncul distro yang pertama menjual produk dari musik lokal, yaitu ‘Anonim’ dan ‘Riotic’ hingga pada puncaknya yaitu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1998 adalah masa dimana distro yang menjual produk lokal bermunculan. Pada tahun 1996, berdirilah sebuah clothing company bernama ’347′ Boardrider.co’ kemudian disusul oleh kehadiran ‘Ouval Research’ pada tahun 1997 hingga pada tahun 1998 semakin banyak yang bermunculan yaitu ‘Airplane’, ‘Harder’, ‘No Labels’, ‘Monic’ dan ‘Two Clothes’. Patut untuk disimak, bahwa meskipun jauh-jauh hari sebelumnya telah banyak merk pakaian/fashion lokal yang telah bertebaran, tapi istilah clothing dan distro ini baru dikenal di negeri kita ini sewaktu dipopulerkan oleh merk-merk di atas.

Kemudian istilah clothing maupun distro semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain.Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass produk lain.
Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah kentalnya hubungan antara clothing/distro dengan komunitas lokal sebagai roots mereka. Selain orang-orang yang berada di belakang tiap clothing tersebut rata-rata adalah pemuda yang dulunya berkecimpung di scene lokal, kehadiran mereka pun ikut mensupport kehidupan scene lokal yang sempat mati suri menyusul tiadanya lagi acara di Saparua misalnya.

Karakteristik Distro


Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya, semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing. Yang menjadi hal yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat menarik. Lahan distro yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa disulap menjadi tempat berbelanja busana yang sangat nyaman untuk para calon pembeli yang berkunjung dengan variasi warna yang menarik untuk memberi kenyamanan setiap orang yang datang untuk membeli atau sekedar mencari tahu tren busana anak muda jaman sekarang. Sepatu, baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di jual dengan harga yang disesuaikan dengan isi dompet remaja. Inilah yang membuat distro semakin berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di kota-kota besar Indonesia.Walaupun dengan segudang citra positif yang termuat dalam perkembangan Distro di Indonesia tetap saja ada sesuatu kekhawatiran yang berkembang yaitu para remaja menjadi sedikit konsumerisme dalam berbelanja sebuah produk yang mereka sukai.

Kekhawatiran yang lain adalah remaja yang terlalu fokus mendandani fisik mereka semata. Namun secara keseluruhan perkembangan distro di Indonesia tetap memberikan pengaruh positif bagi perkembangan dunia fashion, gaya busana hingga membei pembelajaran tentang sebuah kemandirian mendirikan usaha. Oleh karena itu jika anda pengen membuat clothing atau distro, tahap pertama adalah menentukan soul, konsep serta karakter dari clothing/distro yang hendak anda dirikan. Jangan hanya terbawa trend! Patut di ingat bahwa clothing/distro ini memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan bisnis biasa. Akan selalu ada idealisme D.I.Y (Do It Yourself) di balik setiap clothing. Modal yang besar serta fasilitas yang melimpah bukanlah jaminan kesuksesan. Karena publik pun akan bisa menilai mana clothing/distro yang sesungguhnya dan mana yang hanya terbawa arus tren yang sedang marak, tanpa memahami idealisme di balik bisnis clothing/distro yang sebenarnya.

Sumber : Clothing & Distro

Quote:


Quote:
0
11.9K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan