: Riset teknologi eksplorasi antariksa tampaknya tidak hanya dimonopoli oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Tiongkok baru-baru ini dilaporkan sedang melakukan eksperimen simulasi hidup di planet lain dalam jangka waktu yang sangat panjang. Empat peneliti asal Tiongkok dilaporkan berpartisipasai dalam eksperimen tersebut yang melibatkan simulasi bertahan hidup selama 200 hari.

Selama masa simulasi, para ilmuwan akan diisolasi dalam sebuah fasilitas khusus bernama Lunar Palace 365. Di sana mereka harus melakukan banyak hal termasuk mencoba bertahan hidup dengan suplai makanan, air, dan udara yang sangat terbatas. Menurut Engadget, para ilmuwan tersebut memanfaatkan berbagai teknologi daur ulang agar bisa bertahan hidup.

Namun, yang menjadi perhatian utama dalam eksperimen ini adalah ketahanan psikologis para ilmuwan. Hidup di ruang yang sangat terbatas dengan interaksi hanya sebatas empat orang dan terputus dari sistem komunikasi global akan membuat seseorang mudah stres.

Dalam eksperimen kali ini, para ilmuwan tersebut diminta melakukan berbagai kegiatan dan simulasi untuk mengurangi tingkat stres.

Meski simulasi yang dilakukan tidak secanggih eksperimen yang dikerjakan oleh NASA, ini membuktikan bahwa Tiongkok sangat ambisius untuk mengejar program luar angkasa Amerika Serikat dan Rusia.

Eksperimen yang terus digelar ini memang tidak akan menguntungkan Tiongkok dalam waktu dekat, namun di masa depan mereka bisa berpotensi menjadi salah satu negara terdepan di bidang eksplorasi antariksa..

Source .