- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pulpen China Gampang Bocor Tapi Diburu Pembeli, Kok Bisa?


TS
nevertalk
Pulpen China Gampang Bocor Tapi Diburu Pembeli, Kok Bisa?

Meski tidak memiliki kualitas baik, alat tulis asal China punya pasarnya sendiri. Salah seorang pedagang alat tulis di Proyek Pasar Pagi, Rohman mengatakan, beberapa pelanggannya masih ada yang mencari alat tulis impor lantaran harganya relatif lebih murah.
"Ada saja yang beli. Makanya masih jual. Tapi tetap banyakan (jual) merk lokal," ungkap Rohman kepada detikFinance, saat ditemui di Proyek Pasar Pagi, Jakarta Barat, Senin (10/7/2017).
Rohman mengatakan, pembeli alat tulis impor asal China biasanya tidak mengutamakan kualitas dalam membeli. Seperti masyarakat kalangan bawah, yang mementingkan harga murah, serta perkantoran atau restoran yang tidak fokus menjadikan pulpen sebagai kebutuhan utama.
Baca juga: Pilih Mana, Pulpen China Rp 8.000/Lusin atau Lokal Rp 12.000?
"Ya orang-orang yang penghasilannya pas-pasan kan yang penting ada, enggak pikir kualitas. Kantor-kantor juga masih ada beberapa (beli alat tulis impor), restoran juga kan buat nulis pesenan. Itu kan enggak mesti bagus, yang penting nyata," ujarnya.
Seperti diketahui, harga pulpen impor memang memiliki selisih sekitar 20% dibandingkan produk lokal. Jika pulpen lokal paling murah dihargai sekitar Rp 12.000 per lusin, pulpen impor dijual dengan harga Rp 8.000 per lusin.
Harga yang murah ini sebanding dengan kualitasnya.
"Pulpen China gampang bocor, macet-macet. Apalagi kalau diperhatikan lebih jeli, isi pulpennya gak penuh, kaya pulpen kita (lokal). Pensilnya juga gitu, kaloau habis diserut, cepet patah. Enggak kuat," tutur Rohman.
https://finance.detik.com/berita-eko...030.1480355795
Jual Alat Tulis China, Pedagang Asemka Raup Omzet 70 Juta/Hari

Tahun ajaran baru mampu membuat pedagang alat tulis kebanjiran pembeli. Begitu juga yang dirasakan pedagang di Pasar Asemka, Jakarta Barat.
Salah seorang pedagang bernama Ade mengaku dirinya bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah dari hasil berdagang alat tulis, termasuk diantaranya alat tulis impor dari China. Diantaranya, pulpen, pensil, penghapus hingga tempat pensil.
"Lagi ramai-ramainya bisa sampai Rp 70 juta kemarin," ungkap Ade kepada detikFinance, Senin (10/7/2017).
Menurutnya omzet tersebut meningkat dari hari biasanya yang hanya berkisar Rp 20 jutaan. omzet paling besar dihasilkan dari penjualan buku tulis.
"Banyak orang cari sih buku pasti. Sehari bisa lebih dari 200 pak buku, pulpen 30 pak," terangnya.
Berikut daftar harga alat tulis yang ditemui di Pasar Asemka:
Buku Tulis (58 Lembar) Rp 28 ribu per pack
Pulpen Rp 20 ribu per lusin
Pensil Rp 15 ribu per lusin
Penghapus Rp 30 ribu per pack
Kotak Pensil Rp 20-80 ribu per pcs
Rautan giling Rp 25-60 ribu per pcs
CINTAI PLODUK-PLODUK INDONESIA PERLU DIGALAKKAN LAGI LEWAT REVOLUSI MENTAL

MENTERI JOKOWI, ENGGARTIASTO LUKITA”, Menteri Perdagangan yang Baru
KUDU BERPERAN AGAR CINTAI PRODUK SENDIRI
Diubah oleh nevertalk 10-07-2017 17:12
0
5.5K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan