Dalam konferensi pers terkait pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia, Menkopolhukam Wiranto mengatakan bahwa terhadap organisasi yang dinilainya bertentangan dengan eksistensi Indonesia ini, "tidak ada jalan lain dan tidak ada kompromi".
"Kita tidak akan kompromi dengan pihak-pihak lain yang justru mengancam eksistensi Indonesia, nation-state yang sudah diakui dunia. Mengherankan tatkala NKRI terancam, ada banyak diskursus, opini, berkembang seakan ini hal yang biasa, ini tidak biasa, ini luar biasa,"katanya.
Menurutnya, lewat aksi pembubaran, pemerintah jelas sungguh-sungguh ingin menyelesaikan persoalan tersebut.
Wiranto berharap bahwa tokoh-tokoh agama dan alim ulama akan "kami ajak untuk memahami masalah ini secara jernih, proposional, kongkret".
Lebih lanjut, Wiranto menyebut aksi pembubaran ini sebagai upaya melakukan pembelaan negara.
Menurut Wiranto, HTI memang merupakan organisasi kemasyarakatan yang kegiatannya menyangkut dakwah, namun dakwah yang disampaikan masuk dalam ranah politik yang mengancam kedaulatan.
Gerakan politik dari HTI, disebutnya, mengusung ideologi khilafah yang "berorientasi meniadakan nation state, negara bangsa untuk mendirikan pemerintahan Islam dalam konteks yang lebih luas lagi".
Sebelumnya pada Senin (8/5), Wiranto mengumumkan niat pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia yang dianggap bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45 serta menciptakan benturan di masyarakat.
Ntap
Tidak ada tempat buat ideologi khilafah di NKRI ini.