itoday - Informasi gawat diungkapkan aktivis Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya. Kriminolog ini mengaku mendapat bocoran bahwa Muhammadiyah dimasukkan dalam kategori ormas radikal. Benarkah?

“Sudah terus terang. Nama Muhammadiyah, sesuai bocoran yang saya terima, juga dimasukkan dalam kategori Ormas Radikal,” tulis Mustofa di akun Twitter @NetizenTofa.

Penegasan Mustofa itu menanggapi pernyataan pengamat terorisme Harits Abu Ulya soal langkah sistemik pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok lainnya. “Radiogram ke seluruh Pemda di Indonesia, produk simbiosis KemenKumHam, Kemendagri, Kemenag secara sistemik mau amputasi HTI dan kelompok lainnya|Represif,” tulis Harits di akun @HaritsAbuUlya01.

@HaritsAbuUlya01 pun membeberkan dokumen-dokumen yang dimaksud. Setidaknya ada tiga dokumen yang diungkap Harits. “Dokumen yang menunjukkan langkah sistemik rezim untuk bubarkan HTI dengan cara represif (Perpu/Perpres), (1),” tulis @HaritsAbuUlya01.

“HTI akan dibubarkan secara sistematis dan dimungkinkan akan merembet kepada ormas-ormas radikal lainnya demi mewujudkan kondisi Indonesia yang kondusif,” demikian salah satu point dari dokumen yang dikirimkan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Jawa Tengah.

Point penting lainnya, penyebutan istilah “Islam Radikal” akan diganti dengan istilah “Kelompok Radikal”, dengan alasan agar tidak menyudutkan dan merugikan Umat Islam.

Di sisi lain, ungkapan “menarik” dilontarkan pengamat politik AS Hikam terkait sikap Muhammadiyah. “14 Ormas Islam sepakat dukung ada PERPPU PEMBUBARAN HTI. Sayang Muhammadiyah TAK IKUT ambil bagian di dalamnya. KURANG SOLID?” tuls AS Hikam di akun @mashikam pada 9 Juli 2017.
IToday

Wah bakal beabe nech



maksud ane berabe