Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

extrazonkAvatar border
TS
extrazonk
Orangtua Pemilik Bom Panci: Anak Kami Dicekoki Qodar
Orangtua Pemilik Bom Panci: Anak Kami Dicekoki Qodar

JawaPos.com - Kedua orang tua AG, pelaku teror bom panci yang meledak di sebuah rumah kontrakan, di Kampung Kubang Bereum RT 07/11, Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (8/7), meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terhadap teman-teman anaknya. Mereka curiga anaknya ‘kabawa ku sakaba-kaba’.

Ai Mariamah (41) dan Tatang Witarya (46), warga Kampung Anggaraja RT 02 RW 07, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, yakin jika anak sematawayangnya itu terbawa ajakan oleh teman-temannya. "Saya yakin anak saya cuma kebawa-bawa sama temannya. Soalnya dia nggak gitu orangnya. Di rumah juga sopan," kata Ai, Minggu (8/7).

Kini, sang ibu pun hanya bisa pasrah anaknya diberikan hukuman seadil-adilnya. jika terbukti melakukan tindakan terorisme ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang. "Tentunya saya serahkan saja sama polisi mau diapakan. Kalau terbukti berikan hukuman yang adil, kalau tidak, mohon diberikan bimbingan kepada anak saya," ujarnya.

Sejak enam bulan ke belakang, lanjut Ai, perilaku anaknya mulai berubah tidak seperti biasanya. AG jadi semakin tertutup dan jarang bicara namun lebih banyak bicara masalah agama. Cara berpakaiannya juga berubah drastis, sering menggunakan gamis dan celana yang ngatung. Selain itu dia juga jadi hobi memanah.

"Dia sering adu argumen sama suami saya (Tatang) masalah agama. Misalnya dia itu melarang keluarga untuk menabung di bank karena haram, jangan makan daging yang tidak jelas bagaimana cara memotongnya dan banyak sekali yang didebat sama dia," tuturnya.

Sebetulnya AG sempat kuliah di salah satu universitas di Kota Bandung dengan mengambil jurusan bisnis. Tapi hanya bertahan selama tiga bulan dan akhirnya keluar karena menganggap apa yang dipelajarinya juga haram. "Padahal waktu awal-awal kuliah itu tidak ada masalah, dia juga kuliah dengan biaya sendiri," ucapnya.

Ai menambahkan, perubahan perilakunya semakin berubah setelah AG mengikuti pengajian dengan salah satu rekannya Qodar (25). Pria itu diketahui berasal dari Tasikmalaya dan berprofesi sebagai penjual bubur kacang hijau. "Saya dan suami sempat mencurigai Qodar, karena setelah bergaul dengan Qodar, anak saya langsung. Dan qodar juga bukan nama asli," ujarnya.

Kini kedua orang tua AG berharap agar secepatnya diketahui siapa yang betul-betul bersalah. "Kami menginginkan yang terbaik untuk AG. Sebagai ibu kandung, saya berharap, kejadian ini bisa memberikan efek jera bagi saya," ujarnya Radar Bandung (Jawa Pos Group).

Sementara itu, AG yang tinggal di kontrakan berukuran 1x2 meter di Kampung Kubang Bereum RT7/RW11 Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung memiliki diary khusus rencana proses pemboman di sejumlah tempat.

Dari diary berkuran buku tulis tipis tersebut menyebutkan beberapa tempat yang menjadi target operasi peledakan. Dua diantaranya rumah makan dan satu tempat ibadah.

Tak hanya itu, informasi yang diterima dari Wakapolda Jabar, Brigjen Pol Bambang Purwanto menjelaskan di dinding rumah kontrakan terdapat lafal bismillah dan beberapa kalimat yang menyatakan siap jihad.

"Kami masih dalam proses pendalaman pelaku dari jaringan mana dan tujuan sebenarnya untuk apa. Selain itu ada tiga saksi juga yang sedang diperiksa di Mapolrestabes Bandung," ujarnya usai olah TKP, Sabtu (8/7) malam.

Menurut Bambang, pelaku AG (22) yang merupakan tukang bakso goreng keliling telah melakukan kesalahan dalam merangkai bom yang dilihatnya dari internet.

"Di kamar korban, masih ada bekas bungkus nasi dan perlatan rakitan yang belum dibereskan setelah diracik. Kebetulan korban keluar dulu dan setelah kembali ternyata bomnya sudah meledak," tuturnya.

Pelaku yang tinggal seorang diri itu pun aktif dibeberapa kegiatan keagamaan di lingkungannya serta mengikuti beragam komunitas di kampus Politeknik Piksi Ganesha jurusan Manajemen Bisnis. "Ia dikenal oleh teman-temannya sebagai salah satu kelompok agama di kampus yang sedang ingin berhijrah," ucapnya.

Sehingga saat ia mempelajari cara merakit bom panci di internet dinilai wajar. "Link tersebut kemungkinan besar akan merujuk ke salah satu situs jaringan teroris tertentu," ujarnya.

Sementara itu, Endang Li (54) selaku penjaga kontrakan mengaku AG baru dua bulan menempati kontrakanya tersebut. "Kamar AG sebulannya Rp 150 ribu," ujarnya kepada wartawan, Minggu (9/7).

Ia mengaku tak ada kecurigaan sama sekali kepada AG, selain dikenal baik ia pun tidak pernah telat membayar biaya kontrakan. "Kamar sebelahnya sudah kosong, sebelumnya ada seorang penjahit yang tinggal disana," ungkapnya. (gat/nda/yuz/JPG)

www.jawapos.com/read/2017/07/10/143168/orangtua-pemilik-bom-panci-anak-kami-dicekoki-qodar

"sering menggunakan gamis dan celana yang ngatung. Selain itu dia juga jadi hobi memanah"

Ciri-ciri seperti ini, seperti pernah lihat di tipi emoticon-Ngacir
0
7K
81
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan